Sean merasa cemburu melihat istrinya yang selalu diantar jemput oleh Abimana. Hatinya tidak terima apa yang menjadi miliknya diganggu gugat oleh laki-laki lain, yang selama ini selalu menjadi saingannya di dunia bisnis.
Bisa dikatakan, hubungan Sean dan Abimana selama ini tidaklah akur. Rosaline tanpa sengaja telah masuk ke dalam pusaran persaingan antara dua pengusaha hebat yang ada di negeri ini.
Abimana yang belum mengetahui kalau Rosaline adalah istri dari Sean, dia tidak merasa sedang bersaing dengan siapapun.
Berbeda dengan Sean, yang sudah mengetahui kalau rosalin saat ini sering diantar jemput oleh Abimana seperti yang selalu dilaporkan oleh security maupun sopir pribadinya setiap hari.
Rosaline hanya menatap suaminya dengan santai. Dia tidak merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan saat ini.
Rosaline dan Abimana tidak pernah melakukan hal yang melanggar norma apapun. Dia hanya bekerja memberikan pelajaran kepada Andi sebagai seorang guru dan setelah itu Abimana yang baik mengantarkannya pulang. Hal itu hanya seperti itu dan tidak lebih daripada itu.
"Kamu tidak sedang berselingkuh dengan Abimana kan?" tanya Sean dengan tatapan tajam kepada Rosaline.
Rosaline cukup terkejut mendengar tuduhan dari suaminya yang menyangka kalau dirinya sedang berselingkuh dengan Abimana, wali dari muridnya di TK.
"Aku hanya melakukan pekerjaanku saja. Aku tidak melakukan hal yang salah di antara hubunganku dengan Abimana. Dia hanya mengantarkan aku pulang dan menjemput aku ke tempat kerja. Kami tidak memiliki hubungan lebih dari itu." Rosaline mengelak dari tuduhan Sean yang mengatakan bahwa dirinya sedang berselingkuh dengan Abimana.
Sean sadar bahwa dirinya telah jatuh cinta kepada Rosaline yang ternyata bisa membuat Abimana begitu tertarik kepadanya dengan kesederhanaan istrinya yang baik dan polos.
"Kau tidak mengetahui bagaimana kedalaman hati seorang laki-laki. Dari mana kau tahu kalau Abimana tidak pernah menganggapmu sebagai wanita spesial di hatinya?" tanya Sean pada Rosaline yang sekarang sudah bersiap untuk berangkat kerja.
Rosaline sudah mau keluar kamar, dia buru-buru karena Abimana sudah menunggunya di gerbang kediaman Kingsford dari tadi. Abimana sudah menelpon dirinya untuk segera bergegas.
"Maafkan aku Sean. Aku harus segera berangkat kerja. Abimana sudah menungguku sejak tadi di depan gerbang kediaman kita." Sean menggeram kesal mendengar apa yang dikatakan istrinya.
Sean tersinggung dengan kelakuan Rosaline yang menurutnya sudah sangat keterlaluan. Sean dan Abimana adalah saingan di dunia bisnis ketika Sean masih normal dan tidak buta. Sean tahu Abimana adalah pria perfect yang tidak mudah untuk tertarik kepada seorang wanita.
Sean merasa tertantang untuk bersaing dengan Abimana yang mulai menunjukkan gelagat mencintai istrinya.
"Rosaline, tunggu!" Abimana meraba-raba mencari keberadaan istrinya di mana. Matanya hingga saat ini masih buta dan belum bisa melihat secara normal.
Rosaline pun kemudian mendekati Abimana dan membimbingnya untuk bisa duduk di kursi yang tidak jauh dari mereka.
"Kamu itu mau apa, sih? Sean! Aku sudah terlambat bekerja. Kamu kalau mau bermanja, jangan sekarang ya? Karena aku benar-benar sedang buru-buru!" Rosaline sudah bersiap untuk segera pergi dan meninggalkan Sean yang menarik telapak tangannya.
"Siapa yang bermanja kepada kamu? Jangan sembarangan!" Sean tidak terima kalau dirinya dicap sebagai laki-laki manja oleh Rosaline.
Rosaline hanya meringis mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya yang terlihat marah kepadanya.
