"Pak kita mampir ke restoran dulu ya," Rosaline hanya menatap ke arah Sean yang sejak tadi hanya menatap ke arah luar.
Rosaline yang tidak mengetahui kalau saat ini Sean sudah bisa melihat lagi, dia pun hanya mengikuti apapun yang diinginkan olesan selama masih dalam tahap kewajaran.
Setelah mereka melewati sebuah restoran, sopir pun langsung memarkirkan mobil mereka sesuai dengan keinginan Sean yang tadi minta mampir ke restoran.
Sean yang saat ini hatinya sedang galau karena memikirkan Rosaline yang semakin dekat dengan Abimana. Sean merasa dirinya harus segera bertindak untuk mencegah Abimana merebut Rosaline dari tangannya.
Sean paling tidak seneng, apa yang menjadi miliknya harus di miliki oleh orang lain. Apalagi orang itu adal Abimana yang selalu jadi saingan dirinya sejak dulu.
Rosaline mengikuti Sean yang terlihat menggunakan tongkatnya dengan begitu mahir. Ah, entah apa yang akan di pikirkan oleh Rosaline ketika dirinya menyadari kalau Sean sudah bisa melihat tetapi masih berpura-pura buta di depannya.
"Pesan lah makanan yang ingin kau makan. Anggap ini sebagai perayaan ulang tahun kamu." Rosaline menatap sinis pada Sean yang selalu melakukan segala sesuatu dengan keinginannya sendiri.
Tampaknya sejak dia mengenal Sean, Rosaline selalu melihat suaminya itu egois dan suka memaksakan apapun padanya.
"Seenaknya saja kau menculikku ke tempat ini. Padahal muridku dan rekan-rekanku sudah susah payah menyiapkan pesta ulang tahun untukku." Rosaline mulai mengungkapkan kekesalan hatinya kepada Sean yang selama ini tidak pernah bertanya apa keinginan dirinya sebelum melakukan sesuatu.
Sean terlihat acuh dengan apa yang dikatakan oleh Rosaline. Sean sebenarnya sangat cemburu setelah mengetahui Abimana yang menyiapkan ulang tahun itu dengan mengatasnamakan putranya.
"Apakah kamu lebih senang Abimana yang telah menyiapkan ulang tahun untukmu daripada suamimu sendiri?" tanya Sean sambil mengarahkan pandangannya kepada Rosaline.
Rosaline kesulitan menelan salivanya sendiri ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Sean yang selalu saja merasa cemburu tentang Abimana.
"Jangan katakan padaku kalau kau cemburu kepada Abimana!" Rosaline langsung skakmat Sean.
Sean terlihat gugup mendengarkan apa yang di katakan oleh Rosaline tadi.
"Kamu jangan sembarangan! Lagi pula, kalaupun Aku cemburu tidak akan ada orang yang marah toh kamu juga adalah istriku, bukan?" tanya Sean sambil berusaha sekuat tenaga untuk menentramkan hatinya yang saat ini sedang bergejolak tidak karuan.
Rosaline hanya berdecak lidah, mendengar apa yang dikatakan oleh Sean tadi, "Kau tahu tidak? Seorang laki-laki yang tidak mengakui perasaab cemburu yang dia miliki itu adalah seorang laki-laki yang pengecut!" Rosaline kemudian mengalihkan tatapannya dari sana menuju buku menu yang ada di tangannya sekarang
Sean terus memperhatikan wajah Rosaline secara diam-diam. 'Kecantikannya memang luar biasa. Aku tidak menyangka kalau kebutaanku malah akan membawaku pada gadis secantik dia. Apakah ini yang di sebut dengan sengsara membawa nikmat? Kebutaanku malah membuat aku bisa menikah dengannya. Benang merah yang terjalin diantara kami berdua benar-benar telah membuat Kami sekarang bisa duduk disini sebagai suami istri.' Sean berusaha untuk tetap teguh dengan pura-puranya.
Rosaline sebenarnya menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Sean sejak tadi. Akan tetapi Rosaline yang tidak tahu kalau Sean sekarang sudah bisa melihat dia hanya acuh saja dengan hal itu. Tidak keberatan sama sekali.
'Toh dia hanyalah laki-laki buta yang tidak akan membahayakanku.' batin Rosaline sambil sesekali melirik ke arah Sean yang masih betah menatap dirinya dalam diam.
"Aku mencintai kamu Rosaline. Aku ingin pernikahan kita bukan hanya sebatas kontrak. Aku ingin kita terus melanjutkan pernikahan kita secara normal. Apakah kamu mau?" tanya Sean sambil menatap lurus ke arah Rosaline.
Rosaline sontak menjatuhkan buku menu yang sejak tadi hanya dia bolak-balik saja karena tidak ada makanan yang mampu menggugah seleranya.
"Percayalah padaku Rosaline kalau aku mencintai kamu. Mari kita melanjutkan pernikahan kita dan melupakan tentang pernikahan kontrak itu." Rosaline masih membuka di tempat karena tidak percaya dengan pendengarannya sendiri.
Rosaline merasa keberatan dengan apapun yang dilakukan oleh Sean karena saat ini kekasih Sean sudah kembali hadir dalam kehidupan pria itu.
Rosaline tidak mau bersaing dengan siapapun hanya untuk merebut cinta seorang Sean yang hanya pria buta yang bagi Rosaline hanyalah pria yang anat menyedihkan dan membuat dia iba.
"Cepatlah pesan makanan yang kau inginkan. Kau tidak usah bicara ngelantur lagi," Rosaline berusaha untuk mengalihkan pandangannya dari Syam yang selalu membuat jantungnya berdebar sangat kencang.
Rosaline harus menyelamatkan kesehatan jantungnya yang terasa tidak sehat setiap kali melihat wajah tampan Sean yang terlihat begitu menawan dan berkarisma sebagai seorang pria.
Rosaline sontak menggelengkan kepalanya ketika dia berpikir dirinya jatuh cinta kepada pemuda itu.
'Tidak usah memikirkan hal aneh-aneh ataupun memimpikan hal yang mustahil! Sean itu sudah memiliki seorang kekasih yang sangat dia cintai. Wanita itu kelak pasti akan kembali padanya kalau mengetahui pernikahan Kami hanyalah kontrak. Apalagi kalau Sean nanti beruntung dan mendapatkan donor mata. Sean pasti bisa melihat lagi seperti dulu!' batin Rosaline yang terus berusaha Untuk membentengi dirinya sendiri agar sampai tidak terjatuh ke dalam pesona seorang Sean.
"Jawablah, Rosaline. Apakah kau menerima apa yang aku tawarkan tadi?" tanya Sean dengan perasaan gugup dan berdebar jantungnya menunggu jawaban dari Rosaline.
Sean bahkan merasakan darahnya berdesir sangat kencang ketika dia melihat wajah Rosaline yang begitu cantik terus menatapnya dengan lekat.
Sean tidak mengetahui apa yang saat ini sedang dipikirkan oleh rosalin tapi yang pasti dia ingin memastikan bahwa dirinya tidak akan pernah Kehilangan Rosaline.
"Ayo kita makan malam dan segera pergi dari sini. Karena aku sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat!" Rosaline terlihat mengalihkan pembicaraan agar Sean tidak membahasnya lagi.
Sean sebenarnya cukup kecewa melihat ekspresi dan juga respon yang ditunjukkan oleh Rosaline yang seperti menganggap apa yang dia katakan hanya sebagai angin lalu saja.
Setelah mereka selesai makan, Rosaline langsung meninggalkan restoran bersama Sean. Sepanjang perjalanan ke villa milik keluarga Kingsgord, tidak ada yang satu orang pun yang mengeluarkan suara ataupun membuka pembicaraan di antara keduanya.
Begitu sampai di villa, Rosaline langsung masuk ke dalam kamar yang di tunjukkan oleh pelayan villa yang ditugaskan oleh keluarga Kingsford selama villa itu tidak di gunakan oleh keluarga Kingsford.
Rosaline masih diam sendiri di balkon villa. Dia seakan mengingat kembali kejadian saat Sean mengungkapkan cintanya saat di restoran tadi. Akan tetapi hati Rosaline menciut ketika dia ingat tentang Silvia, mantan kekasih Sean yang kelihatannya masih mencintai Sean dan menginginkan laki-laki itu untuk menjadi miliknya seperti dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments