KECELAKAAN

Malam itu suara telepon berdering di ruang tengah bagian ruangan pribadi khusus untuk keluarga Rian.

** Kring...kring..kring... **

" Hallo selamat malam " bi Imah nampak mengangkat telepon.

" Iya selamat malam,benar ini dengan keluarga dari bapak Rian Atmaja?" suara seseorang dari sebrang sana terdengar jelas. " Saya ingin mengabarkan tentang bapak Rian". lanjutnya kemudian.

" Iya benar,sebentar saya panggilkan nyonya saya dulu." jawab bik Imah yang kemudian ia segera memanggil Tania yang nampak sedang duduk membaca majalah.

" Nyonya,nyonya ada telepon katanya penting." kata bik Imah.

" Dari siapa bik." Tania bertanya pada bik Imah. "

" Tidak tau nyonya dia cuma bilang katanya mau mengabarkan tentang tuan."

Deggggh...jantung Tania seketika bertedak begitu kencang.Dia terkejut dan berpikir " Apakah mas Bobi mencelakainya?? oh tidak kenapa dia bertindak gegabah seperti ini,dasar manusia bodoh." umpat Tania dalam hati.kemudia ia segera menerima telepon itu.

" saya istri dari bapak Rian Atmaja,apakah suami saya baik-baik saja?" Tanya Tania mulai panik.

" Iya bu,saya ingin mengabarkan kalau suami ibu sedang di rawat di rumah sakit marga husada di daerah Bogor bu,karena baru saja mengalami kecelakaan bu.Mungkin sekitar pukul empat sore tadi." Dahi Tania mengernyit mendengar penuturan penelpon itu. " Silahkan keluarganya segera datang untuk menemui pak Rian di rumah sakit yang saya sebutkan tadi."

"Baiklah kami akan segera datang,terimakasih sudah mengabari,oh ya bagaimana kondisi suami saya?" tanya Tania masih dengan kepanikannya.Ia panik dan juga takut Bobi telah melakukan sesuatu tanpa sepengetahuannya.Ia juga takut kalau semua orang tau keterlibatan dia dengan Bobi.di tengah-tengah lamunannya itu si penelpon berkata, " untuk lebih pastinya silahkan ibu segera datang ke rumah sakit.selamat malam." kemudian telepon di matikan.

Tania bingung ia ingin memberi tau Dion tetapi ia masih ragu.Kemudian ia segera mengambil benda pipih dari dalam tas nya.Tania menghubungi Bobi tapi berkali-kali panggilannya tidak di jawab.Malah kelihatannya ponsel Bobi pun mati.

Akhirnya Tania segera bersiap-siap kemudian ia segera berjalan menuju kamar Dion.Tania terpaku di depan pintu kamar itu.Ia tampak ragu untuk mengetuk pintu itu.Hingga akhirnya setelah ia rasa lega ia pun mulai mengetuk pintu itu pelan.

** tok tok tok** suara ketukan pintu.

Dion membuka pintu kamar.Tania langsung saja memeluk Dion sambil menangis sesenggukan.Tentunya itu hanya sandiwaranya.

" Ada apa Tania?" Dion tampak bingung.

" Papa,papa Dion....papa kecelakaan".

" Apa??? apa yang kamu katakan Tania? papa kecelakaan??" Dion sangat shock.

" Iya Dion,papa kecelakaan.Ayo kita segera ke rumah sakit." kata Tania kemudian mereka berjalan beriringan.

" Bik,bik Imah cepat suruh pak Samsul siapkan mobil sekarang juga!" perintah Tania pada bi Imah.

Bi imah tergopoh-gopoh berlari mencari pak Samsul. " Sul..Sul..aduh,,,,dimanalah kamu ini sul,," bi Imah teriak-teriak memanggil pak Samsul.Akhirnya bi Imah menemukan pak Samsul yang sedang berbincang dengan pegawai villa. " Sul cepat Sul siapkan mobil nyonya dan tuan muda mau ke rumah sakit tuan kecelakaan."

" Tuan kecelakaan bik?" tanya pak Samsul yang di jawab dengan omelah oleh bik Imah. " Sudahlah Samsul kamu gak perlu banyak tanya."

" iya,iya bik." jawab pak Samsul kemudian ia berlalu meninggalkan bik Imah.

Mobil mereka melaju membelah jalanan dengan kecepatan sedikit kencang.Dion menyuruh pak Samsul agak ngebut karena perjalanan yang akan mereka tempuh lumayan jauh yakni sekitar enam puluh tujuh koma dua kilo meter,dari puncak menuju jalan raya Bogor.Dan itu memakan waktu sekitar tiga jam lebih jika jalanan tidak macet.

Dion terlihat sangat cemas ia sangat takut memikirkan kondisi papanya saat ini.Pikirannya tidak tenang.Begitupun dengan Tania ia terlihat panik sekali.Ia bertanya-tanya dalam hatinya kemana Bobi,dan apa yang terjadi sehingga dia tidak bisa di hubungi.

Tiga jam lebih mobil yang mereka tumpangi menyapu jalanan.Akhirnya mobil berhenti di depan sebuah rumah sakit.Dion dan Tania segera keluar dan pak Samsul segera membawa mobil ke tempat parkir khusus rumah sakit.

Dion dan ibu tirinya itu segera berlari ke bagian resepsionis rumah sakit itu.Mereka bertanya di ruangan mana pasien atas nama Rian Atmaja di rawat.Seorang petugas tampak mengarahkan mereka.Dan akhirnya mereka berdua menuju ruang mawar,ruang rawat inap kelas tiga.Di depan ruangan tampak ada beberapa polisi.Jatung Tania berdetak lebih kencang kali ini seperti mau melompat saja.Antara takut,penasaran dan juga shock itulah yang di rasakan Tania saat ini.

Pandangan Tania kenyapu seluruh ruangan itu dia mencari sosok Bobi yang tidak di lihatnya dari tadi.Setelah berbincang dengan salah satu polisi di sana mereka di ijinkan masuk.Dion tampak sangat sedih.matanya terlihat berkaca-kaca.Ia memeluk erat papanya.Begitu juga dengan Tania ia sengaja menunjukkan ekspresi sesedih mungkin,air mata buaya pun tak luput kluar dari netranya.

Ketika seorang perawat datang Tania memarahi perawat itu.

" Kenapa kalian tempatkan suamiku di ruangan sempit begini?apakah di rumah sakit ini tidak ada ruang vip??"

" Ada bu,tapi pasien tidak ada keluarga waktu di bawa kesini,jadi kami tidak berani mengambil keputusan sendiri.Mari keluarga pasien silahkan ikut saya ke bagian administrasi.Karena akan segera di lakukan operasi kepada pasien.

Dion berjalan mengikuti perawat di depannya ke bagian administrasi untuk menyelesaikan segala prosedur di rumah sakit itu agar sang ayah mendapat pelayanan terbaik.Dan segera di operasi karena Rian mengalami cedera di bagian kepala dan tangan.Semsampainya di ruang adminstrasi Dion segera menyelesaikan semuanya.Dan dia baru sadar kalau ternyata ia telah melupakan Bobi.Ia baru teringat tentang Bobi.Kemudia ia segera mencari tahu keberadaan Bobi.

Sementara itu Tania yang tadi telah memperhatikan Dion meninggalkan ruangan itu.Ia segera mengambil kesempatan untuk bertanya pada polisi perihal kecelakaan yang di alami suaminya,agar ia pun bisa mendapat info mengenai Bobi.Karena kalau ia bertanya secara langsung pada polisi tentang Bobi,Tania takut polisi akan curiga padanya.Akhirnya dengan perasaan was-was dan takut Tania bertanya. " Apa yang terjadi dengan suami saya sebenarnya pak?"

" Mobil suami ibu mengalami kecelakaan tunggal.Melewati pembatas trotoar lalu menghantam pohon besar,dan menabrak seorang anak kecil yang melintas hingga meninggal di tempat.Ini semua karena kelalaian sopir ibu." jawab polisi itu.

Degghh...

Tania sangat terkejut. " Astaga.....terus di mana sekarang sopir kami itu pak?"

" Sopir ibu sedang kami mintai keterangan di kantor bu." kata salah seorang polisi disana.

" Lalu apakah sopir kami itu akan di penjara pak?" tanya Tania memastikan.

" Untuk lebih jelasnya nanti ibu atau mas Dion bisa ikut kekantor untuk memberikan keterangan."jawab polisi itu.

" Baiklah saya saja nanti yang akan ke kantor." kata Tania serius.Karena ia ingin segera menemui Bobi dan menanyakan segalanya.Karena ia yakin ini semua bukan murni kecelakaan tapi pasti ada sebabnya.Dan hanya Bobi yang tau jawabannya.

Rian sudah di bawa ke ruang operasi masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.Dion tampak menatap kepergian sang ayah dengan raut wajah yang sangat sedih.Di sudut kedua matanya tampak cairan bening menetes di pipinya Dion mengusapnya dengan kasar.Tania melangkah mendekati Dion kemudian memeluknya. " Dion bukan hanya kamu yang merasa terpukul dengan hal ini.Aku juga sangat sedih Dion.mari kita berdoa semoga papa baik-baik saja." Tania mulai memainkan sandiwaranya.

Terpopuler

Comments

mama Al

mama Al

tanda titik sama awalan Kalimat di kasih jeda.

2023-07-29

1

mama Al

mama Al

sudah ku Dugong

2023-07-29

0

al-del

al-del

Kenapa gak mati aja tuh si Bobi kena azab.

2023-07-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!