Bab 11. Demien datang?

Keesokan paginya harinya Amira bersiap untuk berangkat ke kampus. Dia sibuk menyiapkan makanan didepan meja makan.

Suara langkah kaki Axel menuruni anak tangga melihat istri kecilnya disana.

"Kamu bikin sarapan?" tanya Axel melihat makanan telah berjajar rapi diatas meja.

"Hehe, iya Pak ... makan yuk!" ajak Amira mulai terbiasa.

"Kamu gak bikin seblak lagi kan?" tanya Axel sebab pagi tadi dia harus bolak-balik masuk kamar mandi karena semalam memakan makanan pedas itu.

Bahkan sekarang tangannya sedang mengusap perutnya.

"Ya gak lah Pak ... mana ada seblak buat menu sarapan?" jawab Amira tegas karena memang bukan seblak menu sarapan pagi ini.

"Nih, lihat dulu dong ... Aku tadi bikin roti sandwich isi kornet." jelas Amira menunjukkan makanan lapis yang telah dibuat sepenuh hatinya.

Kepala Axel sampai mendongak, walaupun jarak piring dari matanya sangat dekat.

"Oh, iya beneran roti ternyata." jawab Axel setelah memastikan sendiri.

Tanpa menunggu lagi, sebelum hari mulai siang. Axel menarik kursi dan lekas duduk. Melihat respon Axel bersedia tentu saja membuat Amira merasa senang bukan kepalang. Perjuangannya bangun pagi ternyata dihargai oleh suaminya ini.

Gigitan pertama mendarat sukses dimulut Axel, mata terbelalak setelah menikmati makanan lezat buatan Amira.

"Heumh, enak loh ternyata? Saya sih biasanya makan isi selai coklat atau kacang ... ternyata dicampur kornet jadi lebih beda ya?" puji Axel lagi-lagi Amira berhasil menambah menu baru makanan yang telah Ia coba.

Sorak dalam hati Amira meletup-letup seperti kembang api. Hatinya benar-benar telah hilang kendali sampai berbunga-bunga hanya karena ucapan yang terdengar sangat sepele dari bibir Axel.

"Syukur deh kalo Bapak suka ... tenang aja Pak, mulai sekarang Saya bakalan kenalin makanan yang enak-enak deh ...." janji Amira.

"Beneran?" timpal Axel langsung seakan siap menunggu.

Amira mengangguk yakin, sebab sekarang mulutnya sedang penuh mengunyah makanan.

Dua puluh menit lamanya mereka habiskan untuk melakukan kegiatan sarapan bersama. Jam dinding menunjukkan pukul setengah tujuh. Waktu yang cukup untuk mereka segera berangkat ke Kampus.

Tangan mereka berdua sibuk membawa peralatan masing-masing. Tetapi ada yang mengganggu hati kecil sang Dosen. Dilihatnya gadis kecil itu,

"Amira, berangkat sama saya aja ya?" ajak Axel akhirnya memberanikan diri.

"Emangnya boleh Pak?" tanya Amira tak yakin akan ajakan Axel padanya.

"Boleh lah, emangnya kenapa gak boleh?" tanya Axel sampai mengerutkan keningnya. Dia sendiri sedang lupa tentang perjanjian yang telah Ia buat.

"Tapi, nanti kalo orang-orang tahu gimana?" tanya Amira, barulah Axel sadar.

"Ah, iya ya? em ... nanti kamu turun di halte aja gimana?" kata Axel, menurunkan seseorang ditempat tersembunyi memang terkesan tak sopan. Tetapi mereka tak memiliki pilihan lagi.

"Gak usah deh Pak ... Saya pesen aja diaplikasi." tolak Amira. Mengira Amira menolak ajakannya karena akan diturunkan dipinggir jalan membuat Axel sadar diri telah melakukan kesalahan.

"Maaf ya Amira ... Saya gak bisa jadi Suami yang baik." tukas Axel sedih.

Manakala melihat reaksi sedih diwajah Axel, tak pelak Amira sedikit mengetahui tentang kenyataan baru yang Ia lihat.

"Pak Axel bisa sedih?" heran Amira. Tetapi bukan itu jawaban yang harus Ia katakan untuk menjawab ungkapan hati sang Suami.

"Eh, enggak gitu Pak ... duh, gimana ya? beneran Saya gak marah kok ... cuman untuk jaga-jaga aja Pak." jelas Amira sampai menggoyangkan tangannya.

"Kalo gitu sekarang tolong Amira, turutin apa mau Saya," pinta Axel sampai memohon.

Siapalah yang mampu menolak, apalagi Axel sudah mengulang ajakannya itu sebanyak dua kali. Sorot matanya terlihat sangat tulus tanpa mengada-ada tentang ajakannya.

