Chapter 20

Malam begitu dingin hari ini. Jessica membuat segelas teh untuk menghangatkan badannya. Terdengar siulan dan kebulan asap dari teko. Jessica mematikan kompornya dan menuangkan air mendidih ke dalam gelas yang sudah ia isi dengan dua sendok gula dan seikat teh. Diaduk-aduk sebentar lalu ia membawa segelas teh tersebut ke ruang bebas sambil menonton televisi.Jessica menyeruput teh nya dan ia bisa merasakan perutnya menjadi hangat. Dering ponselnya berbunyi, Jessica langsung mengambilnya dan melihat penelepon yang sedang menghubunginya.

"Om Nick" gumamnya lalu tersenyum.

Panggilan pun diangkat oleh Jessica.

"Halo Om" sapanya dengan merdu.

"Halo Honey" balas Nick dari sebrang membuat jantungnya berdebar kencang.

"Ada apa ya Om apa Matthew menginginkan sesuatu lagi dariku?" tanya Jessica.

"Kenapa yang kau pikirkan hanya Matthew?" tanya balik Nick yang terdengar seperti sedang merajuk.

Jessica terkekeh pelan, "Biasanya kan Om telfon aku kalau Matthew sedang butuh sesuatu dariku"

Terdengar helaan nafas dari seberang, "Saya telfon itu karena lagi kangen sama kamu" ucap Nick.

"Siapa?"

"Tentu saya dong" ucap Nick terjeda beberapa saat, "saya kangen sama kamu"

Karena di rumah tak ada siapapun Jessica seketika langsung mereog di tempatnya, "Apaan sih Om" ucap Jessica menahan malu.

Terdengar tawa dari seberang, "Apa kamu gak kangen sama saya"

"Hum... kan kita sering ketemu" ucap Jessica.

"Jadi kamu gak kangen sama saya"

"Eh itu... kangen kok" ucap Jessica lalu menggigit bibir bawahnya setelah mengucapkan kata tersebut.

"Besok kita ketemu ya saya jemput kamu sepulang kerja" ucap Nick.

"Iya Om" ucap Jessica.

"Sebelum kita menutup telponnya saya pengen dengar kamu mengucapkan selamat malam buat saya dan coba jangan panggil saya dengan sebutan Om" ucap Nick.

"Terus saya harus panggil apa?" ucap Jessica bingung.

"Kau bisa panggil saya dengan sebutan sayang misal Honey seperti apa yang saya ucapkan" ucap Nick.

"Saya gak bisa"

"Kenapa? Kalau kamu gak bilang saya ngambek" ucap Nick.

Jessica mencoba menetralkan detak jantungnya yang berdebar dengan cepat dengan menghembuskan nafasnya beberapa kali, "Um—" tampak Jessica malu sendiri, "Selamat malam... Honey" ucap Jessica kemudian menutup wajahnya dengan bantal sofa di dekatnya.

Nick tersenyum lebar, ia bisa mendengar pekikan pelan yang keluar dari mulut Jessica pasti kekasihnya itu sedang malu, "Terima kasih saya bakalan mimpi indah"

Jessica perlahan meletakkan ponselnya pelan di atas meja, "Malunya" gumam Jessica sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

...🦇...

Paginya Jessica melakukan pekerjaannya seperti biasa tapi kali ini ia sedikit merasa heran dengan temannya yang terlihat murung dan tampak sesekali tidak fokus. Siapa lagi kalau bukan Rani.

"Woy Ran kenapa kau?" tanya Jessica menghampiri Rani yang sedang terduduk sambil termenung.

"Galau nih aku" jawab Rani dengan tatapan memelas.

"Galau kenapa?"

"Bulan depan adikku sudah mulai pendaftaran masuk SMA dan biayanya sangat mahal karena SMA yang akan didaftar oleh adikku adalah SMA favorit dan swasta pula aku jadi bingung" ucap Rani.

"Terus keluargamu gimana?" tanya Jessica.

"Ya gitu deh mereka setuju-setuju aja padahal mereka tahu sendiri aku kerja bukan cuman ngehidupin anak manja satu itu doang aku juga butuh kali nikmatin gaji aku"

"Maaf ya tapi kan orang tuamu juga penghasilan dari dagang juga lebih kecil dari gajimu yang kau dapat disini"

"Lah makanya itu mereka ngandelin aku. Aku udah bilang buat daftar di sekolah Negeri aja biar sedikit membantu masalah biaya tapi anak iblis satu itu gak mau ngerti dia cuman nuruti gengsi karena teman-temannya pada daftar kesana dia itu gak mikir kemampuan dari keluarganya sendiri buat biaya sekolahnya. Wajarlah kalau teman-temannya daftar kesana lah wong anak konglomerat kok"

"Yang sabar ya Ran" ucap Jessica sambil mengelus punggung Rani.

"Tau deh Jes sebel sama anak manja satu itu selalu dibelain sama ibu bapak dari dulu. Pilih kasih mentang-mentang dia anak laki" ucap Rani merasa sebal.

Jessica merasa gak tega dengan kondisi Rani saat ini, "Oh iya uang dari Rangga udah dilunasi belum?"

"Belum. Bapaknya masih nyicil. Berapa sih masih mampu balikin delapan ratus ribu" jawab Rani.

"Kalau kau butuh bantuan kau bilang aja sama aku kalau sekiranya aku bisa bantu pasti aku bakal bantu" ucap Jessica.

"Makasih Jes kau baik banget tapi aku gak mau ngutang aku mau membiayai keluargaku dengan hasil kerja kerasku sendiri. Aku masih mampu kok tapi makasih ya soal tawaranmu itu kau memang teman yang baik" ucap Rani berusaha untuk tersenyum

"Terserah kau saja tapi jangan terlalu dipaksa ya ingat kebahagiaan diri sendiri itu juga penting"

Rani mengangguk ia merasa beruntung mempunyai sahabat pengertian seperti Jessica.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!