BACK TO JAKARTA

Setelah Tania meninggalkan ruangan itu tinggalah mereka bertiga saja.

"Hhhhhmmmm,,," Dion menarik nafas lega.

Kini waktunya ia akan membicarakan masalahnya pada sang papa.Dion mendekati papanya.Duduk di hadapan papanya yang sedang berbaring.Lalu menggenggam tangan papanya dan mengusap lembut puncuk kepala sang papa.

"Sus,,,kemari lah.." Dion memanggil suster Rika untuk mendekat.

"Pah,,,bisakah kira-kira Dion ke jakarta dua hari saja?? Dion mau menyelesaikan urusan Dion di kampus pah,Dion mau minta ijin cuti sama dekan dan rektor Dion.Setelah urusan Dion selesai Dion akan segera kembali dan mengurus papa sampai papa sembuh."

Rian hanya menganggukkan kepalanya yang mengisyaratkan bahwa ia memberikan ijin pada anaknya.

"Papa,,,,papa jaga kesehatan papa ya,nurut sama suster Rika,..!" Dion berkata lirih pada papanya.

"Sus,,,aku titip papa ya,jaga papa baik-baik..hati-hati kalau lagi bawa papa keluar atau lagi latihan jalan.." tak lupa Dion pun berpesan pada suster Rika.

"Iya mas,,,saya pasti selalu menjaga bapak dengan baik." jawab suster Rika.

"Pah,,,papa jagan telat minum obat,makan...dan istirahat yang teratur,,,semangat terus papa pasti sembuh." Dion meyakinkan papanya.

Rian menatap sendu pada Dion lalu ia tersenyum.Ia merasa bersalah telah merepotkan putra semata wayangnya itu.Tapi apa boleh buat semua sudah terjadi.Rian setuju dengan keputusan Dion.Jujur ada rasa takut dalam diri Rian jika harus tanpa Dion.Entah mengapa ia merasa banyak orang yang ingin mencelakainya.

"Pah,,,,papa istirahat dulu ya,,Dion kekamar dulu untuk mempersiakan semuanya,besok pagi-pagi Dion berangkat.." lirih Dion pada papanya,dengan penuh kasih sayang ia mencium pipi sang papa.

"Sus,,,kalau saya tidak ada dan suster butuh bantuan untuk mengangkat papa atau apa,suster jangan sungkan-sungkan panggil saja pak Samsul,,,nanti saya bilang juga ke pak samsul untuk bantu-bantu suster Rika..." pesan Dion pada suster Rika.

"Iya mas,nanti saya minta tolong ke pak Samsul.." jawab suster Rika.Lalu Dion bergegas keluar menuju kamarnya.

Hari masih pagi.Sebagian jalan masih ada yang tergenang air sisa hujan semalam.Namun,Dion sudah mulai melajukan mobilnya membelah jalanan menuju Jakarta.Menuju universitas tempatnya menuntut ilmu.Ia lajukan mobilnya dengan tenang.pikirannya fokus.Ia sangat berhati-hati,Dion tak mau hal buruk menimpanya juga setelah menimpa papanya.Tadi pagi saat semua orang belum bangun Dion sudah masuk ke kamar Rian.Berpamitan dengan sang papa dan juga suster Rika.Setelahnya Dion langsung berangkat.Ia berangkat seoarang diri.

Hari senin adalah hari yang sibuk.Semua orang tentunya sibuk dengan kegiatan awal pekan ini.Ada yang sibuk sekolah atau bekerja yah tentunya semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.Begitupun dengan jalanan Ibukota yang super sibuk sampai menimbulkan kemacetan.Cukup lama Dion terjebak macet walau akhirnya ia bisa bernafas lega juga setelah mobilnya bisa melaju lagi di jalanan setelah lebih kurang dari setengah jam ia terjebak macet.

Selama perjalanan berlangsung,karena mengejar waktu juga,jadi Dion sedikit berani melajukan mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi.Untungnya Dion tetap fokus dan tidak terjadi apa-apa.Semua aman-aman saja.

Walaupun sedikit meleset dari perkiraannya,Akhirnya Dion sampai juga di kampusnya.Sebuah universitas swasta ternama di Jakarta.Mobil Dion parkir di halaman kampus.Begitu turun dari mobil Dion langsung menuju kartor rektorat.Dion segera menemui rektornya dan menyerahkan semua berkasnya.Setelah semua urusannya selesai Dion permisi pada rektornya dan keluar dari kantor itu.