Amira terdiam, kedua bola mata mereka berdua saling bertemu. Tidak seperti kemarin, kali ini mereka tampak bersikap tenang dan biasa saja.

"Yaudah Pak, Saya mau." tukas Amira setuju.

Senyuman manis langsung tergambar jelas dibibir Axel. Tangannya membawa beberapa map dan tak lupa mengambil kunci mobilnya ditempat biasa.

Mereka akhirnya berangkat bersama menuju kampus.

*

Dimeja makan rumah Demien Raharja.

Suasana tenang tanpa ada satupun yang berbicara. Sunyi sekalipun ada tiga orang yang sedang duduk bersama. Sebelum Amira pergi, awal pagi hari Demien akan disambut salam sapa manis yang selalu Amira ucapkan. Sekalipun tak pernah direspon oleh Demien. Dan sekarang hati Demien merasa kehilangan, matanya terus saja melirik ketempat duduk Amira dulu.

Karena didesak waktu, Demien segera menghabiskan menu sarapan dimeja makan tepat didepan matanya.

Semua orang berpisah. Angel menyalami tangan Demien bergantian dengan Eva juga.

"Angel, berangkat dulu ya Ma, Pa." pamit Angel pergi melewati pintu utama.

Sekarang tiba Demien untuk berangkat. Pandangnya seperti kosong, lupa dengan ciuman pipi atau kening yang selalu dilakukan Demien kepada Eva. Ketika dirinya akan berangkat kekantor.

"Mas, kamu lupa?" tanya Eva ketika Demien melangkahkan kakinya.

"Gak tuh! lupa apa?" jawab Demien ketus tanpa menoleh malah terus saja berjalan meninggalkan Eva diruang makan.

Perasaan sakit dihati Eva setelah pagi ini dicampakkan oleh Demien. Namun, mulutnya tetap diam. Ia tahu watak keras Demien ketika sedang mengalami sesuatu masalah. Jika ada yang berani menganggu maka, dijamin hanya akan menjadi sasaran amukan dari laki-laki itu.

"Huh ...." keluh Eva menghembuskan nafas berat, sejujurnya Ia menahan diri untuk tidak menangis.

Mbok Darmi menutup mata masih berlagak sibuk menyapu lantai. Meskipun beberapa kali matanya mencuri pandang kearah sang majikan.

"Emangnya enak? dikira Non Amira pergi terus bisa hidup bahagia gitu? jangan mimpi deh Nyonya." gumannya.

*

Melupakan kesedihan Eva si wanita jahat. Di dalam mobil Demien memikirkan untuk bertemu dengan Amira.

"Aku kok malah kepikiran terus sama Amira ya? hah! semenjak mimpi Rani, perasaanku kok gak enak." gumannya sambil menatap jalan mengendalikan kemudi mobil.

"Ah, apa Aku ajak Amira ke makam aja ya? lagian udah lama kita gak jenguk Rani." imbuh Demien mengubah arah laju mobilnya untuk menemui putrinya si Amira.

Memang ironis ketika Ayah kandung malah tak menyimpan nomor putrinya sendiri. Jika saja Demien sudi, maka dia tak perlu serepot ini menghampiri Amira sampai kekampusnya.

Sedangkan disebuah halte tempat pemberhentian angkutan umum. Axel tepaksa menurunkan Amira disana.

"Kamu yakin, mau turun disini?" tanya Axel memastikan pilihan Amira.

"Iya Pak, gak papa ... eh, sekarang Bapak langsung pergi aja, keburu ada yang lihat." titah Amira melihat kesekeliling takut ada mahasiswa lain yang tahu.

Dengan sangat terpaksa Axel menginjak gas mobilnya, meninggalkan Amira sendiri.

Tetapi, tepat ketika Amira turun dari jauh Demien melihat mereka berdua.

"Itu kan Amira? kenapa dia turun disana?" guman Demien akhirnya memutuskan untuk melihat secara dekat.

Amira bersiap untuk menyebrang jalan, hingga terdengar bunyi klakson mobil dari arah Barat.

"Eh, itukan mobilnya Papa?" seru Amira mengenal kendaraan roda empat milik sang Papa.

