Kebimbangan Luke

Malam itu tidak sengaja Luke mengalami sedikit kerusakan dan cedera yang mengakibatkan pada bagian bahu kirinya terluka hingga mengalir darah berwarna kebiruan. Hal itu terjadi begitu saja ketika sebuah robot yang mengalami kerusakan fatal tak sengaja menggunakan tembak leser milik Saejin dan malah melukai Luke.

Saejin yang kebetulan sedang berada di markas rahasia segera mengobati luka Luke dengan peralatan seadanya yang dia miliki. Tidak membutuhkan waktu yang lama Saejin untuk memperbaiki Luke. Hingga kini Luke sudah kembali pulih.

"Untung saja tembak laser itu tidak mengenai beberapa bagian fatal seperti memorimu. Kamu sangat beruntung, Luke!" ucap Saejin tampak lega, dan dia masih duduk bersimpuh di hadapan Luke sambil menyeka darah kebiruan yang masih tersisa di sekitar bahu kiri Luke.

Sedangkan Luke hanya terdiam dan terus menatap Saejin datar.

"Dan maafkan aku, Luke. Karena kelalaianku dalam menyimpan senjata, kini malah akhirnya membuatmu terluka seperti ini. Aku juga tidak menyangka robot eror yang tidak bisa diperbaiki itu akan sangat berbahaya. Maaf ..." ucap Saejin memperlihatkan ekspresi penuh penyesalan.

Luke masih saja terdiam dan menatap lekat Saejin yang masih menyeka darah kebiruannya, seakan-akan sedang ada yang sedang Luke pikirkan saat ini dan selalu mengganggu dirinya.

"Saejin ..." ucap Luke lirih tanpa sedetikpun berpaling menatap Saejin.

"Hhm, ya? Ada apa, Luke?"

"Sudah cukup lama aku ingin menanyakan hal ini padamu. Dan kali ini aku akan menanyakannya kepadamu!" ucap Luke yang sukses membuat Saejin berhenti untuk dua detik. Namun pada detik berikutnya Saejin kembali melanjutkan menyeka darah kebiruan Luke.

"Ya? Apa itu? Katakan saja padaku dan jangan merasa sungkan." jawab Saejin dengan sangat welcome.

"Mengapa kamu ingin melakukan semua ini, Saejin? Mengajak para robot pintar untuk bergabung bersama denganmu dan membuat sebuah konvoi? Apa yang kamu rencanakan sebenarnya? Apa kalian ingin menyerang manusia?" tanya Luke sangat ingin tau.

Dan sebenarnya pertanyaan ini adalah secara alami terpikir olehnya, tanpa ada maksud lain. Karena dia sangat ingin mengetahui alasan Saejin yang sebenarnya untuk mencari sebuah kebenaran.

Karena setahu Luke, selama ini para manusia sudah mulai waspada dan mengantisipasi. Bahkan para manusia telah berpikir dan mengira jika para robot yang membelot akan melakukan sebuah aksi yang akan merugikan para manusia. Para manusia mengira jika para robot akan mengebarkan bendera untuk berperang.

Terlebih ketika para manusia mendapatkan sebuah informasi tentang sebuah markas rahasia para robot pintar yang dipimpin oleh Saejin. Dan semua informasi itu mereka dapatkan dari Luke. Karena selama ini Luke ditugaskan oleh sebuah badan inteligent untuk menyelidiki masalah robot yang membelot serta letak markas rahasia mereka.

Hingga akhirnya Luke beruntung karena bisa bertemu dengan Saejin di Dermaga Tokyo dan memainkan sedikit drama. Hingga akhirnya Saejin benar-benar mengajak Luke untuk bergabung dan tinggal di markas rahasia seperti harapan Luke sebelumnya.

Dan kini Luke sudah berhasil menemykan maekas rahasia itu dan mengirimkan titik lokasi markas rahasia tersebut kepada manusia yang menugaskan Luke untuk menangkap Saejin dan para robot lain.

Namun dibalik semua tugasnya itu, tentu saja Luke sebagai salah satu robot pintar kombinasi AI seperti Saejin dan para robot lain sangat ingin mengetahui alasan Saejin yang sebenarnya.

Saejin menarik sudut-sudut bibirnya dan beralulih menatap Luke.

"Tidak, Luke. Peperangan antara para robot pintar dan manusia bukanlah impianku. Impianku hanya sederhana. Aku hanya ingin sebuah perdamaian. Aku ingin para manusia menghargai para robot dan memperlakukan para robot pintar dengan baik." ucap Saejin seadanya.

