OBAT YANG DI TUKAR

Tania menghubungi suster Rika.

panggilan terjawab.

"Suster!!!kamu fotokan sekarang juga obat yang di minum si tua itu sekarang juga dan cepat kirimkan ke nomer ponselku." seru Tania.

"sekarang nyonya?" tanya suster Rika dengan polosnya.

"cuihhh..!!! dasar bodoh kalau orang bicara itu didengarkan baik-baik,sekarangggggg...!!!!" suara Tania seakan memecahkan gendang telinga suster Rika yang menempelkan ponsel di telinganya.Ia segera mengambil semua obat Rian dan memfotonya lalu mengirimkan ke nomor kontak Tania.

Tania bersama Evelin lagi bertemu dengan seseorang bernama Jessy.Jessy adalah orang yang di maksud Evelin.Ia bekerja di bagian farmasi.

Tania tampak menyerahkan gepokan uang pada Jessy.Tania menunjukkan gambar obat Rian yang di kirim suster Rika.Jessy mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Baiklah kirimkan gambar itu ke ponselku," kata Jessy pada Tania seraya menyebutkan nomor ponselnya.Setelah mencapai kesepakatan bersama mereka mengakhiri pertemuan itu.

"Nanti aku akan mengantar barangnya." ucap Jessy.Lalu mereka meninggalkan tempat itu.Tania kembali ke villa.

" Good morning jakarta...!! I'm gone for a while...(selamat pagi jakarta aku pergi sebentar...)" lirih Dion seorang diri.

Pagi-pagi sekali Dion sudah rapi.Ia menarik kopernya keluar lalu mengunci pintu apartementnya.Pagi ini ia akan kembali ke puncak dan akan melupakan Jakarta untuk sementara waktu.Segera ia memasukkan barang-barangnya ke bagasi mobil.Lalu ia keluar dari area apartement itu.Dion melajukan mobilnya dengan pelan.Sesekali ia menoleh ke kanan dan ke kiri ia mencari-cari restorant.Perutnya yang belum di isi dari semalam sudah sangat keroncongan.Setelah beberapa menit akhirnya ia mendapati restorant padang.Akhirnya ia pun berhenti dan makan disana.

Sementara di villa Tania tampak gelisah ia berkali-kali melihat ponselnya.Sesekali dari atas balkon ia menengok ke bawah.Gerak-geriknya seperti sedang menunggu seseorang.Hingga tak berapa lama kemudia tampak sebuah mobil avansa hitam terlihat memasuki halaman villa.Tani bergegas turun.Ia tak ingin ada orang lain yg menyambut tamunya itu selain dia sendiri.Setelah sampai ke bawah Tania menghampiri mobil itu lalu membawa seseorang yang baru keluar dari mobil itu yang ternyata adalah Jessy itu,menuju taman.Jessy berjalan mengikutinya.Mereka duduk di bangku di bawah tenda-tenda yang ada di taman.Jessy menyerahkan bungkusan berwarna hitam ke tangan Tania.

"Kenapa kamu lama selali???" tanya Tania.

"maaf tadi mobilku mogok.." jawab Jessy.

"Baiklah terimakasih Jessy kamu boleh pergi sekarang." Tania mengusir Jessy secara halus.

Jessy mengerti maksud Tania,ia segera berdiri dan berpamitan dengan Tania.

"Terimakasih untuk kerjasama ini." Jessy menjabat tangan Tania sebelum ia masuk ke dalam mobilnya.

Tania melambaikan tangannya,kemudian masuk ke dalam sambil membawa bingkisan hitam itu.

Tania membawa bingkisan hitam itu ke dalam kamarnya.Ia masuk menutup pintu lalu membuka satu persatu barang-barang itu.Matanya berbinar-binar menatap barang-barang di hadapannya.Ia sangat senang ia bersorak kegirangan.

"Huuuu,,,ini bagus,,!!sangat bagus sebentar lagi mimpiku akan menjadi nyata. ha...ha...ha..." Tania tertawa lepas.

**tok..tok..tok..**

Deggghhh...

Pintu kamarnya di ketuk.Tania tampak kebingungan.Cepat-cepat ia memasukkan barang-barang yang tadi di liatnya.Lalu di bukanya pintu.

"Saya mau mengantarkan makanan yang nyonya pinta tadi..." bik Imah ketakutan melihat mata sang nyonya yang melotot menatapnya.

"Letakkan disituuuu!!!!" bentak Tania yang merasa kesal pada bik Imah karena kedatangannya yang tiba-tiba.

"Baik nyonya..." jawab bik imah dengan bibir bergetar.

Bik Imah meletakkan nampan yang berisi makanan dan minuman itu di meja lalu ia keluar, "permisi nyonya." ucap bik Imah.Tania kembali menutup pintunya lalu di keluarkanya kembali obat-obat yang di simpannya tadi.Sekali lagi dia amati obat-obat itu.Ia sedang memikirkan cara, bagaimana caranya ia menukar obat itu.mengandalkan suster Erika, itu tidak mungkin menurutnya belum saatnya suster Rika ikut masuk dalam permainannya.Tania tak bisa percaya begitu saja pada suster yang polos itu.Bisa saja nanti malah akan menimbulkan masalah untuknya.

Tania mengerutkan keningnya.Ia berpikir keras apa yang harus di lakukannya.

"Aku harus mencari cara,," gumamnya seorang diri.

Tania memasukkan kembali obat-obat itu ke plastiknya semula.Kemudian ia duduk dan mengambil nasi goreng bikinan bik Imah.Iya setelah ketemu Jessy saat akan masuk ke kamar ia memang menyuruh bik Imah membikinkan nasi goreng untuknya.Sambil menikmati makanannya otaknya pun bekerja.

Sementara itu Dion terus melajukan mobilnya.Perjalanannya lancar,mungkin setengah jam lagi ia akan segera sampai.Entah kenapa ia merasa pikirannya tak tenang.Dion begitu gelisah.Ia selalu teringat papanya.Terbayang terus wajah sang papa yang memelas memanggilnya.

Tania telah selesai menikmati makanannya.Kemudian ia keluar untuk melihat situasi di kamar Rian.

"Papa...maafkan mama ya sayang, mama tidak bermaksud menyakiti papa,mama hanya setres saja mikirin kondisi papa." Tania memeluk lalu mencium pipi suaminya.

"Ayo kita jalan-jalan keluar pah...biar mama yang bawa papa,ayo sus bantu aku nurunin papa..." Tania mulai menjalankan aksinya.

Suster Rika terbengong melihat sikap dan perlakuan Tania pada Rian.Ia merasa heran tapi juga senang melihat majikannya yang dia kira sudah berubah itu.

"Ayo sus,,," perintah Tania sedikit memaksa ia sudah membantu Rian bangun dan posisi duduk di tepi ranjang.

"Tapi bu,,,hari sudah sore di luar udah dingin." ucap suster Rika yang tampak kebingungan.

"Tidak apa-apa suster,Dion juga mengatakan kalau papa harus semangat.

Suster Rika akhirnya membantu Tania menaikkan Rian ke kursi roda.Tania mendorong kursi roda menuju halaman samping villa.Ia menyuruh suster Rika mengambil bubur.Dengan telaten ia menyuapi Rian bubur itu walau Rian tampak kesusahan memakannya.

Setelah beberapa lama memainkan sandiwaranya Tania menyuruh suster Rika melatih Rian berjalan.Saat Rian tertatih-tatih belajar jalan dan suster Rika tampak repot menjaganya, di sinilah waktu yang tepat Tania akan menjalankan aksinya.

"Pah...mama ke kamar bentar ya ponsel mama ketinggalan." ucapa Tania berbohong.

Rian hanya menganggukkan kepalanya.Ia tersenyum bahagia melihat Tania yang dikira kembali menyayanginya.

"Sus...jaga bapak baik-baik ya,jangan tinggalin dia..!" perintah Tania pada suster Rika.

"Baik bu..." suster Rika mengangguk.

Tania segera masuk ke dalam kamar Rian.Ia membuka tutup botol-botol obat Rian menuang semua isinya ke tong sampah lalu menutup obat itu dengan sampah-sampah yang lain.Kemudian ia mulai memasukkan obat-obat yang ia pesan dari Jessy itu ke dalam botol-botol yang kosong itu.Dua botol sudah terisi,tinggal satu botol lagi.Saat ia mulai memasukkan obat di botol terakhir tiba-tiba pintu kamar Rian terbuka.

"Pah Dion pulang..." ucap Dion yang mengira ada sang papa di dalam sana.Dion terkejut melihat Tania sendiri di kamar itu sedang memegang botol obat papanya.Begitu pun Tania tak kalah terkejutnya dengan Dion bahkan ia hampir melompat sakit terkejutnya.Obat-obat di tanganya berjatuhan ke lantai.Tania segera memunguti obat itu dan memasukkanya ke dalam botol.Dion menatap heran pada Tania...

To be continued....

Terpopuler

Comments

Silvi Aulia

Silvi Aulia

jahat banget

2023-08-17

0

Zhu Yun💫

Zhu Yun💫

emosi tingkat dewa ini Tania

2023-08-10

1

al-del

al-del

Waduh ² jahatnya diri mu ....

2023-08-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!