"Aku akan ikut denganmu. Tunggulah aku sebentar, Rosaline!" Sean kemudian meminta tolong kepada istrinya untuk menggantikan pakaiannya yang jauh lebih santai. Rosaline kesulitan menelan salivanya sendiri melihat body gold milik suaminya yang begitu sempurna.
'Ya Tuhan!! Sungguh begitu sempurna kau menciptakan seorang makhluk di atas dunia ini. Sayang sekali dia pria buta. Tapi semua itu tidak mengurangi pesonanya sebagai seorang laki-laki. Karena dia selama ini selalu melakukan aktivitasnya seperti biasa. Dia tidak terganggu sama sekali dengan kekurangan yang dia miliki!' batin Rosaline yang terpesona melihat tubuh indah milik Sean yang terpampang jelas di depannya.
Rosaline sebenarnya cukup terkejut mendengar suaminya yang akan ikut dengannya ke TK.
Tetapi karena dirinya yang sudah terlambat untuk bekerja Rosaline pun tidak terlalu banyak berkata. Apalagi Rosaline saat ini masih terpesona dengan tubuh Sean yang masih belum menggunakan pakaian. Rosaline dengan cepat membantu suaminya untuk segera menyelesaikan kegiatan itu. Itu dia lakukan demi kesehatan jantungnya sendiri yang sejak tadi berdegup sangat kencang.
"Suruhlah pergi Abimana dulu. Nanti kita akan pergi bersama dengan sopirku." Sean memberikan perintah kepada Rosaline yang masih melamun gegara tidak bisa fokus melihat tubuh indah Sean untuk segera menyuruh Abimana pergi dari rumahnya sekarang juga.
Rosaline kemudian menghubungi Abimana kalau sekarang dirinya akan berangkat bersama suaminya. Rosaline masih merasakan debaran jantungnya yang begitu keras.
Sean sadar bahwa dirinya merasa tidak nyaman dengan kehadiran saingannya itu yang selalu saja berada di sekitar istrinya setiap hari.
"Kamu nggak usah aneh-aneh deh. Kamu bukannya harus berangkat ke kantor kenapa malah ingin ikut denganku ke TK? Jangan katakan padaku kalau kau sedang cemburu!" Rosaline melihat wajah Sean yang memerah karena menahan rasa malu karena Rosaline yang mengetahui isi hatinya saat ini.
Sean berusaha semampunya untuk menyembunyikan perasaan yang sebenarnya kepada istrinya.
"Jangan bicara sembarangan! Aku hanya tidak suka kalau sampai di luar sana nanti terjadi gosip yang tidak menyenangkan di antara kita berdua!" Sean berusaha menghindari tatapan Rosaline yang terus mencoba untuk mengetahui isi hati Sean yang sesungguhnya.
Rosaline hanya berdecak lidah melihat kelakuan suaminya yang kekanakan menurutnya. "Kalau nanti asistenmu ataupun sekretaris kamu protes gara-gara kau tidak datang ke kantor jangan salahkan aku!" ucapan Rosaline yang begitu tegas benar-benar membuat Sean cukup menciut nyalinya.
Selama ini tidak banyak orang yang bisa membuat Sean merasakan hal demikian. Bisa dikatakan, hanya Rosaline yang sudah berhasil melakukannya terhadap dirinya. 'Rosaline memang benar-benar seorang gadis yang tidak biasa. Padahal dia selama ini tidak pernah berusaha untuk menarik perhatianku, seperti gadis lainnya. Tapi nggak tahu kenapa, malah aku yang selalu tertarik kepadanya.' batin Sean ketika dirinya saat ini sedang dipapah oleh Rosaline untuk keluar kamar.
Sean dan Rosaline hanya menyapa kedua orang Sean di meja makan yang mengajak mereka untuk makan sarapan bersama.
"Kau yakin tidak akan sarapan dulu?" tanya ibunya Sean yang mengkhawatirkan keadaan putranya.
"Tidak apa-apa Mah. Nanti kami akan sarapan dalam perjalanan ke kantor." Rosaline cukup terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Sean.
'Ke kantor? Oh, jadi dia meminta aku untuk menemani dia ke kantornya? Okelah tidak apa-apa. Sesekali memanjakan dia!' batin Rosaline pada akhirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments