Setelah mendapatkan donor mata dari orang yang tidak dikenal, Sean mulai kembali aktif di kantornya sebagai CEO.
Rosaline merasa bingung dengan apa yang dilakukan oleh Sean yang terus saja mengikuti dirinya kemanapun dia pergi.
Sean bahkan mengikuti Rosaline sampai ke sekolahan dan menunggu dia di sana.
"Sean, sebaiknya kau cukup mengantarku saja tidak usah ikut ke dalam. Aku benar-benar merasa terganggu dengan kehadiranmu di sana! Lagi pula kau baru saja sembuh dari operasi kamu. Kau harus banyak beristirahat!" Rosaline memberikan nasehat kepada suaminya.
Akan tetapi Sean sangat bandel dan tidak mau menerima nasehat siapapun juga. Dia tetap saja mengikuti Rosaline kemanapun dia pergi. Apalagi sekarang matanya sudah mulai kemari normal setelah menjalani operasi transplantasi mata. Kepercayaan dirinya sudah kembali seperti dulu.
Teman-teman Rosaline merasa takjub melihat Rosaline yang memiliki suami seorang yang kaya raya dan merupakan pewaris dari kingsford grup yang sangat tampan dan keren.
Bahkan ada seorang teman Rosaline yang terang-terangan mengagumi suaminya di hadapan Rosaline.
Sean yang sampai saat ini masih berpura-pura buta di hadapan Rosaline. Dia tidak mau kalau Rosaline tahu dirinya sudah bisa melihat lagi. Sean bahkan meminta kepada kedua orang tuanya untuk merahasiakan berita bahagia itu dari Rosaline maupun seluruh pekerja yang ada di Mansion itu. Sean takut kalau hal itu bocor kepada Rosaline.
Rosaline yang masih sakit hati dengan Sean yang selalu menghina dan juga masih mencintai mantan kekasihnya mempersilahkan temannya untuk mendekati Sean.
"Kalau kau suka, ambil saja! Aku tidak keberatan kok." Ucap Rosaline terlihat acuh saja dengan apa yang dikatakan rekan kerjanya.
"Kau serius Rosaline? Kalau aku boleh memiliki suami kamu?" tanya rekan kerja Rosaline dengan wajah antusias sekali.
"Ya, Kalau suamiku mau untuk menjadi milikmu. Kau bisa memilikinya!" Rosaline tersenyum pada sahabatnya itu.
Sean yang mendengar apa yang dikatakan istrinya terlihat mengerutkan keningnya.
'Apakah dia sama sekali tidak merasa cemburu kalau sampai aku mencintai rekan kerjanya itu?' batin Sean merasa tidak senang dengan kelakuan Rosaline yang seperti begitu memudahkan siapapun untuk bisa masuk ke dalam hidupnya yang selama ini begitu exclusive.
Sean mendekati Rosaline yang sedang berjalan menuju kantin. Sean saat ini memang sedang mengunjungi istrinya pada saat jam makan siang.
Rosaline kebetulan sedang ada pekerjaan tambahan di TK, yaitu membuat alat peraga untuk menjadi bahan materi pelajarannya keesokan harinya bersama Susan. Gadis manis yang menyukai Sean.
Susan matanya berbinar ketika melihat laki-laki pujaannya sekarang duduk di hadapannya sambil menatap Rosaline yang masih sibuk makan siang.
"Kenapa jam makan siang seperti ini kau masih berada di sini? Bukankah sudah waktunya untuk pulang?" tanya Sean pada Rosaline yang begitu menikmati makan siangnya.
"Aku masih ada pekerjaan disini. Mangkanya aku belum pulang. Kau sendiri kenapa? Bukannya makan di restoran langgananmu malah menyempatkan diri datang kemari!" Tanya Rosaline sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
Sean membersihkan mulut Rosaline dari makanan yang menempel di bibirnya. Dengan meraba-raba, khas orang buta. Rosaline tadinya tidak paham apa yang akan Sean lakukan padanya. Sean begitu lembut memperhatikan Rosaline di depan sahabatnya yang langsung menciut nyalinya melihat perlakuan romantis tersebut dari Sean.
'Tampaknya aku tidak boleh mengganggu mereka. Sungguh suatu dosa besar, hadir diantara pecinta yang saling mencintai.' batin Susan yang bisa melihat perhatian Sean yang begitu besar kepada Rosaline.
'Lihatlah dia! Walaupun matanya buta, tetapi dia masih bisa merasakan ada sesuatu yang salah kepada istrinya. Sungguh cinta yang luar biasa!' batin Susan yang semakin takjub kepada Sean.
Entah apa yang akan dipikirkan oleh Rosaline ataupun Susan ketika mengetahui bahwa Sean sebenarnya tidak buta. Tetapi hanya berpura-pura buta saja.
"Cepatlah selesaikan pekerjaanmu dan kita pulang bersama. Seandainya aku bisa melihat aku pasti bisa membantu pekerjaan kamu." Sean terlihat wajahnya sedih di hadapan Rosaline.
Rosaline dia melihat Sean terlihat sedih akhirnya mendekati suaminya yang kini mengikutinya ke dalam ruangan tempat dia sedang bekerja bersama Susan.
"Tidak usah khawatir. Saya akan membantu istrimu untuk menyelesaikan pekerjaan ini supaya cepat selesai." mendengar apa yang dikatakan oleh Susan. Sean sontak langsung bangun dari duduknya dan menarik tangan Rosaline untuk mengikuti dirinya.
Rosaline terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Sean terhadapnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Rosaline bingung melihat Sean yang hendak membawanya pergi untuk keluar dari ruangan kerjanya.
"Kau kerjakan apa yang dilakukan oleh Rosaline. Aku akan membayarmu tiga kali lipat. Nanti asistenku sendiri yang akan menghubungimu untuk membayar pekerjaanmu." Sean pun kemudian menarik Rosaline untuk keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan protes dari Susan maupun Rosaline.
Mendengar dirinya akan dibayar tiga kali lipat oleh Sean. Susan pun tersenyum dan menyuruh Rosaline untuk mengikuti suaminya.
"Pergilah Rosaline bersama suami kamu. Tidak apa-apa. Aku akan mengerjakan semua pekerjaanmu!" Susan begitu bahagia membayangkan pekerjaannya yang akan dihargai tiga kali lipat oleh Sean laki-laki pujaannya.
Sementara Rosaline hanya bisa melotot sempurna mendengar apa yang dikatakan oleh Susan yang ternyata bisa dibeli oleh Sean dengan begitu murah.
"Kau sebenarnya mau apa kenapa malah mengganggu pekerjaanku?" Tanya Rosaline ketika mereka sudah berada di dalam mobil milik Sean.
Sean yang sudah berjalan normal tidak meraba-raba lagi seperti dulu. Sean tidak dicurigai oleh Rosaline bahwa sekarang sudah bisa melihat dengan jelas. Karena saat ini Rosaline otaknya sedang tidak fokus kepada Sean melainkan kepada pekerjaannya yang sekarang diambil oleh Susan.
Di gerbang, terlihat Abimana yang menunggu Rosaline untuk menjemputnya pulang bersama.
Sean yang melihat Abimana, dia berpura-pura tidak melihatnya. Sean tiba-tiba saja mencium bibir Rosaline hanya untuk membuat cemburu Abimana.
Benar saja apa yang dipikirkan oleh Sean. Abimana langsung meninggalkan tempat kerja Rosaline setelah melihat ciumannya bersama Rosaline yang lumayan lama.
Rosaline yang cukup terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Sean padanya, dia langsung melotot kepadanya.
" Apa yang kau lakukan ini, Sean?" tanya Rosaline yang bingung dengan kelakuan suaminya yang tidak seperti biasanya.
Jangan ditanya bagaimana perasaan Sean setelah mencium bibir Rosaline yang begitu manis dan lembut.
Perasaan Sean saat ini tidak kalah jauh berdebar-debarnya tidak kalah seperti Rosaline saat ini. Dua Insan itu saling menatap satu sama lain.
Sean tampaknya lupa kalau dirinya saat ini sedang berakting sebagai laki-laki buta di hadapan Rosaline.
"Aku baru tahu kalau wajahmu sangat cantik Rosaline!" Rosaline cukup terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Sean yang seakan-akan bisa melihat wajahnya saat ini.
"Apa kau sudah bisa melihat lagi?" Tanya Rosaline sambil mengerutkan keningnya kepada Sean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments