Sementara laki-laki yang tadi datang bersama Maureen terus memperhatikan Rosaline dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dia terlihat kagum dengan kecantikan Rosaline yang menawan hatinya.
Maurine juga melihat hal itu dan membuat dia semakin tidak suka kepada Rosaline.
"Kenapa? Apa kau takut untuk bertemu denganku? Atau kau malu menjadi kekasih seorang duda yang memiliki satu orang anak? Wah, kamu tidak tahu kalau kekasih kamu ini seorang duda?" Maurine sudah tidak bisa mengkondisikan mulutnya lagi karena diamuk rasa cemburu yang menguasai hatinya melihat Abimana yang begitu perhatian kepada Rosaline yang jauh lebih cantik dan muda dari pada dirinya.
Rosaline hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar semua hinaan dan juga prasangka yang ditunjukkan oleh Maureen kepadanya. Tapi Rosaline masih berusaha untuk menguatkan hatinya untuk tidak terlalu menanggapi apa yang dikatakan oleh Maurine kepada dirinya.
"Andi, Bu guru pulang dulu ya? Kamu lanjutkanlah makanmu bersama dengan ayah dan ibumu. Bu guru lupa kalau masih ada kegiatan yang harus ibu lakukan di luar." Rosaline sudah tidak memperdulikan lagi Abimana yang sejak tadi memohon kepadanya untuk tidak meninggalkan mereka bersama Maurine.
Maurine terlihat begitu marah. Tapu Maurine cukup terkejut ketika mendengar rosalin menyebut dirinya sebagai bu guru kepada putranya. "Bu guru? Kamu bukan kekasihnya mas Abi?" Maurene terlihat salah tingkah.
Abimana pun bersiap untuk meninggalkan restoran karena dia tidak mau untuk duduk bersama dengan mantan istrinya yang bersifat barbar dan tidak menghargai orang lain. Sifat itulah yang kadang membuat Abimana merasa tidak nyaman ketika bersama Maurine.
Setelah berada di mobil, Abimana meminta maaf kepada Rosaline atas ketidaknyamanan tadi, gara-gara mantan istrinya yang sudah menyinggung perasaan Rosaline.
"Tolong maafkan sikap Maurine yang kekanakan seperti itu. Saya tidak tahu kalau dia juga akan makan siang di sana bersama kekasihnya." Abimana terlihat merasa bersalah sekali kepada Rosaline yang hanya bisa tersenyum kepadanya.
Andi terlihat sudah tertidur di bangku belakang karena kelelahan dan juga rasa kenyang setelah makan makanan kesukaannya tadi.
"Apakah dia itu mantan istrimu? Kenapa kalian bercerai?" tanya Rosaline kepada Abimana yang masih fokus menyetir mobil.
Abimana kemudian menceritakan semua kisah rumah tangganya kepada Rosaline yang membuat Rosaline menjadi kasihan kepada ayah dan anak itu.
Baru pertama kali bertemu dengan Maurine, Rosaline sudah bisa mengetahui karakter dan sifat seorang Maurine yang tidak pernah menghargai orang lain.
"Maafkan aku gara-gara aku kamu jadi dihina oleh mantan istriku." Abimana terlihat begitu menyesali kejadian yang sudah berlalu tadi.
Rosaline tersenyum dan mengatakan untuk tidak khawatir kepada Abimana perihal masalah tadi. "Jangan khawatir, Pak. Itu bukan masalah besar kok buat saya. Hal itu kan hanya kesalahpahaman saja, kalau kita menjelaskan kepada ibunya Andi, dia pasti bisa mengerti. Kalau saya hanyalah ibu guru dari Andi bukan kekasih anda." Rosaline memberikan senyum terbaiknya kepada Abimana agar laki-laki itu menjadi lebih nyaman dan tidak merasa bersalah lagi kepadanya.
Maurine menatap kepergian Rosaline dan Abimana dari restoran. Maureen tampaknya tidak terlalu memperdulikan kekasihnya yang sejak tadi protes kepadanya karena dicuekin olehnya.
"Kenapa bukankah kamu tadi sangat suka bertemu dengan wanita itu?" tanya Maureen ketus sambil menatap wajah kekasihnya yang amat tampan di usia mudanya.
