Bab 17

Sean mendekati Rosaline yang masih melamun di balkon kamar mereka. Ya, Sean memang sengaja mengajak istrinya untuk berlibur di villa. Sean ingin membujuk Rosaline agar menjalani kehidupan rumah tangganya dengan normal tanpa embel-embel pernikahan kontrak di dalamnya.

"Sayang, kamu di mana?! Sayang!" Sean tampaknya masih bersikeras untuk tetap berakting sebagai pria buta di depan Rosaline yang masih bimbang dan bingung sekali dengan pernikahan mereka.

Rosaline melihat Sean yang masih meraba dan mencari keberadaan dirinya. Sementara saat ini Rosaline masih menyembunyikan dirinya di balkon.

"Sayang? Kamu di mana?" Rosaline yang merasa tidak tega melihat pesan yang kelihatan panik langsung bangun dan mendekatinya.

Sean sebenarnya sudah tahu di mana keberadaan Rosaline sejak tadi. Pintu balkon terbuka dan Rosaline sedang duduk termenung di sana sambil melihat langit malam. Tetapi dia ingin mengetes kepedulian Rosaline akan dirinya yang saat ini masih berakting sebagai pria cacat.

"Ada apa mencariku? Kau bukannya mau istirahat ya?" tanya Rosaline sambil memapah Sean ke sofa yang ada di kamar mereka.

Sean bisa merasakan kalau saat ini Rosaline sedang merasa sedih terdengar dari suaranya yang tidak bersemangat.

"Sayang? Kamu habis menangis ya?" tanya Sean yang mulai khawatir dengan keadaan istrinya.

Sean selama beberapa hari ini terus bergaul dengan Rosaline secara dekat dia sadar bahwa Rosaline adalah gadis yang baik dan peduli dengannya.

Rosaline terkejut mendapatkan pertanyaan dari Sean yang sejak tadi terus memanggilnya sayang.

"Apa kau serius mencintaiku? Kenapa terus memanggil aku sayang?" tanya Rosaline merasa kurang nyaman dengan apa yang dilakukan Sean.

Rosaline mengetahui kalau mantan kekasihnya Sean sekarang sudah mulai aktif mendekati suaminya.

Entah kenapa hati Rosaline benar-benar merasa tidak rela mengetahui tentang hal itu.

Sean mendekati Rosaline. Berusaha untuk menggenggam telapak tangan gadis itu. "Aku mencintai kamu. Dengarlah aku! Dengarkan debaran hatiku saat ini. Tak usah pedulikan apa yang kukatakan. Sayang, cukup kau rasakan dan dengarkan. Apakah cintaku adalah kepalsuan?" tanya Sean sambil mengarahkan telapak tangan Rosaline yang ada dalam genggamannyake jantungnya yang saat ini sedang berdebar sangat kencang sekali.

Rosaline bisa merasakan jantung Sean yang berdebar dan berdetak sangat cepat. "Sean, kau harus memeriksakan kesehatan jantungmu ke dokter! Kenapa sangat cepat sekali begini?" tanya Rosaline terlihat mengkhawatirkan Sean.

Sean tersenyum mendengar apa yang dikatakan istrinya yang secara perlahan telah mencuri hatinya dengan kesederhanaan dan kepolosannya.

"Aku baik-baik saja, sayang. Saat ini, jantungku berdebar-debar karena aku sedang bersamamu. Apa kau tidak merasakan hal yang sama?" Sean kemudian mengarahkan satu telapak tangannya untuk menyentuh dada Rosaline.

Rosaline terkesiap beberapa saat lamanya. Tetapi akhirnya dia hanya bisa tersipu karena merasakan darahnya yang berdesir begitu cepat. Ya! Dirinya pun merasakan hal yang sama seperti apa yang saat ini Sean rasakan.

"Sean, apa maksud semua ini?" tanya Rosaline dengan suara bergetar dan nafas yang memburu.

Sean meraba wajah Rosaline yang tersipu malu. Sean bisa melihat kecantikan yang begitu alami yang dimiliki oleh Rosaline.

"Aku mencintai kamu, Rosaline. Apakah bisa, kalau malam ini kita menyempurnakan pernikahan kita?" tanya Sean yang sedang bergejolak birahinya sejak tadi gegara berdekatan dengan Rosaline sedekat itu.

Rosaline tampak begitu kebingungan menanggapi pertanyaan dari Sean. "Maksudnya?" tanya Rosaline.

Sean kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Rosaline dan membersihkan sesuatu. "Kau ingat bukan?? Sejak pernikahan kita berdua, kau belum melaksanakan tugasmu sebagai istriku." Rosaline sontak membelalakkan matanya mendengar apa yang dikatakan oleh Sean.

Rosaline langsung mundur dan berusaha untuk menghindari Sean yang sudah menarik telapak tangannya agar masuk ke dalam pelukannya.

Rosaline merasakan saat ini jantungnya hampir saja meledak karena perbuatan Sean yang terlalu frontal begitu. "Sean, kamu mau apa?? Bukankah kau yang meminta pernikahan kita hanyalah pernikahan kontrak saja? Tolong Sean!! Jangan lakukan ini padaku, aku tidak mau!" Rosaline berusaha sekuatnya untuk menghindari Sean yang sedang di amuk rasa cemburu dan gairah di dalam dirinya yang sedang meronta-ronta ingin dilepaskan.

Sean sepertinya sudah tumpul akal dan logikanya. Sekarang yang ada hanyalah perasaan ingin memiliki Rosaline seutuhnya dan tidak mau kehilangan dia.

"Aku akan mengikatmu dengan cintaku untuk tetap berada disampingku. Syukur kalau kamu bisa hamil anakku. Maka aku tidak akan kesulitan untuk memiliki kamu seutuhnya dan selamanya menjadi istriku. Aku tidak akan membiarkan Abimana merebutmu dariku!" Rosaline cukup terkejut mendengar apa yang dikatakan Sean di antara ciuman mereka berdua.

Rosaline sekarang mengerti kenapa Sean menggila seperti itu. "Apakah kau cemburu kepada Abimana? Dia hanyalah wali murid dari anak didik yang aku ajar di TK tempat aku mengajar. Tidak lebih dari itu!" Rosaline berusaha untuk terus mengkondisikan tangan Sean yang sejak tadi terus traveling di atas tubuhnya yang sudah mulai berantakan pakaiannya gara-gara perbuatan Sean.

Rosaline membuka kacamata suaminya. Karena dia ingin melihat ketampanan wajah suaminya tanpa terhalang kaca mata.

Rosaline terkesiap beberapa saat lamanya. Entah kenapa, hati Rosaline seperti yang tersihir oleh mata Sean yang tampak begitu familiar. Mata yang teduh dan penuh cinta yang sudah lama dimiliki oleh ayahnya dan selalu menatapnya dengan cara seperti itu kepada Rosaline.

Rosaline merasakan keheranan yang luar biasa ketika menatap mata Sean yang melihat kepadanya. Rosaline masih terus menatapnya. Sean yang saat ini sedang berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau tidak sadar kalau saat ini Rosaline tengah begitu asik menatap matanya yang indah.

Rosaline mengenali sorot mata itu adalah milik ayahnya. Akan tetapi dia tidak berani berspekulasi bahwa mata itu milik ayahnya. Ketika ayahnya meninggal, dokter memang pernah mengatakan kepadanya bahwa ayahnya telah mendonorkan mata kepada orang asing yang tidak di kenalnya. Akan tetapi sang dokter tidak mau memberitahukan kepada Rosaline siapa penerima mata sang ayah. Demi menjaga wasiat dari ayahnya tentang kerahasiaan donor tersebut.

'Apakah Papa mendonorkan matanya kepada Sean? Kenapa mata dia sama persis seperti milik Papaku? Ya Allah!! Ada apa dengan semua ini?" Rosaline hatinya semakin bertanya-tanya.

Karena pikiran Rosaline yang tidak fokus membuat Sean mudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Rosaline sekarang sudah berbaring di atas ranjang. Sean terlihat mulai menjalankan aksinya. "Aaaaa, kenapa sakit sekali?? Apa yang sedang kau lakukan kepadaku?" tanya Rosaline sambil meneteskan air matanya karena rasa sakit yang luar biasa di bagian sensitifnya yang selama ini telah dia jaga dengan sebaiknya karena kelak akan dia persembahkan kepada suaminya yang tercinta.

Rosaline meratapi nasibnya karena harus kehilangan kehormatannya di tangan Sean saat ini. Suaminya juga, tetapi Rosaline tidak tahu apakah Sean benar-benar mencintainya ataukah hanya bohong.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!