SEBUAH ANCAMAN

Tania menangis sesenggukan dalam pelukan anak tirinya.Aktingnya memang jago mengalahkan seorang aktris.

"Mari kita berdoa saja Tania semoga semua berjalan lancar dan papa bisa pulih seperti semula." kata Dion sembari melepaskan pelukan Tania,terus terang ia merasa risih dengan apa yang telah di lakukan Tania.

Sementara di ruang operasi tampak Rian tak sadarkan diri.Seorang dokter specialis anestesiologi sedang memberikan anestesi padanya.Sebelumnya sudah dilakukan prosedur pasca operasi pada tubuh Rian contohnya puasa,tes darah dan riwayat kesehatan lainnya.Seorang dokter bedah siap melakukan tugasnya.Ia akan melakukan operasi kraniotomi bersama seluruh tim dokter dan perawat yang sudah siap menunggu beberapa saat setelah suntikan anestesi di berikan.

(Operasi kraniotomi:adalah operasi mengangkat gumpalan darah di otak akibat cidera dan lain-lain)

(Anestesi:adalah pembiusan sebelum operasi)

Tiga jam lebih para tim dokter melakukan tugasnya.Semua tim dokter tampak meletakkan alat-alat yang di gunakannya.membuka sarung tangan yang melekat di tangan mereka.Kemudian mereka terlihat saling pandang dan sama-sama mengangguk kan kepala.

Dion dan Tania menunggu di depan ruang operasi dengan jantung berdebar.Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan itu lalu berkata. "keluarga pasien?"

"iya pak,saya istri dan ini anaknya." jawab Tania yang tampak tak sabar menunggu apa yang akan di ucapkan dokter itu.

"Selamat! berkat doa dari keluarga operasi berjalan lancar.Pasien sudah melewati masa kritisnya.tapi untuk keluarga di mohon bersabar dulu,pasien sedang dalam masa pemulihan pasca operasi,sebaiknya tunggu sampai kami memindahkan pasien ke ruang rawat inap baru keluarga bisa menemui pasien." kata dokter itu panjang lebar menjelaskan pada Tania dan juga Dion.

Di dalam ruangan seorang petugas kepolisian tampak sedang melakukan B A P terhadap Bobi.Setelah satu jam lebih di lakukan B A P akhirnya Bobi di masukkan ke dalam sel tahanan.Bobi terancam dua belas tahun penjara akibat kelalaian berkendara dan terjadi korban jiwa.

(B A P:BERITA ACARA PEMERIKSAAN)

Di dalam sel nya Bobi tampak frustasi ia berkali-kali mengusap kasar wajahnya lalu menarik nafas dan membuang kasar nafasnya.

"Sialll!!!!,,,ini benar-benar sialll!!!!,,,semua ini karena kamu Tania,aku akan buat perhitungan denganmu!" umpat Bobi sambil menggenggam dan memukul-mukul tangannya sendiri.

Beberapa jam berlalu.Akhirnya Rian sudah di pindahkan ke ruang rawat inap kelas VIP atas permintaan Dion dan juga Tania.Dion tampak mengelus lembut kepala sang papa yang masih belum sadar.Tania duduk di bagian samping Tampak memegang tangan suaminya.Tidak ada polisi lagi di ruangan itu hanya sesekali seorang perawat dan dokter tampak datang melakukan pemeriksaan.

"Dion,,,beristirahatlah,kamu pasti lelah semalaman kamu tidak tidur,bahkan kamu juga belum makan dari semalam." kata Tania.Dion menatap jam dinding di ruangan itu,yang menunjukkan pukul tujuh pagi.Yang artinya mereka berdua belum tidur dan belum makan semalaman,lalu Dion berkata, "sebaiknya kamu saja yang beristirahat Tania,dan pergilah sarapan dengan pak Samsul,biarkan aku disini menunggu papa."

"emmmmm," Tania tidak meneruskan ucapannya.

"Tidak apa-apa,pergilah ucap Dion sambil mengganggukkan kepala.

"Baiklah Dion,aku pergi dulu...akan ku bawakan makanan untukmu." sahut Tania lega,karena dia memang ingin keluar, dia merasa sumpek di rumah sakit itu.Pikirannya bercabang kemana-mana.Ia memikirkan Bobi dan juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

Tania melangkah keluar ruangan,setelah sebelumnya ia menghubungi pak Samsul untuk menunggunya di depan.Ketika hendak keluar dua orang polisi tampak berjalan menghampiri Tania.Tiba-tiba ada perasaan takut yang melanda di hati Tania.Tapi ia mencoba untuk tetap bersikap tenang.Hingga akhirnya kedua polisi itu berdiri tepat di hadapan Tania.

"Selamat pagi bu," sapa salah seorang dari polisi itu.

"Iya selamat pagi." jawab Tania lembut.

"Bisakah keluarga dari bapak Rian ikut kami ke kantor bu,untuk di mintai keterangan lebih lanjut.mungkin bisa putra bapak Rian atau ibu yang ikut kami ke kantor." kata polisi itu.

"Saya saja pak." jawan Tania cepat.Tentu saja ia ingin ke kantor polisi itu,karena itulah kesempatan yang di tunggu-tunggunya dari semalam.Karena ia ingin bertemu kelasihnya,Bobi.Ia benar-benar ingin menanyakan secara langsung apa yang telah Bobi lakukan.

"Eh,,,e,,,maksud saya,saya saja yang ikut ke kantor pak,karena anak saya masih syok.biarkan dia menunggu papanya."

"Baiklah kalau begitu,silahkan ibu ikut kami." lanjut polisi itu.

"Saya di antar sopir saya saja pak,silahkan bapak berjalan di depan kami akan mengikuti dari belakang." kata Tania kemudian segera memberikan arahan pada pak Samsul.

Tiba di kantor polisi.Tania di mintai keterangan mulai dari keberangkatan Rian dan status Bobi di keluarga mereka.Polisi sedikit curiga ini bukan murni kecelakaan tetapi ada unsur kesengajaan yang di lakukan Bobi.Tapi tentu saja Tania ada di pihak Bobi.Ia terus memberikan pembelaan terhadap Bobi.

"Terimakasih atas waktunya bu,saya rasa keterangan ibu sudah cukup.Selanjutnya nanti akan kita mintai keterangan dari anak ibu juga." polisi itu berjabat tangan dengan Tania.

"Apakah saja boleh bertemu dengan saudara Bobi?" tanya Tania.

"Silahkan anda tunggu di ruangan sana akan saya panggilkan saudara Bobi." kata polisi itu seraya menunjuk sebuah ruangan.

Bobi dan Tania duduk berhadap-hadapan.Sorot mata Bobi menatap tajam pada Tania.

"Semua ini gara-gara kamu Tania!!! kamu harus keluarkan aku dari sini,aku tidak mau di penjara!" kata Bobi pada Tania,yang terdengar tegas namun pelan bahkan nyaris tak terdengar,hanya Tania yang bisa mendengarnya.

"Kamu yang terlalu gegabah mas,apa yang kamu lakukan sebenarnya hah!??" jawaban Tania tak kalah ketus tapi setengah berbisik.

"Sudahlah Tania jangan banyak tanya,ini semua murni kecelakaan.Tidak ada yang aku sengaja.kamu harus cari cara untuk membebaskanku.aku tidak ingin di penjara Tania." bisik Bobi.

"kamu hampir mengacaukan semua rencana yang sudah kita susun,untung si tua bangka itu tidak mati.Kalau saja dia mati semua hartanya pasti jatuh pada anaknya.Dan aku dapat apa???kamu pikir itu mas." Tania menatap sinis pada Bobi.

"Jadi gimana keadaan suamimu itu?" tanya Bobi.

"Dia sekarat,dia udah menjalani operasi tapi belum sadar." jawab Tania.

"Bagus itu.kalau gitu cari cara secepatnya! kamu harus bebaskan aku dari sini.ingat Tania tidak akan aku biarkan kamu bersenang-senang di luar sana sedangkan aku di pejara.kalau kamu tidak segera membebaskan aku dari sini maka akan ku katakan semua rencana busukmu dan juga tentang hubungan kita ini pada anak tirimu itu.Ingat itu Tania!!" Bobi mengancam Tania.Ancaman Bobi tidak main-main,ancaman itu mampu membuat Tania bergidik ngeri.Ia membayangkan kalau saja Bobi membocorkan semuanya maka sia-sia semua usaha yang telah di lakukannya.

"Tania bebaskan aku dari sini,dan aku akan membantumu.Membuat mimpimu itu menjadi kenyataan."

Terpopuler

Comments

al-del

al-del

rasain loh ...

2023-07-31

0

al-del

al-del

syukurlah jadi lega deh ...

2023-07-31

0

al-del

al-del

kok aku yang deg-degan pengen tau hasilnya 🤔

2023-07-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!