Silvia tampak kebingungan ketika melihat Sean yang sudah mulai siuman dari pingsan akibat obat bius karena Sean yang selesai menjalani operasi.
"Sayang, akhirnya kamu bangun. Bagaimana kabarmu sayang?" Amanda mendekati putranya yang kelihatan kebingungan karena tidak bisa melihat.
Sean meraba-raba sekitarnya yang semuanya serba gelap. Sean langsung memeluk ibunya yang saat ini sedang menangis.
"Mama! Kenapa mataku semuanya gelap? Kenapa aku gak bisa melihat? Mama! Ada apa denganku Mah?" Sean terlihat begitu terpukul menerima kenyataan tersebut.
Silvia yang melihat begitu lemah dan juga mengenaskan secara perlahan dia mundur.
"Silvia sayang. Ayo datanglah kemari dan hiburlah Sean. Dia pasti sangat terpukul sekarang karena tidak bisa melihat lagi." Amanda kemudian menarik tangan Silvia untuk mendekati putranya.
Silvia yang saat ini masih linglung dan bingung pun hanya bisa membeku di hadapan Sean yang masih histeris karena tidak bisa melihat lagi.
"Silvia! Katakanlah sesuatu kepada Putraku dan berikanlah dia semangat untuk terus hidup. Silvia, katakan kalau kau akan selalu bersamanya walau apapun yang terjadi!" perintah Amanda kepada Silvia yang masih belum bisa mengatakan apa-apa.
Sean merasa bahagia ketika ibunya mengatakan bahwa kekasihnya ada di dekatnya saat ini. Sean meraba-raba dan mencari keberadaan Silvia yang sampai saat ini masih Dia membeku dan tidak bisa berkata apapun melihat kekasihnya sekarang telah buta dan cacat.
'Ya Tuhan ternyata Sean benar-benar tidak bisa melihat. Apa yang harus kulakukan sekarang? Aku tidak mau menghabiskan hidupku untuk mengurus laki-laki cacat seperti dia. Sebesar apapun cintaku untuknya, tetap saja, di luar sana masih banyak laki-laki hebat yang lebih baik daripada dia yang saat ini hanya menjadi pria buta!' bathin Silvia yang terus menolak keberadaan Sean.
"Sayang?? Benarkah kau ada di sini? Di mana kamu sayang? Kenapa kau diam saja?" Sean terlihat panik dan terus meraba-raba sekitarnya untuk mencari keberadaan Silvia.
Amanda menarik tangan Silvia dan disatukan dengan telapak tangan Sean."Dia Silvia. Sean, tampaknya Silvia masih terkejut dengan kondisimu sehingga dia tidak bisa mengatakan apapun untuk saat ini," ucap Amanda dengan air mata bercucuran di kelopak matanya yang walaupun sudah paruh baya tetapi masih terlihat cantik.
Sean sangat bahagia sekali ketika merasakan telapak tangan wanita yang dia cintai ada di dalam genggamannya. "Sayang?" Sean masih berusaha untuk membuat survei bicara dengannya.
Silvia yang tersadar saat mendengar apa yang dikatakan oleh Sean dia pun langsung menarik telapak tangannya.
"Maafkan Sean! Aku tidak bisa untuk melanjutkan statusku sebagai kekasihmu. Aku tidak bisa menjalani hidupku untuk menjadi istri seorang laki-laki buta!" Silvia sudah bersiap untuk meninggalkan Sean. Akan tetapi langkahnya ditahan oleh Sean.
Sean dan kedua orang tuanya begitu terkejut mendengarkan apa yang dikatakan oleh Silvia.
"Kamu bicara apa sayang? Aku tidak mungkin buta selamanya. Aku akan mencari pendonor mata dan aku bisa melihat lagi. Percayalah padaku sayang. Tolong kau jangan tinggalkan aku! Sayang, Aku sangat mencintaimu!" Sean terlihat menghiba di hadapan Silvia yang tetap menggelengkan kepalanya dan kemudian meninggalkan ruangan tempat Sean di rawat.
Kedua orang tua Sean terlihat mengejar Silvia yang berlari keluar meninggalkan rumah sakit dan juga Putra mereka.
