BAB 16

"Bagaimana jika itu benar?" tanya Alfazro.

"Sudah di bilang tidak ya tidak! Dia tidak akan melakukan itu, yang di katakan buk Mei juga itu hanya sekretarisnya saja, bukan wanita selingkuhannya," ucap Andi.

"Apa kau tahu? Kebanyakan selalunya bos yang pacar sama bawahannya, dan itu tidak terkecuali juga papa mu, mereka lebih sering bertemu dengan sekretaris dari pada mama mu, kamu malah hanya mendengar ucapan mu papa mu saja, mana mungkin dia mengaku, coba kamu sendiri yang selidiki," ucap Alfazro merampas kembali ponselnya.

Triring! Triring!

Ponsel milik Andi berbunyi dan ia segera mengangkatnya.

"Halo Ma, ada apa?" tanya Andi.

"Kamu di mana sekarang, papa kamu bilang katanya akan pulang sebentar lagi, tapi dia nggak pulang-pulang, mama khawatir jika papa kamu ada sesuatu di kantornya, ayo ikut Mama sekarang," ucap mam Andi.

"Oh iya Ma, aku pulang sekarang," ucap Andi. Ia pun memutuskan panggilannya.

"Malam ini selamat kamu! Jika itu tidak terbukti maka akan menghabisi mu lebih parah dari apa yang aku lakukan pada mu tempo hari!" ancam Andi

"Cih! Siapa takut! Aku yang dulu bukan yang sekarang, dulu aku diam karena aku hanya ingin bertahan saja, tapi tidak sekarang! Aku tidak selemah dulu, jadi ancaman mu itu sungguh tak ku anggap itu sebuah ancaman, hanya sebuah permainan anak kecil saja," ucap Alfazro melipat tangannya sambil mencibir.

"Ck! Setelah aku memukul mu baru kau tau rasa, sekarang kau boleh berlagak, tapi nanti akan ku bungkam mulut mu," ucap Andi tersenyum sinis.

"Ingin membungkam mulut ku? Mulut mu yang terbungkam dengan sendirinya karena kau akan segera tahu kelakuan papa mu," ucap Alfazro menyengir.

"Ayo kita pergi," ajak Andi kepada beberapa temannya. Mereka pun pergi dari pasar tersebut.

"Da-da, jangan terkejut lihat papa kamu ya," ucap Alfazro melambaikan tangannya sambil tersenyum.

"Alfazro! Alfazro! Ada apa?" tiba-tiba Gilang datang bersama Deni dan Yusuf.

"Oh, kalian sudah datang rupanya, ayo aku tunjukkan sesuatu pada kalian, kalian pasti suka," ucap Alfazro mengajak mereka untuk mengikutinya.

Alfazro masuk ke dalam pasar dan berhenti di depan para pria itu yang pingsan.

"Nih, lihat mereka," ucap Alfazro menunjuk ke arah pria yang terbaring pingsan tersebut.

"Wah, mereka ini kenapa? Kamu apa kan mereka?" tanya Gilang mendekati mereka. Karena busuk, ia menutup hidungnya.

"Ih! Bau banget, mereka ini kenapa sih?" tanya Gilang.

"Mereka habis makan roti yang sudah ku campur dengan obat pencahar, jadi mereka mencret hingga pingsan," ucap Alfazro.

"Weleh, hebat banget kamu, hanya dengan kau sendiri saja kau bisa menghabisi mereka semua dengan otak jenius mu ini, jago bagaimana? Apa pasar ini kita yang menguasai kembali?" tanya Gilang.

"Tentu saja, jika mereka berani melakukannya lagi, aku akan menghabisi mereka lebih dari ini," ucap Alfazro.

"He-he-he, jadi bagaimana dengan mereka?" tanya Gilang.

"Biar saja, nanti mereka juga bangun, obat itu tidak akan membuat mereka mati, jadi terserah kalian mau apakan mereka, aku mau pulang saja, karena ini sudah jam 21.00, aku belum mengerjakan pekerjaan sekolah," ucap Alfazro.

"Baiklah, kalau begitu hati-hati di jalan ya," ucap Gilang.

Alfazro pun meninggalkan pasar dan menuju motornya.

Alfazro pun menaiki motornya dan melakukan motornya di jalanan.

[Ding Ding]

[Misi baru]

[Ada pencurian di mini market]

[Hadiah 3.000.000]

[Status misi: Sedang berlangsung]

"Mini market? Mini market yang mana ya?" tanya Alfazro memelankan laju motornya.

Alfazro memberhentikan motornya di pinggir jalan.

[Klik di sini untuk membuka]

[Klik]