Hari-hari berlalu,Tania menceritakan pada Rian bahwa Dion sangat bahagia ada di tempat ini.Rian terharu dia sempat meneteskan air mata ketika mendengarkan cerita dari Tania,dia sangat bahagia dengan perubahan sikap Dion selama ini.
Saat makan malam tiba Rian menghampiri putranya itu dia memeluk Dion dan dia merasa tak ingin melepaskan anaknya dari pelukannya.Makan malam di ruangan yang sangat mewah di villa itu menjadi seperti pesta perayaan untuk ketiga orang itu.para pelayan sibuk melayani mereka.
Apalagi Dion yang pandai mencairkan suasana.Dia bercerita tentang kuliahnya tentang teman-temannya."Belajar di kedokteran ternyata tidak mudah," kata Dion, "meskipun waktu di SMA dulu aku jagoan kimia dan biologi.Tapi rasanya aku terlalu sulit untuk mengikutinya."
Sementara itu Rian bercerita tentang rencananya akan mengembangkan royal Bandung.Sementara itu, sambil mendengarkan ayah dan anak itu bertukar cerita,pandangan mata Tania silih berganti menatap mereka.Di perhatikannya wajah kedua orang itu.Sambil mencari sampai dimana kemiripan ayah dan anak itu.Mereka memang dua orang pria yang gagah dan tampan.
Makan malam telah usai.Mereka bergegas menuju ke kamar masing-masing kecuali Rian yang berjalan menuju lobi karena menerima panggilan dari rekannya yang meminta menemaninya duduk di luar villa sambil minum wine.
Tania tampak ragu-ragu ketika malam berikutnya dia mengetuk kamar Dion.Dia berpikir jangan-jangan Dion tidak akan mengijinkannya masuk.Dion yang sedang berbaring membaca novel karya (Ara Julyana yang berjudul TEMAN MAKAN TEMAN) saat itu segera menutup bukunya meletakkanya ke atas nakas.Dion cepat-cepat mengenakan celana jeansnya karena tadi dia hanya menggunakan celana boxer saja.Cepat-cepat Dion membuka pintu. "Ada apa Tania?" Dion memanggil Tania hanya dengan sebutan nama saja,Dion merasa canggung untuk memanggil dengan pannggilan tante atau mama,karena usia mereka yang tidak terpaut jauh.
Ketika melangkah memasuki kamar Dion Tania bersikap pura-pura bingung.Jari -jari tangannya meraba-raba kerah bajunya yang rendah. "Tidak,tidak ada apa-apa.Aku cuma merasa kesepian.Rian kerja lembur lagi malam ini."
"Dion menutup pintu dengan pelan dan raut mukanya terlihat ragu-ragu.
"Kenapa kamu terlihat kebingungan?" tanpa rasa bersalah dengan sorot mata yang menggoda,dengan tenang Tania mulai bicara, "saat kamu berada di sini tahun lalu.Apa yang telah kamu katakan pada papa mu tentang kita,tidak semuanya itu bohong.Kamu memang bisa membaca pikiranku."
"Tania...." saat Dion akan menjawab perkataan Tania,tiba-tiba Tania meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir Dion. "ssssshh" Tani mendesis.
"Dion,bukankah dalam hati kecilmu kamu pun menginginkannya?"
"Apa maksudmu?" Dion tampak bingung dengan ucapan Tania barusan.
Tania senang sekali menyaksikan wajah Dion yang menampakkan ekspresi yang mencerminkan perang batin dalam hatinya.Namun Tania mengerti dia tidak bisa membiarkan segala sesuatunya terjadi dan berjalan di luar rencananya.Ketika Dion mendekatinya, Tania malah memutar badannya pura-pura menghindarinya.Tetapi kemudian Tania berhenti,lalu membalikkan badannya kemudian mengecup lembut bibir anak muda itu. "Aku sekedar ingin tau dimana kita berdiri ini sebenarnya.Sebaiknya aku pergi sekarang.Rian mungkin mencari aku.Besok kita bisa ngobrol di taman.tak akan ada yang melihat kita disana."Tanpa memberikan kesempatan pada Dion untuk bicara,Tania membuka pintu lalu pergi.
Sementara Dion masih terpaku di tempatnya.terbayang olehnya kecupan bibir Tania dan sentuhan-sentuhan tangan Tania.
