Amira membenamkan seluruh tubuhnya kedalam tangan Mila hingga tangan kecil itu mampu mencakup semua tubuhnya.
Amira sampai menitikkan airmata karena haru.
"Amira, pokoknya Kamu gak usah buang-buang waktu buat sedih lagi ya? kita ini adalah keluarga." jelas Mila lagi mengusap lembut punggung Amira.
Amira hanya menganggukkan kepalanya, mengerti.
"Aduh sosweet banget deh ini Ibu mertua sama menantu." celetuk Anggoro melihat pemandangan akur dari kedua wanita itu.
Amira sampai melepaskan pelukannya karenanya.
"Ih, Papa ganggu aja deh! tuh kan, Amira jadi lepas pelukannya." keluh Mila kesal, Mereka semua terkekeh.
Axel menyusul, matanya tertuju langsung akan keakraban Amira bersama sang Mama.
"Xel, kayaknya daripada Kamu, Mama lebih bahagia deh Kamu nikah sama Amira." seru Anggoro menunjuk Mila dengan mengangkat alisnya.
"Emang bener! dari dulu sih Mama udah pengen jadiin Amira mantu." jawab Mila langsung,
"Dari dulu?" sela Amira mendengar kata mustahil karena merasa Mereka belum lama bertemu.
"Eh, gak maksudnya Mama bahagia punya mantu kayak Amira ini ... udah lembut, cantik lagi." puji Mila lagi, memeluk Amira kembali.
Amira tersipu-sipu mendengar pujian yang Mila katakan atas penilaian dirinya.
"Syukurlah kalo Mama bahagia, Aku gak mau reaksi Mama kayak waktu dulu pas Aku dateng." batin Axel lega, ada ketakutan dalam hatinya karena masalalu.
"Eh, tapi kayaknya itu gak mungkin sih! kan Mama yang nyuruh Aku nikah sama Amira." imbuh Axel ditambah menepuk dahinya.
"Eh, liat deh Axel! aneh banget!" seru Anggoro saat melihat tingkah Axel berguman sendirian.
Akibat dari perkataan Anggoro, semua mata memandang menjadikan Axel sebagai pusat perhatian sekarang.
"Cie, yang salting." goda Anggoro melihat wajah Axel memerah dan sibuk menggaruk tengkuk lehernya karena salah tingkah.
"Papa, udah dong! kasian Axel." bela Mila.
Axel akhirnya tersenyum simpul, dari tempat dimana Mila duduk, hatinya bahagia.
"Axel, mau senyum?" batin Mila.
Amira teringat dengan kartu tanpa limit pemberian Mila akan Ia kembalikan. Dan berhubung sekarang ada disini, Dia pun bergegas untuk mengambil benda itu dikamar.
"Bentar ya Ma." pamit Amira lebih dulu.
Hanya lirikan mata Mila yang masih mengarah pada kepergian Amira.
"Mau kemana Amira?" guman Mila.
"Mama, tidur disini aja," pinta Axel kepada Mila.
"Papa gak diajak Xel?" sela Anggoro hanya untuk menggoda.
"Papa mah gak diajak juga bakalan ngikut, kan ekornya Mama." goda balik Axel, membuat semua tergelak.
Terlihat Amira kembali, menuruni anak tangga. Ditangannya juga membawa sesuatu.
"Mama, ini kartunya Aku kembaliin." kata Amira menyerahkan kartu itu kepada Mila.
"Lah, kok dikembaliin? ini kan hadiah buat kamu Sayang." jelas Mila belum mau menerima kartu dari uluran tangan Amira.
"Tapi, ini terlalu berlebihan Ma, Amira ngerasa gak pantes aja." balas Amira merendahkan status dirinya menganggap benda ini terlalu mahal.
"Sayang, Kamu emang berharga! pokoknya Mama gak mau! ini udah Mama niat kasih ke Kamu, nanti mata Mama bintitan lagi." tolak Mila tegas diiringi candaan.
"Tapi, Ma?"
"Ststst, enggak ada tapi-tapian harus diterima gak baik loh nolak rejeki." tegas Mila tak mau kalah.
"Benar Amira gak boleh ditolak, pamali loh." timpal Anggoro.
Amira hanya diam terlihat mengulum senyuman kaku dibibirnya, sejujurnya ada perasaan tak enak hati dalam dirinya sekarang.
"Amira, Mama sedih! katanya Kamu mau anggep Mama sebagai keluarga? tapi kok sekarang malah kayak gini." keluh Mila dengan berderai air mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments