Bab 14. Mencair?

Suara deru dari mesin mobil berlalu lalang ditengah jalan. Axel berjalan masih gencar tetap mencari Amira. Padahal sinar matahari mulai meredup bersiap untuk bersembunyi menuju inti bumi.

"Hah ... hah ... hah." tarikan nafas yang tersengal-sengal dari mulut Axel. Laki-laki ini sedang duduk diatas cor halaman parkir, menyandarkan tubuhnya dibadan mobil.

Keadaan Kampus juga semakin sepi, semua mahasiswa maupun Dosen telah pulang kerumah masing-masing.

"Axel?" panggil Doni salah satu teman satu profesi dengannya.

Betapa terkejutnya Doni ketika Axel memutar wajahnya paras tampan itu terlihat dengan wajah sembab serta pucat pasi. Apalagi sorot mata tajam Axel berubah pula menjadi sayu.

"Xel, ada apa?" tanya Doni langsung menghampiri sahabatnya itu.

"Amira hilang Don, Gue harus gimana sekarang?" ungkap Axel penuh keputusasaan.

"Amira siapa?" tanya Doni tak tahu menahu siapalah Amira yang sedang dimaksud Axel.

"Dia istri gue, Doni ... tapi sekarang Dia hilang, lebih tepatnya kayaknya Dia kabur." tukas Axel.

"Apa? istri? Lo gak ngelantur kan Xel? sejak kapan jomblo seumur hidup macem Lo ngaku-ngaku punya Istri?" ejek Doni menganggap kata-kata Axel tadi hanya sekedar bualan.

"Plak!"

"Eh, buset! sakit Be--," umpatan Doni terpotong karena sadar sedang ada dikawasan Kampus, tentu dirinya tak mau anak didiknya sampai mendengar. Bisa jadi membuat citranya menjadi buruk.

"Hah dasar! udah beberapa hari nggak kelihatan, sekarang ngaku-ngaku punya istri, mana sekarang nangis-nangis lagi? tolong ceritain dulu masalah hidup Lo dari awal! biar ini otak pinter Gue bisa mencerna semuanya." tukas Doni menaikan alisnya semua.

"Don, gue ini lagi sedih loh! mana bisa Gue cerita?" protes Axel seakan tak memiliki tenaga untuk menceritakan kisah pernikahannya kepada Doni.

"Lah, Ya udah kalau gitu silakan nikmati kesedihan Lo itu sendiri! Gue mau pulang dulu!" seru Doni acuh ingin berlalu.

"Cih, Polisi aja mau nangkap pelaku ditanya dulu, mana bisa gue nolongin orang tanpa tahu permasalahan awalnya,emangnya gue peramal?" celoteh Doni lagi mulai menggerakkan kakinya untuk pergi.

"Don, Lo gak kasihan apa sama Gue?" rintih Axel mencoba menghentikan kepergian Doni.

"Gak!" jawab Doni langsung tanpa perasaan sungkan.

"Iya, iya ... Gue bakalan ceritain semuanya." kata Axel menyerah.

Barulah langkah kaki Doni terhenti,

"Nah, gitu deh daritadi." kata Doni langsung memutar kembali kakinya untuk menghampiri Axel.

"Jadi, gimana awal mula kejadiannya Kisanak!" seru Doni bersemangat untuk bertanya.

Sorot tatapan kesal Axel, sungguh tangannya terasa gatal ingin sekali melemparkan bogeman tinjunya untuk menoreh kenangan diwajah manis Doni. Tetapi hanya Doni teman yang bisa diajak berbicara ataupun diminta pertolongan. Mengapa demikian? Karena Doni satu-satunya teman yang Axel miliki.

"Itu, sebenernya Minggu kemarin, Gue ...." kata Axel mulai bercerita tentang pernikahannya dengan Amira.

Wajah Doni semula tenang bahkan tadinya terlihat cengengesan tiba-tiba menjadi serius ketika mendengarkan semua cerita kehidupan Axel layaknya drama ftv.

"Jadi tentang pengakuan Lo udah nikah itu beneran? terus Amira yang Lo maksud anaknya Pak Demien Raharja?" cerca Doni menyebutkan ciri spesifik keluarga Amira.

"Iyah ... emang dikampus kita, Amira ada berapa?" sungut Axel. Meskipun dirinya sudah terbayang ekspresi orang-orang ketika tahu tentang kenyataan ini.

"Iyalah! tadi kan Gue udah bilang, jangan diulang lagi lah!" protes Axel.

"Sumpah keren banget Lo Xel ... diem-diem ternyata Lo suhu!" puji Doni bertepuk tangan seolah ini adalah kelebihan tersembunyi yang Axel miliki.

"Apaan sih gak jelas! nah, Gue kan udah cerita , jadi sekarang bantuin Gue cari Amira ... plis Don, tolongin Gue." pinta Axel sampai menelangkupkan kedua telapak tangannya untuk memohon. Sebenarnya tidak harus seperti itu pun Doni pasti bersedia untuk menolong.

"Bentar, Gue cari nomer telepon keluarganya dulu di buku informasi ... mudah-mudahan kantor gak dikunci." kata Doni.

"Iya, makasih ya?" jawab Axel bersemangat.

Kemudian Doni pergi ke tempat yang dimaksud untuk mencari nomor telepon rumah keluarga Amira. Meskipun dilanda kecemasan, Axel berusaha untuk tetap tenang menunggu.

Beberapa menit kemudian terlihat Doni kembali,

"Gimana dapet gak?" tanya Axel.

"Ada kok, nih!" jawab Doni menyodorkan ponselnya karena tadi telah menulis nomor telepon rumah Amira disini.

Tetapi bukannya menerima ponsel itu, Axel malah terlihat ragu.

"Don, bisa gak Lo aja yang telvon? Gue takut bikin keluarga Amira curiga." pinta Axel sejujurnya ada perasaan takut ketika suaranya bisa dikenali. Dia sendiri tidak mau dicap sebagai Suami yang teledor karena kehilangan istri padahal baru beberapa hari menikah.

"Iiishh, sini-sini!" sentak Doni mulai menghubungi nomor itu.

Terdengar beberapa bunyi sambungan telepon.

"Halo? ah ya ini saya Doni Dosen dari Universitas Indonesia ... em, maaf apa Amira ada dirumah? Saya ada kepentingan sama Amira." jelas Doni tak lupa memperkenalkan dirinya lebih dulu.

"Oh, seperti itu? baik terimakasih atas informasinya ... ah ya selamat malam." tutup Doni.

"Gimana?" sela Axel langsung.

"Ah, gak ada katanya ... tapi Mereka bilang Amira beneran udah nikah sih nggak bohong." celetuk Doni sebelumnya belum mempercayai pernyataan Axel.

"Kampret! Lo kira Gue bohong gitu?" ketus Axel hampir melayangkan pukulan ke kepala Doni, tetapi gerak cepat Doni langsung menghindar.

Axel benar-benar dibuat semakin kebingungan, bahkan tangannya menjambak kasar rambutnya itu hingga tak terarah lagi.

"Eh, sabar Bro ... mendingan sekarang Lo pulang dulu ... siapa tahu Amira udah ada di rumah ... nah, semisal nanti di rumah nggak ada, Lo bisa hubungin Gue, dan gue akan bantu cari kemanapun atau kita bikin laporan ke Polisi." tukas Doni.

"Hah ... yaudah Gue pulang dulu," kata Axel dengan nada bicara lemah. walaupun dari hatinya dia pun meragukan keberadaan Amira ada dirumahnya.

Namun, Dia tetap ingin melihat secara pasti dan berharap dugaan Doni benar adanya.

Dua laki-laki ini akhirnya berpisah.

*

Sejak tadi Amira melihat terus kearah jam dinding. Waktu telah berganti malam. Tetapi Axel sang Suami belum juga datang.

"Kok, Pak Axel belum dateng juga ya? bukannya jam kampus Dia cuma sampai jam dua aja?" guman Amira. Makanan yang sengaja Dia buat khusus untuk Axel, kini telah berubah menjadi dingin. Amira mempersiapkan menu makanan berupa sayur SOP berpadu dengan sambal terasi.

"Eh, iya Aku kan gak punya nomer teleponnya Pak Axel." kata Amira semula berniat akan menghubungi Axel. Tetapi baru ingat tidak ada kontak Axel dalam ponselnya.

Hingga terdengar suara mobil datang memasuki garasi. Amira sampai memasang telinganya fokus untuk mendengar.

Hanya ada satu kemungkinan yang bisa terjadi. Ketika ada seseorang yang berhasil masuk pagar tanpa harus menekan bell dulu. Pasti orang itu adalah Axel atau Amira sendiri.

Sekuat tenaga Amira berlari untuk melihat, sedangkan dari garasi Axel juga berlari dari sana.

Betapa bahagianya Axel melihat wanita yang telah dicari selama setengah hari ternyata sedang berdiri diteras rumah. Mata mereka saling beradu tatap sekarang.

"Kok baru pulang Pak?" tanya Amira.

Tidak ada kata yang keluar dari bibir Axel, hanya langkah kakinya yang terus berjalan menghampiri Amira.

"Grep." Sebuah pelukan hangat melingkar sempurna ditubuh Amira. Axel sungguh tak ingin membiarkan perasaan bahagia ini tanpa melakukan tindakan. Harus sekali melampiaskan secara nyata untuk rasa itu.

Sedangkan tersangka utama yang bahkan tak sadar telah melakukan kesalahan, tetap terdiam tanpa melakukan penolakan. Hanya tatapan mata penuh tanda tanya mendapatkan perlakuan seperti ini dari Axel. Mereka berdua hanya diam seakan sedang menikmati.

