Bab 20. Mari berbahagia!

Sekalipun tidak ada yang mengatakan bahwa ini semua adalah salahnya, Anggoro tetap merasa seperti itu. Kesalahan diawal ketika dirinya mengadopsi Axel tanpa berunding lebih dulu. Melihat suaminya tertunduk dengan penuh wajah penyesalan, Mila beranjak dari tempat duduknya.

"Papa, udah dong jangan kayak gitu! emang sih ini kalo dicari ujung permasalahan, ujung pokoknya dari Papa ... makanya, Mama gak mau cerita takut bikin Papa merasa bersalah kayak gini." ungkap Mila, langkahnya tiba disamping Anggoro.

"Jadi, gak usah merasa bersalah lagi! selain udah terlambat juga gak ada gunanya atau malah bikin Axel makin jauh dari Kita Pa, jujur aja Mama gak mau!" tukas Mila memeluk Anggoro dengan mesranya. Kebahagiaan ini cukup membuat hati Mila lega, tentu saja tetap menginginkan keluarga Mereka terus berjalan sehangat ini.

Ada yang sedang tak sadar, Axel menggenggam jemari tangan Amira, saat dirinya berbahagia melihat Mila mampu meredam penyesalan yang dirasakan Anggoro. Ia sempat khawatir Papanya akan berganti merajuk menyalahkan dirinya sendiri.

"Kalian tidur disini aja ya?" pinta Axel membuka percakapan.

"Iya Ma, besok kan weekend?" timpal Amira juga.

"Gimana Pa?" tanya Mila melepaskan pelukannya menunggu keputusan dari sang suami.

"Boleh kok, kamarnya ada dua kan? pasti kamar satunya kosong, kan Axel sama Amira tidurnya jadi satu." celetuk Anggoro mengira anak dan menantunya tidur bersama, padahal mereka tidur dikamar terpisah.

Seketika Amira dan Axel saling toleh,

"Eh, iya Mas! kita kan belum beresin kamar itu ya? takut ada tikus." seru Amira menarik tangan Axel menaiki anak tangga.

"Sayang, mau dibantu gak?" tanya Mila dari lantai dasar.

"Gak usah Ma! Mama tunggu aja dibawah ya? masak tamu disuruh bersih-bersih." jawab Axel. Bagai mendapatkan kekuatan super mereka berdua menaiki anak tangga setengah berlari.

Dan tinggalah nafas terengah-engah setelah berhasil tiba dilantai dua.

"Astaga! capek banget." keluh Amira sejenak beristirahat.

"Iyah! udah macem lihat setan aja." timpal Axel sama sibuknya memompa udara lewat mulutnya juga.

Posisi tangan keduanya masih saling merekat, hingga Axel dan Amira sadar.

"Ya ampun! maaf." seru Axel spontan melemparkan tangan Amira.

"Ah, iya gak papa Pak, Saya juga baru sadar tadi naik sambil tarik tangan Bapak." ucap Amira sama malunya.

"Eh, udah gak usah maaf-maafan lebaran udah lewat ... sekarang mumpung Mama sama Papa masih di bawah Kita beresin kamar Kamu dulu! terus malam ini Kamu baiknya tidur di kamar Saya aja, jadi satu!" jelas Axel bergegas.

"Tapi, apa gak papa Pak?" tanya Amira masih saja sempat bertanya polos seperti itu padahal mereka tidak memiliki waktu untuk berunding lagi sekarang.

"Amira! sekarang bukan waktunya diskusi! ayo keburu Mama sama Papa naik." hardik Axel secara halus tak sampai menyakiti hati Amira. Seperti dikejar waktu Amira menutup mulutnya, segera masuk kekamar.

Mereka langsung bergegas untuk membereskan kamar, tujuan pertama Mereka untuk mengambil barang-barang milik Amira diruangan ini.

"Nah itu tas sama buku Kamu bawa, nanti selimut Saya aja yang bawa!" tukas Axel.

Amira menurut, mulai sibuk membawa semua buku-buku itu, hingga ada satu barang penting lagi membuat langkah kakinya terhenti.

"Pak, pakaian Saya gimana?" tanyanya.

"Udah nanti Saya ambilin beberapa potong dulu aja, udah gih sana!" hardik Axel lagi.

Demi terlihat seperti pasangan suami istri sungguhan, mereka berdua harus bekerjasama sekarang. Sampai tak sadarakan menemukan permalasahan baru nanti.

Tangan kekar Axel telah dipenuhi banyak barang, diliriknya lemari pakaian Amira. Laki-laki itu masih memiliki satu tugas untuk mengambil beberapa potong pakaian.

"Srak."

Axel hanya asal ambil pilih, mulai memasukkan kedalam selimut lebar.

"Eh, daleman kan belum ya?" serunya. Hingga membuka laci kecil pakaian tempat sensitif bagi wanita. Tatapan geli ketika Axel mengerutkan matanya, kain kecil berbentuk kacamata buta serta segitiga bermuda berjajar rapi disana.

"Ya Tuhan, maafin hambamu ini." ucap Axel merasa berdosa padahal hal ini termasuk lumrah bagi sepasang suami istri.

Waktu sepuluh menit adalah waktu yang singkat, tapi dengan kecepatan tinggi Mereka berdua berhasil membersihkan sesuatu yang bisa menimbulkan kecurigaan para orangtua. Dan datanglah Mila kelantai atas, setelah mendengar langkah kaki seperti orang sedang kejar-kejaran terdengar sampai i lantai dasar.

"Kalian, kenapa kok kayak orang ngos-ngosan gitu? kan Mama bisa bantuin?" tanya Mila melihat Amira dan Axel berdiri bersandar ditembok rumah seperti hewan cicak.

"Hehe, gak papa Ma ... udah selesai kok." jawab Axel terjeda untuk mengatur nafasnya dulu.

Tetapi ada pemandangan aneh saat benda keramat berbentuk segitiga tergeletak diatas lantai.

"Mampus! kenapa bisa jatuh disitu!" umpat Axel panik.

