"Waktunya sudah habis bu." kata seorang polisi yang menghampiri mereka.
"Baik pak,terimakasih." jawab Tania kemudian berdiri dan berlalu pergi meninggalkan Bobi yang di giring ke dalam sel kembali oleh polisi tadi.
Tania masuk ke dalam mobil yang di kemudikan pak Samsul.
"Pak,nanti berhenti di restorant ya pak." kata Tania yang tampak mengusap perutnya.Lapar? itu sudah pasti karena ia belum jadi makan tadi pagi.Pak Samsul menepikan mobilnya di pinggir sebuah restorant,lalu kepalanya menoleh ke belakang dan bertanya pada Tania, "Disini nyonya?"
"Ah...(Tania menghela nafas) iya disini saja." jawab Tania.Kemudian ia segera turun setelah pak Samsul membuka pintu mobil.Ia berjalan masuk kedalam restorant.
Ia duduk seorang diri,menunggu makanan yang di pesannya sampai.Sembari menunggu makanan yang di pesannya datang Tania mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya,menekan nama Dion di layar ponsel itu.Panggilan terhubung.
"Hallo...." suara Dion terdengar dari seberang sana.
"Hallo Dion....maaf tadi aku tidak sempat memberimu kabar.Aku di kantor polisi tadi,polisi memintaku memberi keterangan."
"iya tak apa." jawab Dion tak semangat.
"kamu pasti lapar,aku akan segera kembali membawakanmu makanan." Sahut Tania lagi.
"oke." jawab Dion sambungan telepon di matikannya tanpa basa-basi lagi.
"Aku...bawakan kamu apa? kamu mau makan apa?" Tania tak sadar kalau sambungan telepon sudah Dion matikan.Karena tak ada jawaban ia melihat ponselnya dan ia baru menyadari ternyata panggilan sudah terputus dan ia jadi bicara sendiri.
"Hehhhhemm...dasar anak setan!! sialll..!!" umpat Tania.
Setelah menunggu beberapa jam bahkan hampir satu harian akhirnya Rian mulai sadar.Dion segera menekan tombol panggilan darurat.Seorang dokter di ikuti dua perawat di belakangnya tampak memasuki ruangan.mereka tampak memeriksa Rian yang sudah mulai membuka matanya.Setelahnya dokter dan para perawat itu keluar setelah sebelumnya menjelankan banyak hal yang perlu Dion ketahui tentang kondisi Rian.
Rian menatap Dion dengan tatapan sendu,Dion tak mampu lagi menahan air mata yang keluar dari kedua netranya.Ia membelai lembut rambut sang papa.Tangannya menggenggam erat jemari papanya seolah sedang memberi kekuatan untuk sang papa.
Tania berjalan terburu-buru masuk ke dalam rumah sakit.Ia berjalan menyusuri lorong-lorong di rumah sakit itu mencari ruangan di mana suaminya di rawat.Akhirnya ia berhenti di depan sebuah pintu ruangan bertuliskan vip.Lalu ia masuk dan bergegas meletakkan barang bawaannya.Ia berhambur memeluk suaminya sambil terisak.
"Hik..hik.hikk..papa,,,cepatlah pulih kembali pa,,papa harus kuat,harus kembali seperti dulu,,mama rindu papa canda tawa papa,mam rindu senyum papa.Pah...mama nggak punya siapa-siapa selain papa.Papa harus kuat yah pah..semangat ya pa hik..hik..hikk.."
Dion mengusap pundak Tania lalu berkata, "doakan papa yah.."
Tania memeluk Dion dengan erat dan berkata, "Aku sangat mencintainya Dion hik...hik..hikk...." tangis Tania pecah.
Setelah beberapa menit berlalu,Keadaan mulai tenang Tania duduk di samping ranjang tempat Rian terbaring lemah.Dion sedang memakan makanan yang di bawakan Tania.Ia makan meski ia tak selera.Ia paksa makanan itu sesuap dua suap masuk ke mulutnya.Walaupun rasanya ia ingin memuntahkannya lagi.Dion makan dengan mata yang tampak berkaca-kaca.Keadaan ini betul-betul membuatnya terpuruk untuk yang kedua kalinya.Setelah dulu ia merasa terpuruk karena perpisahan kedua orang tuanya.Tapi kenapa disaat ia sudah mulai bisa menerima keadaan ia malah harus menerima kenyataan tentang papanya yang sekarang harus terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit.
Malam berganti pagi dan pagi berubah menjadi malam kembali.Hingga tak terasa sudah seminggu Rian terbaring lemah disana.Begitupun Dion yang tak sedetikpun mau meninggalkan sang papa.Ia hanya pergi waktu itu untuk memenuhi panggilan polisi saja,setelahnya ia selalu ada di samping sang papa.Jangan tanya Tania bagaimana? tentu saja ia menunjuk kan sikap yang paling manis di depan anak tirinya.Ia pun selalu berada di ruangan itu hanya sesekali ia tampak keluar ruangan untuk sekedar menelpon atau menerima telepon dari seseorang.Tania selalu memesan makanan dari aplikasi online.Untuk pakaian mereka ia pernah menelpon bi Imah dan minta di antarkan pakaiannya dan juga Dion.Waktu itu bik Imah datang di antarkan oleh pegawai di villa itu.Untuk urusan villa mereka mempercayakan pada pegawai yang di percaya Rian.Seorang petugas resepsionis yang bernama frans.Lelaki yang lumayan tampan juga dan usianya sebaya dengan Bobi kira-kira berumur tiga puluh dua tahun.
Pagi itu Rian akan pulang ke villa.Tentunya setelah dokter mengijinkannya pulang karena kondisinya sedikit membaik.Nanti di villa Rian akan di rawat oleh perawat yang sudah mereka pesan dan dokter pribadi keluarga itu yang akan terus mengontrol Rian setelah berada di villa nanti.
Sebelumnya dokter udah memeriksa Rian,Kesehatan Rian sudah mulai membaik,tapi ia mengalami struk ringan sehingga akan menyebabkannya lumpuh sementara.
Dion tampak frustasi menyadari keadaan itu,berkali-kali ia mengusap kasar wajahnya.Kemudia ia mencoba menenangkan dirinya sendiri ia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskanya perlahan.Ia tetap harus kuat demi sang papa. "Aku harus kuat demi papa aku nggak boleh lemah." katanya dalam hati.Tania memicingkan matanya melirik ke arah Dion.
"Sialll...benar-benar sialll...!! aku belum mendapatkan apa-apa dan malah harus merawat orang lumpuh ini!!!" umpatnya dalam hati.
Pak samsul sudah membawa mobil yang semula ada di parkiran rumah sakit ke depan pintu masuk rumah sakit setelah ia mendapat perintah dari tuan mudanya.Tampak Dion sedang mendorong papanya yang duduk di kursi roda.Tania berjalan di sampingnya di ikuti seorang perawat yang akan ikut mereka ke villa.Iya mereka telah menyewa perawat dari rumah sakit itu untuk membantu merawat Rian nantinya.
"Pak masuk kan barang-barang ini ke bagasi." perintah Tania pada pak Samsul.
"Baik nyonya." jawab pak Samsul.
Mobil berjalan pelan menuju villa.Dion duduk di Samping pak Samsul yang sedang mengemudi mobil.Rian tampak duduk di bangku belakang kemudi ia terus menggenggam tangan sang istri tercinta.Sedangkan perawat tadi ia duduk paling belakang.Suasana di dalam mobil terasa hening tak ada percakapan diantar mereka.Semua membisu dengan pikiran masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
al-del
mulai mendapatkan ganjaran Luh ...
2023-07-31
1
al-del
Waspada Dion jangan² ada racunnya lagi.
2023-07-31
1
al-del
pengen muntah bacanya, mual sama sandiwaranya ni si j a l a n g.
2023-07-31
1