Kalau hari Senin adalah hari malas untuk sebagian orang termasuk Jessica tapi kalau hari Senin kali ini termasuk pengecualian karena hari ini adalah hari pertamanya menjadi kekasih seseorang tak lain adalah Nick, pria yang bisa membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Sejak ia datang ke Restoran senyumnya tak pernah pudar membuat Rani bergidik ngeri melihatnya takut jika teman seperjuangannya ini gila atau stres dini penyakit yang harus dihindarinya kalau masih ingin mendapatkan masa depan yang cerah.
Rani menghampiri Jessica yang sedang menggantungkan pesanan pelanggan yang sudah ia catat, ditepuknya bahu temannya itu lalu Jessica menoleh ke arahnya.
"Ada apa nih dari tadi aku perhatikan senang kali sampai buat aku merinding" ucap Rani.
"Mau tau aja" ucap Jessica lalu membantu Bimo mengelap meja. Jika pagi hari memang masih belum banyak pelanggan jadi Jessica mempergunakan waktunya untuk mengerjakan pekerjaan lain yang sekiranya tak membuatnya kelihatan menganggur.
"Kepo nih aku" ucap Rani melangkah mengikuti Jessica.
Jessica berhenti dari kegiatannya dan menghadap ke arah Rani. Jessica memajukan badannya dan meraih telinga Rani untuk membisikan sesuatu, "Aku udah jadian sama Om Nick"
Rani pun berjengit, "OMG seriusan kau" ucapnya dengan nada tertahan.
Jessica mengangguk sambil tersenyum.
"Selamat ya sis udah gak zomblo lagi" ucap Rani tersenyum merasakan kebahagian yang dirasakan oleh temannya itu, "moga langgeng deh kalian" Rani menoleh ke arah dapur, "nanti dilanjut lagi ya ceritanya aku mau antar pesanan"
Jessica mengangguk lalu dirinya juga meneruskan pekerjaannya.
...🦇...
Jessica keluar dari Restoran membawa bekalnya disusul Rani yang mengikuti Jessica dari belakang. Mereka berdua duduk di kursi masing-masing seperti biasanya.
"Weh ceritain dong kejadian waktu Om Nick nembak kau" ucap Rani sambil mengeluarkan kotak bekalnya dalam tas.
Jessica tanpa bisa menahan senyumnya sambil membuka tutup bekalnya berkata, "Romantis banget pokoknya"
"Lebih detail dong ceritanya" ucap Rani makin penasaran. Tangannya membuka plastik klip untuk mengeluarkan sambal buatannya.
Jessica menggeleng sambil menyuapkan nasi bersama sayur kangkung ke dalam mulut.
"Gak seru lah kau" Rani pura-pura ngambek menyendok nasi dengan kasar dan menyuapkan ke dalam mulutnya seperti anak kecil yang sedang merajuk.
Jessica tertawa kecil melihat tingkah Rani, "Pokoknya ya Ran, Om Nick meminta aku menjadi kekasihnya tulus tanpa keraguan di matanya membuatku terenyuh jadi tanpa terlalu banyak berpikir karena tak mau mengulangi ke jadian waktu mereka berkunjung ke rumahku, aku langsung memberikan jawaban kepadanya kalau aku menerima dan mau menjadi kekasihnya"
"So sweet" ucap Rani terbawa perasaan sambil menopang dagunya dengan kedua tangan.
Jessica tersenyum sambil menunduk, "Saat itu adalah momen yang membahagiakan untukku Ran"
"Tentu itu aku juga bisa merasakannya" ucap Rani tersenyum tulus.
Mereka berdua melanjutkan makan siang mereka sambil bercengkrama tentang hal-hal yang menyenangkan tentang apa yang sudah dialami oleh Jessica.
Kembali ke pekerjaan hari Senin tampak tak terlalu ramai seperti hari Senin sebelum-sebelumnya jadi para pegawai dan koki lebih banyak beristirahat seperti saat ini. Rani dan Jessica sedang duduk di kursi khusus pegawai tempatnya dekat dengan pintu dapur tiba-tiba Yohan dari arah luar masuk dan menghampiri mereka.
"Lagi nyantai mbak" ucapnya.
Rani dan Jessica langsung berdiri dari duduknya.
"Gakpapa kok kalian duduk aja lagian pelanggan juga gak terlalu ramai" ucap Yohan.
Jessica merasa tak enak dengan keadaannya sekarang langsung pamit untuk pergi ke toilet, "Maaf pak saya permisi dulu tiba-tiba perut saya mulas" ucap Jessica lalu berjalan sedikit membungkuk meninggalkan Rani dan Yohan di tempatnya.
"Saya juga mau bantu koki kupas bawang aja deh pak daripada nganggur" ucap Rani ikut menghindar dari Yohan.
"Tunggu" ucap Yohan ketika Rani hendak melangkahkan kakinya.
Rani berdiri di tempatnya seperti semula tak jadi untuk melangkah meninggalkan tempatnya, "Iya pak ada yang bisa dibantu?" tanyanya dengan senyum paling ramah.
"Saya mau ngobrol sama kamu penting. Ikut saya ke ruangan" ucap Yohan lalu berjalan mendahului Rani.
"Mampus aku" ucapnya sambil menjitak dahinya sendiri.
Dari arah pintu masuk belakang Jessica kembali lagi namun sudah tak mendapati Yohan membuatnya bernafas lega namun dirinya juga tak mendapati sosok Rani membuatnya ketar-ketir, "Wah jangan-jangan Rani dapat masalah baru ini" ucapnya.
Fadlan yang ingin membuang sampah di cegat oleh Jessica, "Fad kau tau dimana Rani?" tanyanya.
"Aku tadi lihat dia masuk ke ruangannya Pak Yohan kami papasan waktu aku mau keluar dari ruangan Pak Yohan habis bersih-bersih dari sana" jawab Fadlan.
"Tuh anak kenapa lagi sama Pak Yohan" ucap Jessica khawatir.
Di ruang Yohan.
"Ada apa ya pak saya dipanggil kesini?" tanya Rani berdiri di sebrang meja kerja Yohan.
"Duduklah Ran agar kita bisa berbicara dengan enak" ucap Yohan.
"Waduh, aku mau diinterogasi nih kayaknya" batin Rani.
Rani pun duduk di kursi yang berhadapan dengan Yohan.
"Saya salah apa lagi Pak sampai mau diinterogasi kayak gini" rengek Rani karena ia tak merasa kalau hari ini dirinya membuat kesalahan.
"Enggak kamu gak salah apa-apa" balas Yohan.
"Terus saya dipanggil kesini karena apa ya pak kalau saya boleh tahu?" tanya Rani sedikit lega karena bukan karena kesalahan atau sesuatu yang buruk terkait dirinya.
Yohan menyandarkan tubuhnya di kursi sambil menghembuskan nafas panjang, "Saya mau tahu tantang kedekatan kamu sama Jessica"
"Jessica? Maksud bapak?" tanya Rani tak mengerti.
Yohan kembali menegakkan badannya dan menatap Rani dengan serius, "Karena kamu kan temannya jadi saya ingin mengetahui kehidupan Jessica lewat kamu" ucap Yohan.
Rani menatap sinis kepada Yohan, "Nggak Gentleman" batinnya.
"Kenapa eskpresi kamu kayak gitu?" tanya Yohan tak suka dengan tatapan yang diberikan oleh Rani.
Rani pun langsung tersenyum dengan ramah, "Gakpapa kok pak biasa saya tuh emang radak aneh anaknya jadi mohon dimaklumi aja"
"Jadi sedekat apa pertemanan kamu sama Jessica?"
"Enggak deket-deket banget sih pak. Kita kan baru berteman tiga tahun ini dari awal kita kerja bareng di restoran bapak jadi kemungkinan saya gak terlalu tahu ya soal kehidupan Jessica secara detailnya" jawab Rani.
Yohan mengangguk paham, "Kalau masalah asmaranya Jessica?"
"Itu sih hum—" ucap Rani tampak berpikir, "waduh harus bilang apa aku" ucapnya dalam batin dengan raut yang nampak gelisah.
"Katakan saja Ran gakpapa" ucap Yohan.
Rani menghembuskan nafasnya kasar, "Kalau tentang asmara bapak tanya aja langsung sama Jessica lagian bapak kepo banget tentang kisah asmaranya Jessica"
"Kenapa kamu balik interogasi saya?" tanya Yohan tak terima.
"Ya gakpapa sih cuma pengen tahu aja atau mungkin Pak Yohan ada rasa ya sama Jessica" tebak Rani yang tak mendapat reaksi apapun dari pria di depannya ini.
"Sudah cukup kamu boleh kembali bekerja" ucap Yohan.
Rani pun dibuat bingung dengan sikap Yohan, "Baik pak saya permisi" Rani pun keluar dari ruangan Yohan.
Dengan perlahan Rani menutup kembali pintu ruangan Yohan, "Aku yakin nih kalau Pak Yohan suka sama Jessica" gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments