BAB 7

"Apa kamu bilang! Beraninya kau bilang papa ku selingkuh!" teriak Andi geram.

Ia ingin mencengkram kerah baju Alfazro dan ingin meninjunya.

"BERHENTI!" teriak buk Feriani naik darah.

"Kalian ke ruang kepala sekolah SEKARANG!" teriak buk Feriani.

Pada akhirnya, mereka pun di bawa menuju ruang kepala sekolah, dan saat itu terlihat kepala sekolah sibuk dengan laptopnya.

"Permisi Buk," ucap buk Feriani.

"Ya ada apa?" tanya kepala sekolah menurunkan kaca matanya.

"Anak-anak ini saya serahkan kepada Anda, saya nggak sanggup meleraikan mereka," ucap buk Feriani pusing.

"Katakan, apa permasalahannya?" tanya buk kepsek.

"Mereka saling merobek buku dan saling ejek mengejek," jawab buk Feriani duduk di kursi sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Kalian tahu ini sekolah? Kenapa kalian lakukan itu?" tanya kepala sekolah mengintrogasi mereka.

"Dia duluan yang mengejek orang tua ku, dia bilang papa ku selingkuh, mana bisa aku terima itu!" denggus Andi kesal.

"Siapa suruh kau merobek buku ku, aku ngomong memang benar kok, aku lihat sendiri Papa kamu bawa wanita muda masuk dalam mobil, kalau ku tebak wanita itu lebih muda 10 tahun dari ibu mu. Kenapa kau nggak mencari tahu sendiri aja, malah marah-marah dengan ku, kalau itu terbukti menangis air mata darah pun sudah tak berguna lagi," ucap Alfazro.

"Apa itu benar?" tanya kepala sekolah kepada Alfazro.

"Benar buk, aku lihat sendiri kok," ucap Alfazro mengangguk yakin.

"Ibu bukan ingin menakuti kamu Andi, tapi waktu itu Ibu juga lihat Papa kamu bersama wanita lain, mungkin ibu salah lihat dan mungkin itu sekretaris papa kamu, hanya saja wanita itu memang terlihat muda, mereka naik mobil bersama tanpa supir, moga aja ini yang salah paham ya, moga aja itu memang sekretaris papa kamu," ucap buk Feriani.

Andi terdiam sesaat. Ia tampak berpikir panjang sambil melihat tembok yang ada di depannya.

Tiba-tiba saja dia berlari keluar dari ruang kepala sekolah.

"Memangnya apa yang kalian katakan itu benar atau tidak adanya?" tanya kepala sekolah.

"Itu … aku hanya melihat dari jauh saja, tapi aku tidak begitu yakin," jawab Alfazro memutar bola matanya.

"Kamu ya, mengatakan hal yang belum pasti, semoga saja apa yang kalian lihat salah, kita hanya ingin yang terbaik saja untuknya," ucap kepala sekolah.

"Ya sudah, kamu silakan masuk ke sekolah lagi," ucap kepala sekolah.

"Baik Buk," ucap Alfazro mengangguk dan keluar dari kantor kepsek.

"Yang terbaik konon, heh! Kalau dia tahu papanya benar-benar selingkuh, bakal kena mental tu bocah," ucap Alfazro.

Saat Alfazro ingin masuk ke dalam kelasnya, terlihat Andi keluar dari kelas dengan membawa tas dan ia menuju parkiran mobilnya dan keluar dari sekolah.

"Dia pasti ingin memastikan apa ayahnya selingkuh atau tidak itu," ucap Alfazro tersenyum sinis. "Tapi siapa yang peduli, terserah dialah."

Alfazro masuk ke dalam kelasnya di mana kelas itu para murid sedang berembuk sesuatu.

Baru saja Alfazro ingin duduk dan mengelem bukunya yang sudah robek sedikit, buk Feriani datang dengan wajah merah padam.

"Tadi sudah ibu katakan pada kalian! Jangan memposting kejadian tadi dan dari kalian berni melakukannya! Cepat maju kalian siapa yang sudah berani mempostingkannya!" teriak buk Feriani murka sambil bercekak pinggang.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***