Akan tetapi laki-laki itu selama ini selalu menumpang hidup kepadanya membuat Maurine sedikit tidak menghargainya.
Ya, dia adalah anak brondong manis yang dulu dia sewa untuk menyenangkannya ketika Abimana pergi keluar kota untuk menjalani tugas bisnisnya. Tapi siapa yang menyangka kalau ternyata Apa yang dia lakukan malah kepergok oleh Abimana.
Abimana yang murka saat itu juga langsung menceraikan Maurine dan tidak memberikan pesangon apapun kepada wanita itu. Hal itulah yang membuat Maurine menjadi murka dan sangat marah kepada Abimana.
Mulai hari itu Maurine menyelidiki segala sesuatu tentang Rosaline yang dia kira adalah kekasih dari mantan suaminya.
Akan tetapi Maurine merasa heran melihat Rosaline yang setiap hari selalu diantar jemput oleh mobil mewah dengan sopir pribadi yang berpenampilan mentereng.
"Siapa sebenarnya wanita itu? Kenapa dengan mobil semewah itu yang setiap hari mengantar jemputnya, dia masih bekerja sebagai guru TK? Rumah yang ditempati pun bukanlah rumah sederhana layaknya guru-guru TK lainnya." Maurine bermonolog dengan dirinya sendiri.
Pada saat ini Maurine masih belum mengetahui identitas yang sesungguhnya dari Rosaline.
Keluarga Kingsford memang melindungi identitas Rosaline dari siapapun agar tidak mengganggu kehidupan privasinya.
Sementara itu Sean semakin merasa kesepian karena istrinya yang terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya di luar.
Apalagi Sean mendapatkan kabar dari sopirnya kalau istrinya sekarang sudah jarang dijemput olehnya karena sering diantar pulang oleh seorang laki-laki.
"Rosaline! Sebenarnya apa yang kau lakukan diluar sana, huh? Kenapa aku mendapatkan laporan dari sopirku kalau kamu lebih sering diantar pulang oleh pria lain? Apakah kamu sudah melupakan statusmu sebagai Nyonya Kingsford?" tanya Sean ketika melihat Rosaline yang baru saja membuka pintu kamarnya.
Sean memang buta sekarang. Tetapi dia sudah mulai membiasakan diri dengan suara dan wewangian yang dia cium di sekitarnya. Sehingga dia bisa mengetahui siapa saja orang yang ada di sekitarnya.
Rosaline tersenyum melihat Sean yang mengetahui kedatangannya. Padahal dia tidak mengatakan saat masuk ke kamar.
"Oho!! Tampaknya kemampuanmu sudah semakin meningkat. Bahkan aku belum mengatakan apapun sejak tadi. Tapi kau sudah tahu kalau ini adalah aku." Rosaline kemudian duduk di samping Sean yang duduk di kursi rodanya.
Kesehatan Sean memang belum terlalu pulih. Sehingga dia masih dalam tahap observasi tim dokter yang tiga hari sekali selalu datang untuk mengecek kondisinya saat ini.
Sean tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Rosaline karena dia penasaran dengan pertanyaannya yang sampai saat ini masih belum dijawab oleh istrinya.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan! Cepat jawab pertanyaanku. Apa yang kau lakukan diluar sana sebenarnya? Kenapa kamu sekarang sering pulang terlambat dan tidak mau dijemput oleh sopirku?" Sean masih menuntut jawaban dari istrinya yang saat ini sedang mengganti pakaian. Rosaline merasa santai saja membuka pakaian di depan Sean. Karena suaminya toh juga tidak melihat apa yang sedang dia lakukan sekarang, karena Sean masih buta.
Sean mengerutkan keningnya karena suasana dalam kamar yang begitu sepi tidak ada suara apapun.
"Rosaline, kau masih di situ kan?" tanya Sean sambil meraba-raba di sekedarnya dan menajamkan indra pendengarannya serta Indra penciumannya untuk mengetahui keberadaan Rosaline.
Sean tersenyum ketika dia bisa mencium aroma tubuh Rosaline di sekitarnya.
"Apa kau sedang ganti pakaian?" tanya Sean sambil berusaha untuk menajamkan pendengarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments