Di saat Jessica dan Rani sedang beristirahat di tempat biasanya tak mereka sangka Matthew dan seorang pria dewasa yang mereka tebak adalah papa Matthew menghampiri mereka.
"Hak kak Jes" sapa Matthew.
Jessica pun membalas sapaan tersebut dengan ramah.
"Apa kamu yang namanya Jessica?" tanya Nick kepada Jessica.
Jessica mengangguk, "Iya saya om ada apa ya?" tanya Jessica takut.
"Perkenalkan nama saya Nick papanya Matthew" ucap Nick sambil menjulurkan tangannya ke arah Jessica.
Jessica pun membalas uluran tangan Nick, "Saya Jessica"
"Jadi begini anak saya Matthew ingin mengajak kamu jalan-jalan di hari Minggu nanti" ucap Nick terus terang.
Jessica pun dilanda bingung pasalnya mereka baru saja bertemu, "Dalam rangka apa ya om?"
"Tidak dalam rangka apapun hanya sekedar jalan-jalan. Ini kemauan Matthew saya rasa dia suka denganmu" ucap Nick.
Jessica melihat ke arah Matthew. Sangat menggemaskan dengan ekspresi menunjukkan jika Matthew berharap sekali Jessica mau menerima ajakan papanya.
Tanpa berpikir lama Jessica berucap, "Baiklah hari Minggu waktu yang tepat saya sedang tidak dalam masa bekerja" ucap Jessica membuat Matthew berjingkrak kesenangan. Dan lagian Jessica suka dengan anak kecil.
"Makasih ya kak Jes" ucap Matthew.
"Sama-sama" balas Jessica sambil tersenyum manis.
"Baiklah kalau begitu saya hanya menyampaikan itu saja kalian lanjutkan makan siang kalian maaf kalau sudah mengganggu. Permisi" ucap Nick.
"Iya om gakpapa" ucap Jessica.
Nick dan Matthew pun meninggalkan tempatnya. Saat mereka sudah tak terlihat dari pandangan Jessica dan Rani dengan tatapan yang mencurigakan pun Rani berceletuk, "Aku mencium sesuatu yang mencurigakan" ucapnya sambil melihat ke arah Jessica.
"Mencurigakan gimana?" tanya Jessica bingung.
"Entahlah seperti ada yang mengganjal" ucap Rani.
"Sok tau kau udah makan lagi keburu jam istirahat kita habis, tau rasa kau kalau kerja perutmu masih laper" ucap Jessica yang dibalas dengusan pelan oleh Rani.
..._...
Seperti biasa mereka pulang tepat di jam lima. Kini Jessica dan Rani sedang berada di ruang loker mengambil barang mereka.
"Jes nanti malam ikut aku lagi ya ke rumah Rangga" pinta Rani.
"Iya aku temenin"
"Tapi kalau hasilnya nihil kayak kemarin seperti yang kau bilang kita harus lapor pak RT" jelas Rani.
"Iya Ran" ucap Jessica sambil mengenakan jaketnya.
Di sela kegiatan mereka Rani teringat oleh ajakan Nick kepada Jessica tadi siang, "Btw kau beneran akan jalan sama papanya Matthew?"
"Bukan papanya Matthew tapi Matthew sendiri yang mau ngajak jalan" sanggah Jessica.
"Papanya ikut dong" ucap Rani.
"Mungkin"
"Awas loh" ucap Rani.
"Awas apaan?" tanya Jessica sambil memandang aneh ke arah Rani.
"Awas entar dimarahin mamanya Matthew" goda Rani.
"Iya juga ya" ucap Jessica.
"Oh atau mungkin Nick duda kali Matthew juga kelihatannya mau deketin kau, cie dapet duda" goda Rani.
"Emang kenapa kalau duda?" tanya Jessica santai.
"Kau mau kalau jodoh kau nanti duda?" tanya Rani tak percaya.
"Gak masalah asal baik dan bisa bertanggung jawab lagian kalau dapat bujang pun belum tentu bahagia contohnya kau" jawab Jessica sambil menonyor dahi Rani.
"Bener juga sih kalau duda spek Nick mah aku juga mau" ucap Rani sambil meringis.
"Maunya. Udahlah ayo pulang keburu malem" ucap Jessica.
"Iya..iya"
..._...