Sementara di dalam kamarnya Tania melihat Rian sudah berbaring di ranjangnya.Dengan pelan Tania melangkah tapi langkah kakinya bisa di dengar oleh Rian,karena Rian memang belum tertidur dia masih menunggu istrinya dari tadi.Sebenarnya Rian merasa heran kemana Tania malam-malam begini.Rian membalikkan badannya dan masih dalam keadaan berbaring pandanganya menatap Tania dia bertanya, "sayang....mama dari mana malam-malam begini?"
"mama lama menunggu papa tadi di kamar ini sayang,papa lama sekali masuk.Tadi tiba-tiba mama merasa begitu merindukan papa, mama sangat menginginkan papa tapi papa tak kunjung masuk ke kamar ini,sementara mama tak ingin mengganggu papa jadi mama keluar saja jalan-jalan."Tania mengarang cerita untuk mengelabuhi Rian suaminya.
Tania merapatkan tubuhnya dengan suaminya,lalu tangannya melingkar di pinggang Rian dia sengaja memeluk suaminya dengan manja. "Apa yang mama lakukan sepanjang hari tadi bersama dengan Dion?" tanya Rian kemudian.
"Mama pergi membawa Dion jalan-jalan pukul sembilan pagi dan kembali setelah pukul lima sore,terasa sangat melelahkan menemani anak papa jalan-jalan beberapa hari ini." jawab Tania bersungguh-sungguh.
"Maafkan papa sayang.Mama sungguh adalah seorang ibu tiri yang baik hati.Mulai sekarang kalau ada kesempatan papa akan menemaninya." Rian kemudian mengecup kening istrinya.
"Bagus.Dion meminta agar mama mau memaklumi perbuatannya dulu.sikapnya yang bersungguh-sungguh itu menyenyuh perasaan mama pah." Tania makin mengeratkan pelukannya.
Tania bangkit lalu duduk di tepi ranjang.Pikiran licik menguasainya. "Rian! sekarang permainan akan di mulai saksikanlan nanti bagaimana aku akan mulai merebut semua hartamu,dengan kamu yang tidak akan bisa melakukan apapun." Tania tersenyum dalam hati,kemudian tanganya mulai menyentuh wajah Rian dengan lembut lalu meletakkan jarinya di bibir Rian dan mulai memainkan bibir itu.Malam itu itu gelora cinta Rian sangat menggebu-gebu namun berbeda dengan Tania yang hanya pura-pura.
Tania melirik ke arah Rian yang perlahan merebahkan badannya.Malam semakin larut.Udara di puncak juga semakin dingin.Tania bersidekap dan sebentar-sebentar mengusap telapak tangannya.
Tania kembali meliriknya,Rian sudah memejamkan mata tidur di sebelahnya.Tania mengamatinya berlama-lama,membuat perasaannya was-was jadi tak menentu.Jantungnya berdetak kencang seperti hendak lompat saja. "Bagaimana kalau dia tahu semua rencanaku?" itulah yang ada di kepala Tania.Tania mulai berpikir macam-macam.
Dion.Pemuda itu tampak berikir keras.Benarkah Tania mulai menggodanya? "ah mungkin hanya pikiranku saja." Dion bergumam sendiri.
Semenjak kejadian bersama Tania semalam Dion tidak bisa tenang dan terus gelisah memikirkannya.Setiapa waktu dikala ada kesempatan Dion selalu memperhatikan Tania.Pemuda itu tidak akan pernah puas sebelum mendaptkan jawaban yang di inginkannya.
Sementar Tania pagi itu dia masih berbaring di ranjangnya sambil membayangkan Rian dan Dion bercakap-cakap di meja makan.Dia kemudian bangun dari tempat tidur dan berdiri di depan cermin.Dia mulai mencoba-coba bagaimana memperlihatkan raut wajah yang menunjukkan rasa kecewa. "Oh papa sayang....jadi maksud papa Dion tidak pernah berubah selama ini?" begitulah kira-kira sandiwaranya nanti.Tania tersenyum-senyum sendiri.
Menurutnya itulah langkah awal rencana yang akan di mainkannya nanti.Tania tersenyum sambil berpikir tentang bagaimana cara yang akan di lakukannya untuk memperkeruh perselisihan antara ayah dan anak itu,dan membuat mereka saling membenci satu sama lain.Selesai berdandan Tania turun ke lantai bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
al-del
Seru ceritanya Thor lanjut ttp semangat
2023-07-25
0
al-del
Wih mantep ni perang batin.
2023-07-25
1
al-del
Setelah Titik, koma, atau tanda baca lainnya pake spasi dulu ... ✌️
2023-07-25
1