Bab 20

Setelah puas dengan bulan madu mereka, Sean dan Rosaline kemudian kembali ke Jakarta untuk menemui kedua orang tua Sean.

Sean akan menyobek surat perjanjian pernikahan kontrak mereka berdua sesuai janjinya pada Rosaline. Rosaline terlihat begitu bahagia dengan pernikahan mereka yang hampir selama satu minggu lamanya telah dilewati dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Aku harap kamu jangan mendengar apapun yang dikatakan Silvia kalau suatu saat dia menemuimu lagi!" Rosaline hanya menganggukkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan suaminya.

"Kamu juga ya?? Jangan tergoda ketika dia datang merayumu lagi. Atau aku tidak akan pernah mau untuk bertemu denganmu lagi!" Ancam Rosaline pada Sean yang auto menggelengkan kepala.

Rosaline merasa bahagia pernikahannya terasa begitu indah sekarang. Walaupun dulu Sean begitu dingin kepadanya. Tetapi sekarang semua yang dirasakan adalah keindahan dan kehangatan yang ditawarkan oleh Sean untuk dirinya.

Sepanjang perjalanan itu Sean terus memeluk tubuh Rosaline yang selalu dia rindukan. Ah, mereka berdua sedang dimabuk asmara dan penuh kebahagiaan yang sulit di gambarkan oleh keduanya.

Sopir pribadinya saja sampai salah tingkah dan merasa tidak nyaman melihat kemesraan mereka berdua yang sedang bucin tingkat dewa.

'Mereka berdua ini! Dulu selalu berantem di mobil dan membuat kepalaku terasa pusing dan hampir meledak. Sekarang bermesraan selalu malah membuatku tidak berdaya karena sens, iri dengan kebahagiaan mereka membuatku ingin segera pulang dan bertemu istriku.' batin supirnya Sean.

Untung saja mobil mereka memiliki sekat depan dan belakang. Sehingga sang sopir tidak terlalu terkontaminasi pandangannya dengan kelakuan mereka berdua yang gak kenal tempat dan waktu.

Begitu sampai di Mansion Kingsford, Sean bahkan menggendong Rosaline ala bridal style. "Aku bisa jalan sendiri Sean! Aku malu kalau sampai kedua orang tuamu melihat apa yang kau lakukan ini." ucap Rosaline sambil menyembunyikan wajahnya di dalam pelukan Sean.

Sean bukannya melepaskan Rosaline malahan mencium bibirnya sekilas. Membuat pipi Rosaline merona seketika. "Ih, kamu apaan sih Sean? Malu tahu!" Rosaline sampai memerah wajahnya ketika tiba-tiba saja Amanda dan Raymond keluar dari kamarnya dan melihat kemesraan mereka berdua.

Ehem Ehem

Raymond tampak jahil menggoda putranya yang tampaknya sudah semakin berani memperlihatkan kemesraan mereka dihadapannya dan sang istri.

Sean terlihat acuh dengan kehadiran mereka. "Sean, mau kamu apakan menantuku?" tanya Raymond sambil menatap tajam kepada Sean yang tadi hendak meninggalkan mereka menuju ke kamar mereka di lanta atas.

Sejenak Sean lupa dengan matanya yang sedang pura-pura buta. Melihat ayahnya yang terus saja memberikan kode keras kepadanya dengan kedipan mata, seketika Sean mengingat hal itu.

Sean kemudian meletakan tubuh Rosaline di sofa yang letaknya tidak terlalu jauh dari dirinya.

"Aih, sayang! Maafkan aku. Aku harus ke kamar mandi dulu!" Sean berusaha untuk menghindari Rosaline dan berharap istrinya tidak curiga dengan dirinya.

Rosaline hanya tersenyum dengan tingkah Sean yang aneh. Tapi Rosaline tidak mencurigai apapun yang dilakukan oleh Sean karena Rosaline terlalu mempercayai pemuda itu yang telah resmi menjadi suaminya secara agama maupun negara.

Apalagi selama satu minggu kemarin mereka telah menghabiskan bulan madu di Villa dan juga telah menyempurnakan pernikahan mereka berdua.

Saat Sean berada di kamar mandi, Sean mendapat kiriman begitu banyak foto-foto dan bukti dari Silvia tentang kecelakaan yang menimpa dirinya sekitar 2 bulan yang lalu.

"Apa maksudnya ini?" Sean terlihat bingung dengan semua data dan foto-foto itu.

Sean kemudian menghubungi Silvia untuk menanyakan maksud dari kirimannya ke ponselnya.

"Apa maksudmu mengirimkan sampah seperti ini padaku?" tanya Sean ketus dan kesal pada Silvia.

Silvia malah tertawa mendengarkan pertanyaan Sean yang terdengar terganggu dengan bukti-bukti itu. "Foto-foto itu adalah bukti bahwa ayah dari istrimulah yang sudah membuat kamu menjadi laki-laki buta. Aku yakin Sean!! Kalau mereka sekeluarga pasti sengaja melakukan itu untuk menjebakmu agar menjadi suaminya." Sean mengerutkan keningnya mendengar apa yang dikatakan Silvia yang terasa begitu janggal dan tidak masuk akal baginya.

"Jangan omong kosong!" Sean mulai murka ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Silvia.

Silvia malah semakin bahagia melihat amarah Sean yang mulai berkobar karena kata-katanya.

"Ayolah Sean, sayangku! Kau jangan mau ditipu dan dibodohi oleh istrimu yang sok polos itu. Dia tak seindah kelihatan di mata kamu. Dia hanya gadis yang ingin pansos dengan menjadi istrimu!" Sean semakin kesal bukan kepalang mendengar kata-kata Silvia yang sedang menaburkan racun di dalam hati Sean yang langsung merasa sangat geram.

Sean langsung menutup ponselnya. Sean kemudian pergi keluar dari kamar mandi. Sean ingin mendengar secara langsung dari Rosaline bahwa laki-laki yang ada di dalam foto yang dikirimkan oleh Silvia benar-benar pria yang sudah membuat dirinya mengalami kecelakaan dan membuat dirinya buta.

Rosaline mengerutkan keningnya melihat Sean yang keluar dari kamar mandi dengan wajah merah padam penuh amarah.

Sean mendekati Rosaline kemudian menunjukkan ponselnya. Sean rupanya benar-benar melupakan fakta bahwa dirinya sedang berpura-pura buta di hadapan Rosaline.

"Katakan padaku apakah laki-laki yang ada di dalam mobil itu benar-benar ayahmu?" tanya Sean pada Rosaline ketika Rosaline melihat semua foto-foto di ponsel Sean.

Rosaline terlihat bingung karena bertanya sesuatu yang tidak dia mengerti. "Bagaimana kamu tahu bahwa ini adalah foto tentang sebuah kecelakaan? Bahwa ini adalah foto seorang laki-laki yang berada di dalam sebuah mobil?" tanya Rosaline sambil menatap tajam kepada Sean yang terlihat acuh dengan pertanyaan darinya.

"Jawablah apa yang menjadi pertanyaanku! Apakah benar laki-laki yang ada di dalam mobil itu adalah ayahmu?" tanya Sean pada Rosaline.

Sean tidak bisa melihat wajah laki-laki yang di dalam foto itu. Karena banyak darah dan juga suasana yang gelap sehingga Sean tidak bisa mengenali pria yang ada di balik kemudi.

Rosaline bisa mengenali bahwa itu adalah ayahnya dari mobil yang digunakan pria itu.

"Mobil yang dipakai di dalam foto itu adalah mobil milik ayahku. Pria yang di foto itu juga ayahku yang mengalami kecelakaan sekitar 2 bulan yang lalu. Kenapa memangnya?" tanya Rosaline tampak bingung dan belum mengerti maksud dari pertanyaan Sean yang mulai mengeras rahangnya.

Raymond dan Amanda saling menatap satu sama lain. Mereka mengkhawatirkan keduanya yang terlihat semakin tegang sekarang.

"Sean!! Mama dan Papa bisa menjelaskan semuanya padamu. Sayang dari mana kau mendapatkan semua foto-foto ini dan juga berkas kepolisian yang bersifat rahasia ini?" Amanda terlihat mengerutkan keningnya ketika dia ikut melihat semua bukti dan foto-foto yang dikirimkan oleh Silvia kepada putranya yang sekarang terlihat marah dan mulai mengamuk pada Rosaline.

"Jadi benar apa yang dikatakan oleh Silvia bahwa kalian sekeluarga sudah merencanakan semua kejahatan ini untuk menjebakku agar menikah sama kamu?" Rosaline terkejut mendengarkan tuduhan dari Sean yang tidak masuk akal baginya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!