Episodes
1 Pembukaan
2 Bab 1. Awal mula pernikahan.
3 Bab 2. Kata pujian untuk pertama kalinya.
4 Bab 4. Angel iri?
5 Bab 5. Tingkah Lucu Amira?
6 Bab 6. Makan sore bersama
7 Bab 7. Eva berbuat ulah
8 Bab 8. Axel garda terdepan
9 Bab 9. Rani datang kealam mimpi Demien
10 Bab 10. Seblak?
11 Bab 11. Demien datang?
12 Bab 12. Niat Demien
13 Bab 13. Amira hilang?
14 Bab 14. Mencair?
15 Bab 15. Jangan pergi lagi Amira ( harapan Axel)
16 Bab 16. Amira tahu kekhawatiran Axel?
17 Bab 17. Mila sangat menyayangi Amira
18 Bab 18. Kami, keluarga.
19 Bab 19. Kesalahpahaman berakhir
20 Bab 20. Mari berbahagia!
21 Bab 21. Gerak cepat
22 Bab 22. Mari tidur bersama!
23 Bab 23. Mila garda terdepan
24 Bab 24. Demien telepon?
25 Bab 25. Rencana Mila untuk melindungi Amira
26 Bab 23. Doni oh Doni
27 Rencana Mila
28 Masalalu kelam
29 Rencana Eva selalu gagal!
30 Minta cucu?
31 Surat Perjanjian.
32 Siapa itu?
33 Elena Shinta?
34 Keluar kandang macan masuk kandang buaya
35 salah paham
36 Rencana Doni
37 Detik-detik sweet moment
38 Aku mencintaimu!
39 Makan larut malam
40 Dag dig dug
41 Bab 41. Terlambat
42 Rencana Angel
43 Naas
44 Aku ada untukmu (Axel)
45 Kami menyanyangimu Amira
46 Cerai
47 Permintaan maaf
48 Apalagi
49 Doni jatuh cinta?
50 Datang untuk tulus meminta maaf.
51 Malam pertama yang tertunda
52 Bab 52. Tidak apa-apa
53 Baik!
54 Tragedi
55 Lebay
56 Ani diserang?
57 Mana kutahu!
58 Cemburu
59 Gagal
60 Dia milikku!
61 Datar
62 Kecelakaan
63 Bahaya
64 Awas
65 Kalian?
66 Cinta
67 Anggoro marah?
68 Ancaman
69 Tahu?
70 Tidak mau!
71 Jangan
72 Bertengkar
73 Masalah baru
74 Tidak apa-apa
75 Takdir?
76 Bejat
77 Kamu sudah menikah?
78 Aku kuat!
79 Tidak rela?
80 Tidak semudah itu
81 Dinas
82 LDR
83 Teguh
84 Pacaran.
85 Bab 86. Akhir!
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pembukaan
2
Bab 1. Awal mula pernikahan.
3
Bab 2. Kata pujian untuk pertama kalinya.
4
Bab 4. Angel iri?
5
Bab 5. Tingkah Lucu Amira?
6
Bab 6. Makan sore bersama
7
Bab 7. Eva berbuat ulah
8
Bab 8. Axel garda terdepan
9
Bab 9. Rani datang kealam mimpi Demien
10
Bab 10. Seblak?
11
Bab 11. Demien datang?
12
Bab 12. Niat Demien
13
Bab 13. Amira hilang?
14
Bab 14. Mencair?
15
Bab 15. Jangan pergi lagi Amira ( harapan Axel)
16
Bab 16. Amira tahu kekhawatiran Axel?
17
Bab 17. Mila sangat menyayangi Amira
18
Bab 18. Kami, keluarga.
19
Bab 19. Kesalahpahaman berakhir
20
Bab 20. Mari berbahagia!
21
Bab 21. Gerak cepat
22
Bab 22. Mari tidur bersama!
23
Bab 23. Mila garda terdepan
24
Bab 24. Demien telepon?
25
Bab 25. Rencana Mila untuk melindungi Amira
26
Bab 23. Doni oh Doni
27
Rencana Mila
28
Masalalu kelam
29
Rencana Eva selalu gagal!
30
Minta cucu?
31
Surat Perjanjian.
32
Siapa itu?
33
Elena Shinta?
34
Keluar kandang macan masuk kandang buaya
35
salah paham
36
Rencana Doni
37
Detik-detik sweet moment
38
Aku mencintaimu!
39
Makan larut malam
40
Dag dig dug
41
Bab 41. Terlambat
42
Rencana Angel
43
Naas
44
Aku ada untukmu (Axel)
45
Kami menyanyangimu Amira
46
Cerai
47
Permintaan maaf
48
Apalagi
49
Doni jatuh cinta?
50
Datang untuk tulus meminta maaf.
51
Malam pertama yang tertunda
52
Bab 52. Tidak apa-apa
53
Baik!
54
Tragedi
55
Lebay
56
Ani diserang?
57
Mana kutahu!
58
Cemburu
59
Gagal
60
Dia milikku!
61
Datar
62
Kecelakaan
63
Bahaya
64
Awas
65
Kalian?
66
Cinta
67
Anggoro marah?
68
Ancaman
69
Tahu?
70
Tidak mau!
71
Jangan
72
Bertengkar
73
Masalah baru
74
Tidak apa-apa
75
Takdir?
76
Bejat
77
Kamu sudah menikah?
78
Aku kuat!
79
Tidak rela?
80
Tidak semudah itu
81
Dinas
82
LDR
83
Teguh
84
Pacaran.
85
Bab 86. Akhir!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!