Dion berjalan menuju kantin.Sesekali ia bertemu orang yang di kenalnya dan mereka bertegur sapa.Hingga tiba-tiba ia mendengar ada seseorang yang memanggil namanya berulang-ulang, "Dion...Dion..Dioonnn,,!!" suara itu terdengar makin dekat.

"Dion,,kamu udah masuk,,?? tanya,Luna gadis cantik berambut hitam bergelombang yang berwajah manis itu.Luna teman satu lokalnya,

calon dokter yang sangat cantik.

Luna begitu antusias menyambut kedatangan Dion.Dia menggandeng tangan Dion agar buru-buru masuk ke kantin.

"Dari puncak,elo langsung kesini?" tanya Luna sambil menuntun Dion untuk duduk.

"Iya," jawab Dion tanpa semangat.

"Ada apa?" tanya Luna begitu menyadari tampang Dion yang kusut dan tanpa gairah.

"Ngga ada apa-apa." sahut Dion.

"Gue pesenin minum dulu, ya!" Luna memanggil pekerja kantin dan memesan dua minuman.

Minuman yang di pesan Luna telah datang.Luna menyeruput es jeruknya lalu menatap temannya yang sedang melamun.

"Dion!" panggil Luna begitu ia melihat Dion duduk tanpa jiwa sambil menatap layar monitor ponselnya.

"Hmm....," jawab Dion kaget seperti orang baru bangun dari mimpi.

"Sebenarnya, ada apa?" Luna makin penasaran.

"Ngga ada apa-apa, kok." sahut Dion lagi.

"Come on, Dion.I knew you! (ayolah, Dion.aku mengenalmu!"

Dion mendesah sebentar.

"Papa gue....papa gue sakit Lun,parah...."

Dion mulai curhat.

"Jadi sekarang gimana kondisi papa elo?" tanya Luna.

Dion tersenyum kecut.Lalu ia menarik nafasnya dalam-dalam.

"hhhhhhmmmmmm...." suara nafas Dion.

"Papa gue mengalami kecelakaan dan sekarang struk.Gue nggak bisa lanjutin kuliah gue dulu,gue cuti panjang sementara waktu sampai papa gue pulih kembali." Dion menjelaskan pada Luna.

"Oh ya aku turut sedih dengan kejadian yang menimpa papamu." Luna menunjukkan rasa simpatinya pada Dion.

"Itulah sebabnya aku kesini Lun...aku lagi mengurus ijin cuti ku." ucap Dion lagi.

Luna hanya tersenyum mendengar Dion yang sedang mengeluarkan semua kegelisahan hatinya.Dia mengerti perasaan Dion saat ini gimana. Memang sakit jika kita melihat orang tua kita menderita.

"Kamu pernah cerita....kamu bilang ada istri muda papamu disana?" Luna bertanya dengan serius.

"Dia tak bisa ku percaya...." jawaban Dion terdengar sangat pelan.

"Are you sure? (Apa kamu yakin)?" Luna menatapnya lebih serius lg.

Mendengar pertanyaan Luna, Dion terdiam tanpa bisa memberikan jawaban pasti.Luna hanya tersenyum menyemangati Dion.

"Ya sudah kalau begitu elo jaga baik-baik papa lo, gue doa in papa lo cepat sembuh pulih seperti sebelumnya." Luna menatap Dion ada rasa kasihan pada temannya itu karena harus menunda kuliahnya sementara waktu.

"Ohhh....iya, makasih ya Lun.Oh ya gue pamit dulu ya, gue mau ke apartement gue dulu beresin barang-barang gue dan istirahat.Besok pagi gue balik ke puncak." Dion menjabat tangan Luna lalu berdiri dan berlalu meninggalkan Luna yang masih berdiri mematung menatap kepergianya.

A brand new day!

Dion bangun lebih pagi. Udara segar masuk dalam kamarnya begitu jendela kaca itu di bukanya.Hari masih subuh.

"Selamat pagi, Jakarta!" seru Dion seorang diri.

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

Selamat pagi Dion, biar aku yang jawab Thor 😅

2023-08-05

1

Euro Virgin

Euro Virgin

jakarta

2023-07-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!