MENGAMBIL KEPUTUSAN

Di dalam kamarnya Dion tampak gelisah memikirkan nasibnya.Ia harus mengambil keputusan.Orang tua atau pendidikannya.Apalagi ia melihat sikap Tania yang sudah mulai berubah terhadap papanya.Ia berpikir apakah mungkin ia meninggalkan sang papa dan mempercayakan Tania untuk mengurus papanya.Dion menggeleng-gelengkan kepalanya.Sepertinya tidak mungkin.Sangat mustahil ia bisa mempercayai Tania untuk menjaga atau mengurus papanya,Sedang kan selama ini yang Dion lihat tak pernah sekalipun ia melihat Tania mengurus atau sekedar menyuapi papanya makan.Semuanya di lakukan oleh suster Erika,Tania hanya menyuruh-nyuruh saja.

Dion jadi merasa ragu dengan Tania.Apakah benar jika dulu Tania menikah dengan papanya karena cinta,bukan karena harta.Dion mulai merasakan banyak hal yang di rahasiakan Tania.Tentang Bobi contohnya,kenapa Tania mati-matian membela Bobi.

"Ah sudahlah mungkin itu hanya pikiranku saja," lirih Dion dalam hatinya.

Dion mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu disana.Iya Dion telah mengambil keputusan.Ia akan membuat surat permohonan cuti kuliahnya.Lalu Dion berencana untuk ke jakarta untuk menyerahkan surat permohonannya pada dekan dan rektornya.

Keputusan Dion sudah bulat.Dia harus melupakan cita-citanya menjadi seorang dokter untuk sementara waktu.Batinnya berkata menjaga papanya di villa ini lebih penting dari pada apapun.

Pagi ini atas persetujuan Tania,suster Rika membawa Rian berjemur matahari pagi dan jalan-jalan ke taman.Suster Rika takut pada Tania jadi apapun yang akan di lakukannya pada Rian ia selalu meminta ijin pada Tania,ia tak mau menimbulkan masalah lagi yang akan membuat Tania murka lagi padanya seperti waktu itu.Tania mengijinkannya karena ia pun takut jika terlalu mengurung Rian terus di kamar akan membuat Dion merasa curiga padanya.Apalagi akhir-akhir ini ia merasa Dion sudah selalu menentangnya.

Dion masuk ke kamar papanya tapi ia tak mendapati sang papa.Ia lalu keluar kamar menuju taman pikirannya mengatakan mungkin suster Rika membawanya kesana.

"Sus,suster Rikaaa..suster Rika...suster..." Dion memanggil manggil suster Rika berulang-ulang sambil matanya menyapu seluruh halaman villa.Hingga akhirnya ia melihat suster Rika melatih Rian berjalan tertatih-tatih tampa kursi roda.Iya seperti mengajari anak-anak yang baru belajar berjalan.Dengan telaten suster Rika memegangi Rian dan sesekali tampak ia bersorak menyemangati tuannya itu.

"Ayo pak terus,,,langkahkan kakinya satu..dua..tiga...wahhh bapak hebatt!!" suara suster Rika berseru yang di tertangkap telinga Dion.Menyaksikan pemandangan itu membuat Dion senyum-senyum sendiri.Ia merasa bahagia.Dion tak mau berteriak lagi memanggil suster Rika ia takut teriakannya akan membuat mereka terkejut apalagi sampai membahayakan sang papa.Dion melangkah mendekati mereka.

"Sus,,terimakasih telah menjaga papa dengan baik." Dion menepuk bahu suster Rika.

Suster Rika sedikit terkejut, "eh mas Dion..." sapanya kemudian.

"Tidak perlu berterimakasih mas,ini sudah tugas saya,,," ucap suster Rika tangannya memegang tangan Rian yang hendak kembali duduk di kursi Roda.

Momen yang indah ini ternyata tidak hanya disaksikan oleh Dion saja.Di atas balkon sana seorang wanita cantik nan **** pun turut menyaksikanya.Iya Tania menyaksikan semua itu dengan wajah yang amat sangat kesal.matanya menyorot tajam ke arah mereka,terdengar bunyi giginya gemeretak menahan amarah.

"Sialan!!! dasar suster tidak tahu diri,ngapain dia kasih terapi sama si tua bangka itu!! huhh...benar-benar tidak becus." umpat Tania dalam hatinya.

**dret..dret..dret**

Suara ponsel Tania bergetar di atas meja balkon itu.

Nama Evelin terpampang disana.

###

*percakapan Tania & Evelin*

"Hallo..." ucap Tania.

"Hallo Tania,kenapa ketus sekali kamu menjawab telepon ku? ha...ha...ha...kamu pasti lagi kesal ya??" tanya Evelin.

"Iya aku kesal sekali beb,kamu tahu apa yang terjadi..? si tua bangka itu sudah mulai berlatih berjalan." kata Tania.

"Sudahlah Tania kamu jangan panik,itu semua tidak mudah.Tidak semudah itu orang yang menderita struk bisa sembuh dengan cepat.Biarkan saja suster itu melakukan apapun padanya" kata Evelin yang sudah tau cerita soal suster Rika dari Tania malam itu saat mereka clubbing.

"okelah kalau begitu." jawab Tania singkat.

"Aku punya kabar bagus." ucap Evelin.

"Kabar apa??" kata Tania.

"Bobi,soal Bobi,,,aku sudah menjenguk kekasihmu itu,dan aku udah menyampaikan semua pesanmu.Dia sangat mencintaimu Tania." kata Evelin.

"Cuihhh!!! bedebah...semua ini gara-gara kecerobohannya." ucap Tania.

"Iya dia pun menyadari kesalahannya,,dan dia tau posisimu serba salah."kata Evelin.

"Katanya tak apa kalau memang dia tak bisa keluar dari penjara,tapi kamu harus memfasilitasi dia dalam penjara." ucap Evelin lagi.

"Akan kulakukan!!" kata Tania.

"Dia punya ide bagus dan aku setuju dengan idenya itu,kamu juga pasti setuju Tania,kamu tahu apa itu.akan ku katakan besok kita bertemu di tempat biasa oke!" ucap Evelin.

"Oke Eve besok aku hubungin kamu ya,aku tutup teleponnya dulu bye...."

###

Tania mengakhiri panggilan teleponnya dengan Evelin saat ia melihat Dion dan suster Erika hendak membawa Rian masuk ke dalam.Ia segera turun dari balkon dan berniat menghampiri mereka.

Tania mengambil alih kursi roda dan mendorongnya masuk ke dalam.

"Papa harusnya jagan terlalu lama diluar,kalau papa kecapek an juga gak baik untuk kesehatan papa.lihat ini baju papa sampai basah dengan keringat." Tania mengelap keringat di kening dan pipi suaminya dengan lembut.

"Tidak,Tania papa tidak capek membawa papa bejemur di bawah matahari pagi itu sangat bagus.Itu bagian dari terapi untuk papa Tania." Dion menjelaskan pada Tania.

"Kita harus sering-sering membawa papa keluar kamar dan melatih nya berjalan,dokter juga berkata begitu kemarin." kata Dion lagi.

"Ah,sudahlah terserah kalian saja.kalau ada apa-apa jagan salahkan aku." Tania berkata dengan kesal yang membuat Dion menatapnya ragu.

"Maksudmu?" Dion mengerutkan keningnya.

"Maksudku kalau sampai papa capek dan jatuh siapa yang mau di salahkan?aku bagini karena aku sangat mencintai papa Dion." Tania menegaskan.Mereka akhirnya berdebat dan cekcok.Tapi kemudian mereka mulai tenang kembali setelah Rian memanggil mereka berdua dengan menggerak-gerakkan tangannya.

Tania membuka pembicaraan kembali.

"Dion...bagaimana dengan kuliahmu?bukankah masa liburanmu sudah hampir habis?" Tania bertanya seolah-olah ia tahu masalah yang sedang Dion hadapi.

"Oh iya nanti akan ku pikirkan." jawab Dion berbohong karena sebenarnya ia sudah punya keputusan.

"Tidak apa-apa kalau kamu mau kembali ke jakarta,selesaikan kuliahmu kamu berhak mendapatkan cita-cita mu Dion.Serahkan urusan papa padaku.Aku akan mengurusnya dengan baik." ucap Tania dengan lembut.

Dion memicingkan sebelah matanya lalu berkata, "Aku akan memikirkannya nanti Tania,Tak mudah untukku meninggalkan papa dalam keadaan seperti ini,hal buruk yang sudah menimpa papa adalah hal yang paling buruk lebih buruk dari sebuah mimpi.Kita yakin dan percaya tidak ada yang kekal di dunia ini,iya memang tidak ada yang kekal termasuk aku,kamu,kita dan mereka semua yang di luar sana.Tapi aku akan memanfaatkan waktuku untuk memperjuangkan kesembuhan papa." ucap Dion panjang lebar mengeluarkan unek-uneknya dan Tania mendengarkannya dengan seksama.

Padahal maksud Dion tadi ia akan membicarakan masalah kepergianya besok ke jakarta pada papanya dan suster Rika.Rian memang belum bisa bicara tapi ia memahami apa yang orang lain bicarakan.Rian bahagia mendengar pernyataan Dion yang barusan di dengarnya.Tapi ia juga merasa sedih jika sampai Dion mengambil keputusan menunda kuliahnya.Tapi bagaimanapun juga Rian sudah merasa ragu dengan Tania.Ada terbersit pikiran kalau Tania akan mengambil aset-asetnya.Untungnya dia baru saja mengganti kode brangkasnya dan memindahkan letaknya dari tempat semula sebelum ia mengalami kecelakaan dan hanya dia yang tahu.Ia menyimpan surat-surat penting dan aset-aset berharganya disana.Rian memandangi anak dan istrinya secara bergantian dengan tatapan yang berbeda-beda dan sulit di artikan.

Dion mengurungkan niatnya untuk bicara.Ia merasa malas karena ada Tania.Perdebadan tadi membekas dalam hatinya ada sedikit rasa marah pada Tania.Ia rasa tak perlu Tania tahu kalau ia akan pergi ke jakarta dua hari.

Dion menatap Tania lalu berkata, "Aku berat meninggalkan tempat ini,satu karena kondisi papa dan yang kedua villa ini.Tidak ada yang mengawasi villa ini."

"Kenapa kamu bicara seperti itu Dion,ada aku apa kamu tak percaya padaku?selama ini aku yang mengurus keuangan di villa ini!!" ucap Tania ketus.

"Bukan tidak percaya Tania,tapi kamu tahu sekarang kondisi papaku tidak berdaya,bisa saja orang-orang akan memanfaatkan kesempatan ini.! Dion bicara dengan nada yang cukup tegas.

" Bukankah ada frans??apa kamu juga tidak percaya padanya?selama ini papa sangat mempercayai frans.bukahkah begitu pah...? ucap Tania ia menoleh ke arah Rian yang hanya diam menatapnya.

"Kepercayaan itu ibarat kertas.Kamu mengerti Tania...Bobi juga kamu bilang dia orang yang sangat di percaya papa,tapi nyatanya apa yang terjadi??" Dion mencibir Tania.

"Dia tidak bersalah" Tania membela Bobi.

"Dia bersalah!!" seru Dion dengan marah.

"Ah...!!sudah lah terserahmu saja!!!" Tania tampak kesal ia bangkit dari duduknya lalu berlalu begitu saja meninggalkan mereka.

to be continued....

Terpopuler

Comments

Raudhatul Jannah Lubis

Raudhatul Jannah Lubis

mampir lagi Thor👍👍

2023-08-09

0

al-del

al-del

Dion jadi anak baik dan berbakti kepada orang tua, karena didikan Ibunya, inget itu.

2023-08-05

1

al-del

al-del

keputusan yang tepat, good

2023-08-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!