Episodes
1 Pembukaan
2 Bab 1. Awal mula pernikahan.
3 Bab 2. Kata pujian untuk pertama kalinya.
4 Bab 4. Angel iri?
5 Bab 5. Tingkah Lucu Amira?
6 Bab 6. Makan sore bersama
7 Bab 7. Eva berbuat ulah
8 Bab 8. Axel garda terdepan
9 Bab 9. Rani datang kealam mimpi Demien
10 Bab 10. Seblak?
11 Bab 11. Demien datang?
12 Bab 12. Niat Demien
13 Bab 13. Amira hilang?
14 Bab 14. Mencair?
15 Bab 15. Jangan pergi lagi Amira ( harapan Axel)
16 Bab 16. Amira tahu kekhawatiran Axel?
17 Bab 17. Mila sangat menyayangi Amira
18 Bab 18. Kami, keluarga.
19 Bab 19. Kesalahpahaman berakhir
20 Bab 20. Mari berbahagia!
21 Bab 21. Gerak cepat
22 Bab 22. Mari tidur bersama!
23 Bab 23. Mila garda terdepan
24 Bab 24. Demien telepon?
25 Bab 25. Rencana Mila untuk melindungi Amira
26 Bab 23. Doni oh Doni
27 Rencana Mila
28 Masalalu kelam
29 Rencana Eva selalu gagal!
30 Minta cucu?
31 Surat Perjanjian.
32 Siapa itu?
33 Elena Shinta?
34 Keluar kandang macan masuk kandang buaya
35 salah paham
36 Rencana Doni
37 Detik-detik sweet moment
38 Aku mencintaimu!
39 Makan larut malam
40 Dag dig dug
41 Bab 41. Terlambat
42 Rencana Angel
43 Naas
44 Aku ada untukmu (Axel)
45 Kami menyanyangimu Amira
46 Cerai
47 Permintaan maaf
48 Apalagi
49 Doni jatuh cinta?
50 Datang untuk tulus meminta maaf.
51 Malam pertama yang tertunda
52 Bab 52. Tidak apa-apa
53 Baik!
54 Tragedi
55 Lebay
56 Ani diserang?
57 Mana kutahu!
58 Cemburu
59 Gagal
60 Dia milikku!
61 Datar
62 Kecelakaan
63 Bahaya
64 Awas
65 Kalian?
66 Cinta
67 Anggoro marah?
68 Ancaman
69 Tahu?
70 Tidak mau!
71 Jangan
72 Bertengkar
73 Masalah baru
74 Tidak apa-apa
75 Takdir?
76 Bejat
77 Kamu sudah menikah?
78 Aku kuat!
79 Tidak rela?
80 Tidak semudah itu
81 Dinas
82 LDR
83 Teguh
84 Pacaran.
85 Bab 86. Akhir!
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab 1. Awal mula pernikahan.
3
Bab 2. Kata pujian untuk pertama kalinya.
4
Bab 4. Angel iri?
5
Bab 5. Tingkah Lucu Amira?
6
Bab 6. Makan sore bersama
7
Bab 7. Eva berbuat ulah
8
Bab 8. Axel garda terdepan
9
Bab 9. Rani datang kealam mimpi Demien
10
Bab 10. Seblak?
11
Bab 11. Demien datang?
12
Bab 12. Niat Demien
13
Bab 13. Amira hilang?
14
Bab 14. Mencair?
15
Bab 15. Jangan pergi lagi Amira ( harapan Axel)
16
Bab 16. Amira tahu kekhawatiran Axel?
17
Bab 17. Mila sangat menyayangi Amira
18
Bab 18. Kami, keluarga.
19
Bab 19. Kesalahpahaman berakhir
20
Bab 20. Mari berbahagia!
21
Bab 21. Gerak cepat
22
Bab 22. Mari tidur bersama!
23
Bab 23. Mila garda terdepan
24
Bab 24. Demien telepon?
25
Bab 25. Rencana Mila untuk melindungi Amira
26
Bab 23. Doni oh Doni
27
Rencana Mila
28
Masalalu kelam
29
Rencana Eva selalu gagal!
30
Minta cucu?
31
Surat Perjanjian.
32
Siapa itu?
33
Elena Shinta?
34
Keluar kandang macan masuk kandang buaya
35
salah paham
36
Rencana Doni
37
Detik-detik sweet moment
38
Aku mencintaimu!
39
Makan larut malam
40
Dag dig dug
41
Bab 41. Terlambat
42
Rencana Angel
43
Naas
44
Aku ada untukmu (Axel)
45
Kami menyanyangimu Amira
46
Cerai
47
Permintaan maaf
48
Apalagi
49
Doni jatuh cinta?
50
Datang untuk tulus meminta maaf.
51
Malam pertama yang tertunda
52
Bab 52. Tidak apa-apa
53
Baik!
54
Tragedi
55
Lebay
56
Ani diserang?
57
Mana kutahu!
58
Cemburu
59
Gagal
60
Dia milikku!
61
Datar
62
Kecelakaan
63
Bahaya
64
Awas
65
Kalian?
66
Cinta
67
Anggoro marah?
68
Ancaman
69
Tahu?
70
Tidak mau!
71
Jangan
72
Bertengkar
73
Masalah baru
74
Tidak apa-apa
75
Takdir?
76
Bejat
77
Kamu sudah menikah?
78
Aku kuat!
79
Tidak rela?
80
Tidak semudah itu
81
Dinas
82
LDR
83
Teguh
84
Pacaran.
85
Bab 86. Akhir!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!