Episodes
1 Pembukaan
2 Bab 1. Awal mula pernikahan.
3 Bab 2. Kata pujian untuk pertama kalinya.
4 Bab 4. Angel iri?
5 Bab 5. Tingkah Lucu Amira?
6 Bab 6. Makan sore bersama
7 Bab 7. Eva berbuat ulah
8 Bab 8. Axel garda terdepan
9 Bab 9. Rani datang kealam mimpi Demien
10 Bab 10. Seblak?
11 Bab 11. Demien datang?
12 Bab 12. Niat Demien
13 Bab 13. Amira hilang?
14 Bab 14. Mencair?
15 Bab 15. Jangan pergi lagi Amira ( harapan Axel)
16 Bab 16. Amira tahu kekhawatiran Axel?
17 Bab 17. Mila sangat menyayangi Amira
18 Bab 18. Kami, keluarga.
19 Bab 19. Kesalahpahaman berakhir
20 Bab 20. Mari berbahagia!
21 Bab 21. Gerak cepat
22 Bab 22. Mari tidur bersama!
23 Bab 23. Mila garda terdepan
24 Bab 24. Demien telepon?
25 Bab 25. Rencana Mila untuk melindungi Amira
26 Bab 23. Doni oh Doni
27 Rencana Mila
28 Masalalu kelam
29 Rencana Eva selalu gagal!
30 Minta cucu?
31 Surat Perjanjian.
32 Siapa itu?
33 Elena Shinta?
34 Keluar kandang macan masuk kandang buaya
35 salah paham
36 Rencana Doni
37 Detik-detik sweet moment
38 Aku mencintaimu!
39 Makan larut malam
40 Dag dig dug
41 Bab 41. Terlambat
42 Rencana Angel
43 Naas
44 Aku ada untukmu (Axel)
45 Kami menyanyangimu Amira
46 Cerai
47 Permintaan maaf
48 Apalagi
49 Doni jatuh cinta?
50 Datang untuk tulus meminta maaf.
51 Malam pertama yang tertunda
52 Bab 52. Tidak apa-apa
53 Baik!
54 Tragedi
55 Lebay
56 Ani diserang?
57 Mana kutahu!
58 Cemburu
59 Gagal
60 Dia milikku!
61 Datar
62 Kecelakaan
63 Bahaya
64 Awas
65 Kalian?
66 Cinta
67 Anggoro marah?
68 Ancaman
69 Tahu?
70 Tidak mau!
71 Jangan
72 Bertengkar
73 Masalah baru
74 Tidak apa-apa
75 Takdir?
76 Bejat
77 Kamu sudah menikah?
78 Aku kuat!
79 Tidak rela?
80 Tidak semudah itu
81 Dinas
82 LDR
83 Teguh
84 Pacaran.
85 Bab 86. Akhir!
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab 1. Awal mula pernikahan.
3
Bab 2. Kata pujian untuk pertama kalinya.
4
Bab 4. Angel iri?
5
Bab 5. Tingkah Lucu Amira?
6
Bab 6. Makan sore bersama
7
Bab 7. Eva berbuat ulah
8
Bab 8. Axel garda terdepan
9
Bab 9. Rani datang kealam mimpi Demien
10
Bab 10. Seblak?
11
Bab 11. Demien datang?
12
Bab 12. Niat Demien
13
Bab 13. Amira hilang?
14
Bab 14. Mencair?
15
Bab 15. Jangan pergi lagi Amira ( harapan Axel)
16
Bab 16. Amira tahu kekhawatiran Axel?
17
Bab 17. Mila sangat menyayangi Amira
18
Bab 18. Kami, keluarga.
19
Bab 19. Kesalahpahaman berakhir
20
Bab 20. Mari berbahagia!
21
Bab 21. Gerak cepat
22
Bab 22. Mari tidur bersama!
23
Bab 23. Mila garda terdepan
24
Bab 24. Demien telepon?
25
Bab 25. Rencana Mila untuk melindungi Amira
26
Bab 23. Doni oh Doni
27
Rencana Mila
28
Masalalu kelam
29
Rencana Eva selalu gagal!
30
Minta cucu?
31
Surat Perjanjian.
32
Siapa itu?
33
Elena Shinta?
34
Keluar kandang macan masuk kandang buaya
35
salah paham
36
Rencana Doni
37
Detik-detik sweet moment
38
Aku mencintaimu!
39
Makan larut malam
40
Dag dig dug
41
Bab 41. Terlambat
42
Rencana Angel
43
Naas
44
Aku ada untukmu (Axel)
45
Kami menyanyangimu Amira
46
Cerai
47
Permintaan maaf
48
Apalagi
49
Doni jatuh cinta?
50
Datang untuk tulus meminta maaf.
51
Malam pertama yang tertunda
52
Bab 52. Tidak apa-apa
53
Baik!
54
Tragedi
55
Lebay
56
Ani diserang?
57
Mana kutahu!
58
Cemburu
59
Gagal
60
Dia milikku!
61
Datar
62
Kecelakaan
63
Bahaya
64
Awas
65
Kalian?
66
Cinta
67
Anggoro marah?
68
Ancaman
69
Tahu?
70
Tidak mau!
71
Jangan
72
Bertengkar
73
Masalah baru
74
Tidak apa-apa
75
Takdir?
76
Bejat
77
Kamu sudah menikah?
78
Aku kuat!
79
Tidak rela?
80
Tidak semudah itu
81
Dinas
82
LDR
83
Teguh
84
Pacaran.
85
Bab 86. Akhir!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!