Sementara Sean yang saat ini masih terguncang dan shock berat, dia pun turun dari ranjangnya dan menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju ke rooftof rumah sakit.
"Aku benar-benar sudah tidak berguna lagi hidup di dunia ini. Aku buta dan cacat. Bahkan wanita yang kucintai sudah tidak mempedulikanku lagi. Lebih baik aku mati saja hidupku sudah tidak ada artinya sama sekali. Kematian masih jauh lebih baik untukku!" Sean menyusuri jalanan menuju ke rooftop rumah sakit.
Air mata Sean mengalir begitu deras di pipinya, penampilan Sean sudah berantakan sekali, "Ya Tuhan hidupku sudah hancur sehancur-hancurnya. Wanita yang paling aku cintai, sudah meninggalkan aku sekarang. Bagaimana mungkin seorang CEO dari Kingfors group, seorang pewaris satu-satunya perusahaan keluargaku harus menjadi pria buta? Dunia pasti akan menertawakanku. Aku lebih baik mati saja sepertinya kematian adalah terbaik untukku! Hiks hiks!" Sean terlihat begitu putus asa.
Sean sudah bersiap untuk meloncat dari atas rooftop rumah sakit. Sampai akhirnya ada seorang gadis yang menarik tangannya dan tanpa sadar malah jatuh ke atas tubuhnya. Mereka berdua tanpa sengaja malah berciuman bibir karena Sean yang jatuh tepat di atas tubuh Eosaline. Gadis yang telah menyelamatkan Sean dari usaha bunuh diri.
Untuk beberapa saat lamanya keduanya terpaku dan membeku di tempat.
Sean yang tidak bisa melihat. Sean hanya merasakan ada sebuah bibir yang terasa begitu manis sekarang sedang mengecupnya dengan lembut. Saat Sean tersadar dia pun kemudian berusaha untuk bangkit dari atas tubuh Sean. Akan tetapi sekali lagi, Sean malah kepleset karena lantai rooftop yang licin sementara Sean masih belum terbiasa dengan kebutaannya.
Kedua orang tua Sean yang kebingungan mencari putranya akhirnya setelah bertanya ke sana kemari. Mereka pun akhirnya menemukan keberadaan Sean yang berada di atas rooftop rumah sakit.
Mata kedua orang tua Sean terkesiap ketika melihat putra mereka yang berada di atas tubuh seorang gadis yang bahkan bibir mereka saling bertaut satu sama lain.
"Sean!! Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Apa Kalian sedang berbuat mesum? Sungguh tidak tahu malu!" Raymond tampak begitu murka saat melihat mereka berdua yang seperti sedang berbuat sesuatu yang tidak senonoh.
Apalagi rok Rosaline yang tersingkap hingga ke paha mengakibatkan kedua orang tua Sean menjadi salah paham dengan keadaan mereka berdua saat ini.
Sean begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya.
"Tenanglah Pah! Kau jangan mengamuk seperti ini. Kita nikahkan saja mereka berdua agar keluarga kita tidak terkena aib! Mama tidak mau kalau sampai cucu Mama terlahir sebagai anak haram!" Amanda kemudian mendekati Sean yang masih betah di atas tubuh Rosaline yang masih kebingungan dengan situasi yang terjadi.
Rosaline pun kemudian bangkit setelah Sean ditarik oleh ayahnya dari atas tubuhnya.
"Kami tidak melakukan apa-apa kalian jangan salah paham!" Ucap Rosaline berusaha untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya kepada kedua orang tua Sean yang terlihat tidak mau memperdulikan apapun yang dia katakan.
Sama seperti Rosaline, Sean pun tampak begitu frustasi melihat kedua orang tuanya yang bersikeras ingin menikahkan mereka berdua yang telah terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan dan sayangnya kedua orang tuanya melihat posisi mereka berdua yang tidak menguntungkan.
"Papa! Tolong dengarkan kami berdua! Kalian salah paham! Apa yang kami lakukan di sini tidak seperti yang ada di dalam pikiran kalian. Aku tidak sengaja jatuh ke atas tubuhnya. Tidak ada yang terjadi di antara kami!" Sean sekuat tenaga menjelaskan kepada kedua orang tuanya yang tetap tidak mau ambil peduli dengan semua penjelasannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments