BAB 3

Sesampainya di pasar, seperti biasa mereka yang bekerja dari pagi tentu saja sudah mendapatkan uang yang lebih dari mereka yang datang dari tengah hari.

"Kenapa duduk Pak?" tanya Alfazro, bapak itu adalah temannya yang mengangkat barang.

"Sudah habis barang yang di angkat, kamu terlambat," ucap bapak itu.

"Hm? Cepat sekali habisnya? Biasanya masih ada?" tanya Alfazro.

"Iya, aku saja tidak tahu kenapa hari ini banyak sekali tiba-tiba orang menjadi pengangkut barang, tapi saat di tegur, mereka melawan balik, ada dari mereka yang tidak segan-segan berbuat kasar," keluh bapak tersebut.

"Di mana mereka?" tanya Alfazro.

"Itu di dalam sana," ucap bapak tersebut.

Alfazro melihat beberapa orang yang badannya lumayan besar itu, mereka duduk sambil minum-minum. Saat melihat wanita lewat mereka goda.

Ada juga satu kelompok yang duduk sedikit jauh dari kelompok baru itu, mereka terus memandang kelompok itu penuh dendam.

Kelompok itu adalah teman-teman Alfazro yang mengangkat barang. Alfazro pun menghampiri mereka.

"Kenapa Bang, kayaknya dendam banget sama mereka?" tanya Alfazro.

"Gara-gara mereka ada, akhirnya kami nggak kebagian mengangkat barang, mereka semua yang ambil pekerjaannya. Padahal mereka baru saja kerja hari ini dan berlagak. Lihatlah Dedi di pukul oleh mereka, benar-benar jahat mereka," keluh Gilang pria berumur 25 tahun.

Mendengar itu hati Alfazro sangat sedih, jika mereka bekerja di sini, bagaimana dengan nasib mereka para buruh lama yang sangat membutuhkan pekerjaan untuk mencari makan.

"Mereka benar-benar keterlaluan, kenapa kita bersama-sama saja menyerang mereka dan membuat mereka pergi," ucap Alfazro memberi saran.

"Bos mereka adalah kepala pasar ini, tadi saja Dedi di pukul oleh mereka bos mereka diam saja, dia tidak ambil peduli dan dia malah membantu anak buahnya," ucap Gilang merasa serba salah.

Alfazro juga ikut duduk dan berpikir bagaimana caranya agar bisa mengusir mereka dan bosnya.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Mengusir para pendatang baru dan memerdekakan buruh lama]

[Hadiah 2.000.000]

[Status misi: Sedang berlangsung]

'Weleh, baru aja aku memikirkan tentang cara mengusir mereka dari, langsung di kasih misi,' batin Alfazro.

'Tapi bagaimana ya? Kekuatan dan keberanian ku masih 2, apa cukup untuk melawan mereka semua? Tapi tunggu dulu, aku kan punya poin,' batin Alfazro melihat ke arah teman-temannya itu.

'Aku punya poin, aku bisa gunakan poin untuk apa saja, jadi aku akan meningkatkan kekuatan teman-teman ku juga untuk mengusir mereka,' batin Alfazro menyengir.

[Gunakan poin untuk meningkatkan kekuatan beberapa orang]

[Meningkatkan kekuatan di aktifkan]

Memuat…

Loading…

Mulai…

10%…

20%…

30%…

40%…

50%…

60%…

70%…

80%…

90%…

100%…

Selesai.

[Poin Anda di potong 10 poin]

[Sisa poin Anda 1 poin]

"Ayo teman-teman, kita usir mereka!" teriak Alfazro.

Mendadak saja mereka punya keberanian yang membara, padahal mereka sangat pengecut dan tak punya nyali sama sekali, saat terdengar teriakan suara Alfazro tiba-tiba saja semangat itu muncul.

"Ayo, kita usir mereka!" teriak Gilang berdiri mengangkat tangannya.

Mereka yang pendatang baru itu melihat ke arah kelompok Alfazro yang mendatangi mereka. Mereka pun berdiri.

"Ada apa dengan kalian?" tanya pria yang memakai ikat kepala dengan otot yang lumayan besar itu.

"Mau apa! Yang pastinya mau mengusir kalian dari pasar ini, jangan menganggu pekerjaan kami lagi," ucap Alfazro.

"Hey! Kau anak kecil! Beraninya kau berlagak! Kau mau mengusir kami! Hanya dengan kalian ini! Heh! Sungguh sangat berani," ucap mereka.

"Heh! Kau pikir kami nggak berani! Ayo ke sini, ayo baku hantam!" tantang Alfazro.

"Cih! Dasar anak kecil! Ayo kita adu jotos!" ucap mereka.

Dan mereka pun saling bertarung, para teman-teman Alfazro yang ketakutan tadi, mereka memukul tanpa ampun membuat mereka babak belur.

"Ampun! Ampun! Jangan pukul lagi!" pinta mereka.

"Ayo hajar saja terus sampai orang tua mereka pun tidak mengenalinya," perintah Alfazro.

Mendengar ucapan Alfazro membakar semangat mereka semakin menambah kekuatannya.

Mereka pun menggebuk para pria itu tanpa ampun.

"Mati kau! Kati kau!" teriak Gilang geram, ia memukul mereka sampai tak sadar jika tangannya juga terluka.

"Hey! Apa-apaan ini!" teriak Bos pasar tersebut.

Tapi mereka tak berhenti untuk memukul anak buahnya.

"BERHENTI KALIAN!" teriak bosnya itu dengan lantang.

Mereka pun berhenti dan melihat ke arah bos tersebut.

"Beraninya kalian memukul anak buah ku! Kalian pikir aku tidak ada! Kalau begitu sini maju kalian!" tantang bos tersebut.

"Ha-ha-ha dengan senang hati," ucap Gilang.

"Ayo maju," ajak Deni, mereka pun menghajar bos itu dengan membabi buta.

"Hey! Berhenti! Berhenti!" teriak bis itu kesakitan.

"Kau yang ingin minta di hajar, maka kami tidak akan mengampuni mu, kau juga sudah memukul ku tadi, ini adalah pembalasan berkali lipat untukmu!" ucap Deni geram.

"To … long … hentikan …." pinta bos itu yang sudah babak belur.

Alfazro menarik kerah baju bos itu yang padahal bos itu badannya 2x lipat lebih besar darinya.

"Aku tidak ingin melihat kau lagi, jika kau masih berani datang lagi, maka kami semua akan mematahkan seluruh tulang mu lalu memberikan kepada buaya untuk menjadi santapannya!" ancam Alfazro.

"Ampun! Ampun! Kami … kami tidak bermain lagi," ucap mereka yang berusaha bangun dan melarikan diri.

"Horeeeee! Merdeka!" teriak mereka penuh kemenangan.

"Kita menang! Kita menang!" teriak mereka bersuka cita sambil berpelukkan dan melompat-lompat kegirangan.

[Ding Ding]

[Misi selesai]

[Selamat Anda mendapat penambahan saldo sebesar 2.000.000]

[Selamat Anda mendapatkan reward sepeda]

Selamat Anda mendapatkan 9 poin

[Saldo \=3.500.000]

[Kecepatan \=4]

[Kelincahan \=4]

[Kekuatan \=4]

[Kecerdasan \=4]

[Level \=3]

[Poin \=10]

[Reward \= sepeda]

'Wah, aku dapat sepeda, aku tidak perlu lagi jalan kaki,' batin Alfazro melompat kegirangan sendirian.

"Hey, Alfazro, kenapa kau melompat sendirian, belum puaskah melompat?" tanya Gilang tersenyum.

"Ah bukan, kalian sudah makan belum, ayo makan," ajak Alfazro.

"Ah, gimana mau makan, uang tadi hanya dapat 20 ribu mengangkatnya gara-gara mereka," ucap Gilang memperlihatkan uang yang ia dapatkan tadi.

Alfazro terdiam, teman bekerjanya ada 9 orang. Harga makanan 10 ribu yang porsi kecil. Sedangkan uangnya juga lumayan banyak juga.

'Ah, tidak apa-apa sekali-kali traktir mereka makan, paling habis 100 ribu aja," ucap Alfazro.

"Ayo, aku yang traktir, tapi yang porsi kecil aja ya," ucap Alfazro.

"Hm? Kamu yakin mau traktir kami semua? Kamu kan belum dapat barang untuk di angkat," ucap Gilang.

"Udah nggak apa-apa, aku hari ini dapat ketiban rezeki nomplok yang hanya aku sendiri yang mendapatkannya," ucap Alfazro tersenyum.

"Wah sombong kamu ya! Oke ayo pergi, lain kali aku akan bekerja keras untuk mentraktir kalian semua juga," ajak Gilang merangkul Alfazro dan mereka pun menuju kedai makan.

"Bude, pesan 10 porsi kecil ya," pesan Alfazro.

"Wah tumben, apa hari ini kalian dapat rezeki nomplok ya?" tanya pemilik warung.

"Anggap saja begitu," ucap Alfazro.

"Baiklah, tunggu sebentar ya," ucap bude.

"Mau kemana?" tanya Gilang melihat Alfazro ingin ke dapur.

"Aku mau ke toilet sebentar," ucap Alfazro berlari menuju ke belakang. Ia pun masuk ke dalam toilet.

[Klik di sini untuk membuka]

[Klik]

Alfazro sungguh tak sabar melihat sepeda, ia pun mengeluarkan sepedanya dari system'.

Alfazro membawa keluar sepeda tersebut lalu memarkir sepeda tidak jauh dari tempat ia duduk.

"Wah, sepeda baru," ucap Deni. Mereka juga semua melihatnya.

"Iya, aku nabung selama ini ingin membeli sepeda ini," ucap Alfazro ngasal.

"Pantas saja kau tak pernah makan dan memilih bawa bekal sendiri," ucap Deni.

"Eh, i-iya," ucap Alfazro menggaruk kepalanya, mana mungkin ia mengatakan jika mendapat dari system'.

"Mari di makan," ucap bude membawa 10 piring yang berisi nasi dan lauk dadar telur yang di sambal.

"Terima kasih Bude," ucap mereka.

"Terima kasih juga kepada Alfazro karena udah traktir nih," ucap Gilang.

"Iya sama-sama," jawab Alfazro melahap makanannya. Mereka juga langsung melahap makanannya juga.

"Ini Bude uangnya," ucap Alfazro menyerahkan selembar uang 100.000.

"Terima kasih banyak, sering-sering ke sini," ucap bude.

"Kalau ada uang bude," ucap Alfazro.

"Jadi bagaimana? Nggak ada barang yang mau di angkat lagi, kita pulang saja. Nanti malam baru ada barangnya lagi," ucap Gilang.

Mereka pun berpencar pulang ke rumahnya masing-masing.

[Ding Ding]

[Saldo Anda di kurang 100.000]

[Sisa saldo Anda 3.400.000]

Dengan bahagianya Alfazro mengendarai sepedanya itu di jalan.

Tapi sangat mengejutkan dan tidak di sangka-sangka. Rumah yang biasa tempat ia tinggal rubuh. Hatinya sangat sedih, ia menggeret sepedanya.

Alfazro membuang kayu-kayu yang lapuk itu ke tepi agar ia bisa mengambil barang-barangnya yang tertimpa oleh reruntuhan itu.

Alfazro pun membersihkan barang-barangnya dan mengikat di sepedanya.

"Aku punya uang, apa sebaiknya aku cari tempat tinggal yang murah saja kali ya, mau menumpang dengan mereka, tempat tinggal mereka saja sudah sempit, di tambah dengan ku bisa-bisa nanti malah tidur duduk," ucap Alfazro.

Ia pun mengendarai sepedanya di pinggir jalan.

Terpopuler

Comments

Mira Andani

Mira Andani

mampir thor

2023-09-19

3

Mira Andani

Mira Andani

mampir rhor

2023-09-19

0

Santo Londho

Santo Londho

kok ga nambah tadinya poin di tambah kok ga ada

2023-09-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!