Saejin dan Asimo meninggalkan markas. Mereka dengan sangat berhati-hati dan berjalan mengendap-endap, mereka mencari tau apa yang sebenarnya telah terjadi.
Hingga akhirnya mereka mulai melihat seorang pria berpakaian seragam sebuah mini market membawa sebuah senapan laras pendek sedang berusaha untuk mengejar seorang robot wanita.
Saejin dan Asimo masih mengamati mereka dari kejauhan dan memikirkan sebuah cara untuk menolong robot wanita itu. Namun belum sempat mendapatkan sebuah cara, Saejin sudah mendengarkan suara Venus sang pemandu sistem kembali.
DING ...
[ Misi selanjutnya akan segera dimulai. Selamatkan robot wanita itu dalam waktu 1 jam. Jika misi gagal dilakukan, maka robot wanita itu akan berakhir. ]
Ucap Venus sang pemandu sistem.
"Leader Saejin, aku akan menarik perhatian manusia itu untuk menjauh dari markas kita. Kamu segeralah selamatkan robot wanita itu dan ciptakan sebuah pintu khusus untuk mengunci markas kita! Semoga saja keberadaan markas kita tidak mudah untuk ditemukan para manusia." ucap Asimo tiba-tiba.
Saejin sangat menyetujuinya. Dia mengangguk samar dan menatap sepasang mata kecoklatan Asimo.
"Berhati-hatilah. Dia membawa sebuah senjata api laras pendek." ucap Saejin memperingatkan.
"Baik. Kamu tenang saja! Aku sudah terbiasa dalam perkelahian sebelum bertemu dan bergabung bersama denganmu." ucap Asimo menepuk bahu Saejin.
Saejin masih menatapnya dan kembali mengangguk samar.
Mereka berdua mulai berpisah dan melakukan tugasnya masing-masing. Asimo sengaja memancing manusia itu dengan menghadangnya agar robot wanita itu bisa segera bertemu dengan Saejin.
Asimo menaiki atap dan berlarian di atas atap. Dia mengikuti ke arah manusia yang sedang berlari mengejar robot wanita itu. Hingga akhirnya Asimo mulai melompat sedikit demi sedikit melewati atap dan akhirnya mendarat di hadapan manusia itu. Sementara robot wanita itu segera melarikan diri begitu saja tanpa menghiraukan Asimo.
BRUGGHH ...
Asimo mendarat tepat di hadapan pria itu.
"Siapa kamu?! Mengapa kamu menghalangiku?! Apa kamu tau apa yang baru saja robot sialan itu lakukan di tokoku?! Dia mencuri seluruh uang di mini marketku! Dia juga mencuri beberapa barang!" geram pria berseragam staff mini market itu.
Asimo masih saja terdiam dan tidak menjawabnya. Namun sebenarnya dia hanya sedang mengulur waktu saja agar Saejin memiliki sebuah kesempatan untuk menyelamatkan robot wanita itu.
Belum sempat Asimo menjawabnya tiba-tiba saja ada seorang pria berseragam staff mini market datang dengan terburu.
"Gawat! Gawat! Ada para berandalan yang datang merampok dan malah mengambil uang lainnya! Dia bahkan mengambil mobil toko." ucap pria itu melaporkan.
"Sial!! Mengapa hari ini aku begitu sial?! Baru saja dirampok oleh seorang robot! Dan kini sudah dirampok manusia lainnya!" geramnya segera berlalu begitu saja bersama rekan kerjanya.
Asimo merasa lega. Dan dia segera menatap sekelilingnya. Karena tidak ada tanda-tanda keberadaan dari Saejin maupun robot wanita itu, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke markas.
.
.
.
Sementara itu Saejin belum berhasil mengajak dan menyelamatkan robot wanita itu. Karena robot wanita berpakaian tomboi itu malah dengan cepat berlari dan memasuki sebuah bangunan tua.
Disana ada seorang gadis kecil yang sedang terbaring dan terlihat sangat pucat. Dan tentu saja bisa dipastikan jika gadis kecil itu adalah seorang manusia.
"Liam, apa kamu sudah datang?" tanya gadis kecil itu begitu lirih dan tubuhnya menggigil.
Robot wanita itu segera mengeluarkan sesuatu dari dalam ransel hitamnya.
"Iya. Aku sudah datang kembali. Maaf jika agak lama. Aku harus mencari beberapa obat dan pakaian hangat untukmu. Ayoo, sekarang minumlah obat ini dulu, Aya." sahut robot wanita itu segera membantu gadis kecil itu untuk duduk lalu memberikan obat untuknya.
Robot wanita Liam segera memberikan sebuah pakaian hangat, syal, sarung tangan maupun kaos kaki untuk gadis kecil itu. Lalu dia segera memeriksa kening gadis kecil bernama Aya lagj.
"Kamu masih demam. Namun tempat ini terlalu dingin. Sebaiknya kita mencari tempat tinggal lainnya yang lebih hangat. Ayo! Aku akan menggendongmu, Aya!" ucap robot Liam berniat untuk menggendong Aya, gadis kecil yang berusia sekitar 6 tahun itu.
Namun belum sempat Liam membawa Aya pergi dari tempat ini, Saejin sudah berada di pintu masuk bangunan tua itu. Dan rupanya sudah cukup lama Saejin berada disana.
"Siapa kamu?! Dan mau apa kamu?!" robot Liam yang merasa terancam keberadaannya karena mengira Saejin adalah seorang manusia akhirnya mulai mengeluarkan sebuah senjata laras pendek dan menodongkan ke aeah Saejin.
"Liam, tenanglah! Aku adalah sama sepertimu. Aku adalah robot pintar komninasi AI seperti kamu. Lihatlah ..." ucap Saejin menengadahkan tangan kanannya.
Saejin mulai merubah warna tangan aslinya yang berwarna putih seperti porselain dan memiliki sendi-sendi seperti tubuh robot pada umumnya.
"Dan aku tidak akan menyakiti kalian. Ikutlah bersama dengan kami! Kami akan berusaha untuk melindungi kalian berdua! Kami tinggal di sebuah markas yang tidak jauh dari tempat ini. Dan aku juga memiliki seorang teman robot yang terbiasa merawat tuannya yang sedang sakit. Jadi, kemungkinan dia juga akan bisa merawat Aya." imbuh Saejin meyakinkan Liam.
Liam sudah terlihat putus asa dan tidak tega saat melihat kondisi Aya yang tak lain adalah putri dari tuannya yang sudah meninggal karena sebuah penyakit. Hingga akhirnya Liam mengangguk menyetujui tawaran dari Saejin.
Saejin segera menghampiri mereka berdua lalu duduk jongkok di hadapan Aya.
"Naiklah, Aya! Aku akan menggendongmu!" ucap Saejin.
Gadis kecil Aya yang sudah lemas dan pucat kini dengan patuh segera meraih leher Saejin dari belakang. Mereka bertiga segera meninggalkan tempat itu dan segera mendatangi markas.
...🍁🍁🍁...
Asimo yang sampai lebih awal di markas tidak menemukan keberadaan Saejin. Dan tentu saja hal itu membuatnya tidak merasa tenang, sehingga dia berniat untuk kembali menyusulnya.
Namun baru saja Asimo hendak meninggalkan markas, dja melihat Saejin yang datang dengan seorang robot wanita. Dan dia juga masih menggendong seorang gadis kecil.
Para robot menyambut kedatangan Saejin dengan antusias. Bahkan Arisa dan Jiu-Jiu juga segera menyambut kedatangannya. Namun Saejin segera melewati mereka semua dan membawa gadis kecil Aya di sebuah ruangan.
Meskipun begitu Arisa, Jiu-Jiu, Liam dan Asimo juga masih mengikutinya.
"Jiu Jiu, tolong rawat Aya! Dia sedang sakit dan demam!" titah Saejin sambil membaringkan gadis kecil Aya di atas pembaringan sederhana.
"Baik. Serahkan saja padaku, Leader Saejin." sahut Jiu Jiu dengan patuh.
Jiu-Jiu segera menyiapkan semangkok baskom air dingin. Namun dia menggunakan kemampuannya untuk memanasi air itu sehingga dalam beberapa detik saja, air dingin di salam baskom itu berubah menjadi hangat.
"Liam, ini adalah tempat tinggal kita para robot pintar yang membelot. Kamu juga beristirahatlah. Jika membutuhkan sesuatu, jangan segan untuk memberitahukannya kepadaku atau kepada mereka." ucap Saejin menatap robot Liam datar.
"Baik, aku mengerti. Tapi ... kalian tentu tau bukan jika Aya adalah manusia? apakah kalian tidak keberatan jika Aya juga ada disini bersama denganku? Dia adalah satu-satunya keluarga yang aku punya selama ini ... aku ... aku akan pergi bersama dengannya jika kalian keberatan." ucap Liam mulai terlihat cemas.
Bersambung ...
...🍁🍁🍁...
Bonus visual robot Liam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠
ooow paNteSaN,,,teRnyata diA meNcuRi uNtuK meNoLong gadiS keCiL yanG seDang saKiit tooh
smga LekaS puLih ya dheek😉
2023-07-27
1
⍣⃝కꫝ🎸Riza🌍ɢ⃟꙰Ⓜʜ֟͜͡ᴠE𝆯⃟🚀⚔️⃠
waH keReeeN niiH iDe nya aSiMo
agaar gaK SeMbarang oRang biSa meMaSuki maRkaS kaLiaN😉
2023-07-27
1
@ Yayang Risa Selamanya
Saejin mengajak Liam dan Aya untuk tinggal di markasnya lalu Liam menyetujui ajakan Saejin
2023-07-23
0