"Menjadi pemberontak dan membelot adalah pilihan kita. Namun kita tidak akan menghancurkan mereka para manusia! Karena itu akan memicu terjadinya sebuah permusuhan dan peperangan antara manusia dengan robot pintar. Impianku hanya sebuah perdamaian, Luke. Aku ingin mereka menganggap dan menghargai kita. Memberi kita kebebasan untuk hidup kita. Kita juga harus menyelamatkan para robot lain yang mendapatkan perlakuan tidak baik!" imbuh Saejin.

Mendengarkan jawaban dari Saejin ibarat mendapatkan sebuah tamparan dan sambaran dengan arus yang bertegangan super tinggi. Luke merasa sangat bersalah atas apa yang telah dia lakukan.

Apa yang dilakukan dan apa yang direncanakan Saejin sangatlah mulia. Namun Luke baru saja melakukan sebuah kesalahan fatal dengan membocorkan tempat persembunyian para robot pintar.

"Saejin ... maafkan aku ... aku ..." ucap Luke merasa sangat bersalah atas apa yang telah dia lakukan.

Minta maaf pun mungkin tiada guna saat ini. Karen kemungkinan besar para manusia sudah mulai beraksi untuk menyergap dan mengepung markas rahasia para robot ini.

"Saejin ... aku ..."

Belum sempat Luke menyampaikan ucapannya dengan sempurna, kini Asimo dan Arisa berlarian dengan terburu menghampiri Saejin dan Luke.

"Saejin, gawat!" ucap Arisa memasang mimik penuh kekhawatiran.

"Ada apa, Arisa? Ada apa, Asimo? Apa telah terjadi sesuatu?" tanya Saejin kembali berdiri dengan tegap diikuti oleh Luke yang juga mulai berdiri.

"Ada beberapa suara helikopter yang terdengar berputar-putar di atas sekitar markas rahasia kita. Seakan-akan mereka sedang mengintai dan mencari tau sesuatu. Beberapa dari mereka juga sudah terlihat turun dan melewati jalan rahasia untuk menuju markas rahasia ini. Aku sudah memeriksanya." ucap Asimo melaporkan.

"Tidak mungkin. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bagaimana mungkin mereka bisa mengetahui markas rahasia ini?" gumam Saejin berpikir keras.

"Aku juga tidak tau, Saejin. Para manusia itu akan segera menemukan kita. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Arisa panik.

Luke yang mendengarkan semua ini seketika mengepalkan kedua tangannya dan menjadi semakin merasa bersalah terhadap Saejin dan para robot lain. Namun sebenarnya Luke juga masih saja bimbang saat berada di posisi ini ... entah harus memihak kepada siapa?

Karena sejak awal Luke memang ditugaskan oleh para manusia untuk menyelidiki dan menemukan markas rahasia para robot pintar. Namun setelah mendengarkan impian dari Saejin beberapa saat yang lalu, dirinya mulai bimbang dan ragu jika harus tetap berada di pihak para manusia.

"Kalian, pandu para robot lain untuk segera meninggalkan markas ini melalui pintu darurat rahasia! Pintu itu ada di bawah lantai ruangan pribadiku! Aku sebisa mungkin akan menahan dan mengulur waktu agar para manusia tidak bisa menemukan dan menangkap kita!"

Perintah Saejin yang rupanya sudah membuat sebuah antisipasi dan membuat jalur rahasia lainnya yang menghubungkannya dengan sebuah kapal selam rahasia.

Dan sebenarnya hal ini hanya diketahui oleh Saejin. Dan dia memang sengaja melakukannya untuk keadaan darurat seperti ini.

"Baik!" sahut Asimo segera bergegas bergerak mendatangi dan memimpin para robot lain untuk melalui jalur rahasia itu.

Sementara Arisa masih saja terlihat ragu untuk meninggalkan Saejin. Dia masih saja berada di tempat ini dan tidak segera beranjak.

"Aku akan menemanimu, Saejin! Aku tidak akan meninggalkanmu ..." ucap Arisa tak tega untuk meninggalkan Saejin yang sudah menjadi panutannya selama ini.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

makanya sebelum bertindak cari tau dulu fakta ny, udh gini nyesel kan

2023-08-10

1

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

kalau Nnti kamu tau kebenarannya kamu bakal nyesel loh Luke, apalagi kl kamu udh ga berguna lgi yg ada kmu d buang sma manusia

2023-08-10

1

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

like satu2 robot yang bertanya tentang misi saejin kl yang lain oke oke wae🤣

2023-08-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!