Sama seperti kemarin tepat pukul delapan malam Jessica dan Rani sudah berada di depan rumah Rangga. Dengan tidak ada kesabaran Rani menggedor-gedor pintu rumah Rangga dengan keras. Ucapan Jessica agar tidak membuat keributan di malam hari pun dihiraukan oleh Rani.
"Buka pintunya woy inget punya utang itu dibayar kalau gak dibayar mampusnya nanti rohnya ngegantung di atas langit loh mau kau" ucap Rani.
"Sabar Ran sabar" ucap Jessica.
"Kalau kayak gini terus kita panggil RT nya sini biar malu sekalian nih orang" ucap Rani.
Jessica dan Rani pun pergi ke rumah Bapak RT setempat namun sebelum melajukan motornya pintu rumah Rangga pun terbuka menampilkan sosok Rangga yang panik serta wajah kedua orang tuanya yang takut.
"Ran jangan" ucap Rangga.
Rani pun turun dari motornya, "Akhirnya keluar juga curut satu ini"
Rani dan Jessica berjalan kembali ke teras rumah Rangga.
"Bayar utang kau. Aku juga lagi butuh uang" ucap Rani to the point.
"Sabar Ran masuk dulu yuk kita bicarain baik-baik di dalam" bujuk Rangga yang tak ingin warga sekitar tahu tentang masalah keluarganya yang terlilit hutang walaupun juga tanpa sembunyi pun tetangganya juga sudah pada tahu karena sering melihat rentenir datang ke rumah mereka setiap bulan.
"Enggak" tolak Rani mentah-mentah.
"Ayo mbak Rani di dalam aja ibu buatkan teh ya" kali ini ibu Rangga yang membujuk. Ia malu juga kalau ada tetangga yang melihat bisa-bisa ia diejek kalau lagi beli sayuran di warung. Sudah utangnya numpuk banyak di warung pasti dia akan ditindas lagi.
"Gak perlu tante yang saya inginkan hanya Rangga mau membayar hutangnya" tolak Rani.
"Ngga bayar hutangmu cepat" bisik bapaknya.
"Rangga gak punya uang pak. Bapak tambelin dulu lah" pinta Rangga.
Bapak Rangga melihat ke arah Rani yang sudah menunggu dengan ekspresi datarnya, "Mbak Rani kalau boleh tahu hutang Rangga ke Mbak Rani itu berapa ya?"
"Dua puluh lima juta pak" jawab Rani membuat kedua orang tua Rangga syok.
"Astaghfirullah Rangga kamu hutang sebanyak itu buat apa?" tanya Ibu Rangga dengan kesal.
"Maaf bu. Rangga memang perlu buat modal usaha" jawab Rangga.
"Terus mana usaha kamu itu gak ada hasilnya kan malah memperbanyak hutang keluarga kita. Malu-maluin kamu" ucap Ibu Rangga kesal.
"Maaf bu waktu itu yang Rangga pikirkan usaha yang akan aku jalani akan berhasil ternyata bangkrut malah Rangga sekarang punya hutang ke mantan karyawan Rangga" ucap Rangga yang membuat ibunya bertambah syok.
"Begini aja Mbak Rani urusan hutang Rangga nanti saya cicil setiap bulannya ya karena saya baru dapat kerja Insya Allah nanti saya bisa menyicil sedikit-sedikit" ucap Bapak Rangga dengan halus.
Rani yang tidak tega melihat wajah kedua orang tua Rangga yang begitu capek menghadapi keadaan pun akhirnya menyetujui tawaran Bapak Rangga. Walaupun kasihan yang namanya hutang memang harus dibayar.
"Baik kalau begitu Bapak bayar semampunya aja yang penting dibayar dan kau Rangga malu jadi beban keluarga cari kerja sana kasihan bapak kau" ucap Rani.
"Iya nanti aku cari kerja" ucap Rangga.
"Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya" kini Jessica yang berucap setelah dari tadi hanya menonton dengan diam.
"Oh iya mbak hati-hati sekali lagi maaf telah merepotkan karena ulah Rangga" ucap Ibu Rangga.
"Iya Bu kalau begitu kami permisi selamat malam" ucap Jessica.
"Iya mbak selamat malam" balas Ibu Rangga.
Akhirnya Jessica dan Rani bisa pulang ke rumah masing-masing dan Rani juga sudah lega karena mendapat jawaban untuk permasalahan hutangnya Rangga kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments