Bab 8

Sean saat ini sudah dipastikan buta. Oleh karena itu dia belajar untuk menajamkan indra pendengarannya dan penciumannya untuk bisa mengetahui apa saja yang terjadi di sekitarnya.

"Eh, kemampuanmu memang benar-benar sudah semakin meningkat. Kau bahkan tahu kalau aku sedang mengganti pakaian sekarang. Kamu keren!" Sean tersenyum mendapat pujian dari Rosaline tentang kemampuannya yang sekarang semakin hebat untuk mengenali segala sesuatu yang ada di sekitarnya.

Tetapi untuk sesaat Sean melupakan tentang keingintahuannya masalah kegiatan Rosaline di luar sana.

"Apakah kamu berselingkuh di luar sana, huh? Kau harus ingat bahwa kita masih terikat pernikahan kontrak selama 2 tahun ke depan. Jagalah namaku di luar sana sebaik mungkin. Kau jangan berbuat macam-macam atau kau tidak akan pernah mendapatkan sepeserpun tunjangan perceraian ketika pernikahan kita selesai." ancam Sean kepada Rosaline yang hanya tersenyum mendengar apa yang dikatakannya.

Rosaline kemudian mendekati Sean. Setelah dia selesai mengganti pakaiannya.

"Aku hanya sedang sibuk dengan pekerjaanku saja. Kebetulan setelah setiap pulang kerja, ada satu murid yang meminta untuk les denganku di rumahnya. Hal itulah yang membuatku selalu pulang terlambat dan diantarkan pulang oleh Sopir dari orang tuanya." Rosaline menjelaskan semua yang terjadi padanya selama beberapa hari belakang.

Andi memang meminta kepada Abimana untuk rosalin menjadi guru lesnya setiap kali pulang bekerja.

Rosaline yang memang pada dasarnya menyayangi Andi. Dia tidak menolak sama sekali permintaan dari muridnya yang tampan dan menggemaskan untuk dirinya mengajari Andi yang tahun depan sudah masuk SD. Akan tetapi Andi masih jauh di belakang teman-temannya yang lain. Karena selama ini Andi selalu rewel dan sangat sulit untuk diajari oleh guru yang lainnya. 

Pada dasarnya Rosaline memang suka dengan anak kecil. Apalagi Andi sangat bergantung dan juga menyayanginya. Hal itulah yang membuat Dia sangat senang untuk mengajari Andi di rumah Abimana setelah selesai bekerja.

Abimana dan Rosaline terlihat semakin akrab karena setiap hari selalu bersama setelah pulang kerja. Menemani Andi belajar dan bermain.

Melihat kebersamaan Abimana dan Rosaline membuat Maurine benar-benar sangat cemburu dan terus berusaha untuk meneror wanita itu agar tidak semakin berdekatan dengan mantan suaminya yang sejujurnya masih dia cintai.

Maurine sudah bosan dengan kekasih mudanya yang hanya bisa meminta uang kepadanya dan malas bekerja. Oleh karena itu, Maurine berencana untuk kembali kepada Abimana sebagai istrinya.

Akan tetapi keinginannya itu bukanlah perkara yang mudah karena Abi mana yang sudah tidak mencintainya lagi.

Sean yang merasa cemburu dengan waktu yang semakin sedikit yang diberikan oleh Rosaline kepadanya. Sean akhirnya meminta kepada istrinya untuk keluar dari pekerjaan yang sekarang.

"Tinggalkan pekerjaanmu itu dan fokuslah untuk mengurusku di rumah. Rosaline, aku akan memberikan gajimu tiga kali lipat dari gaji kamu bekerja di TK." Sean terus berusaha membujuk kepada Rosaline untuk segera meninggalkan pekerjaannya.

Akan tetapi Rosaline hanya mengerutkan keningnya mendengar apa yang dikatakan oleh Sean tadi. " Aku bekerja disana bukan karena masalah gaji. Akan tetapi aku merasa senang bersama dengan anak-anak itu, mereka yang sangat menggemaskan dan saat menghiburku. Aku kalau di rumah terus, bisa mati bosan!" ucapan Rosaline membuat Sean kehilangan kata-kata untuk membujuknya.

Rosaline yang tahu bahwa Sean masih mencintai mantan kekasihnya tidak bersedia untuk melakukan apa yang diminta oleh suaminya.

" Minta saja mantan kekasih kamu yang masih kamu cintai untuk menjaga kamu!" Sean benar-benar murka dengan apa yang dilakukan Rosaline yang dianggap menyepelekan dirinya dan menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang suami.

Sean benar-benar kehabisan kata-kata untuk menghadapi Rosaline yang pembangkang total. 

"Dari mana kamu mengetahui kalau aku masih mencintai mantan kekasihku? Jangan sok tahu, kamu!" Terlihat Sean yang mengamuk kepada Rosaline.

Rosaline paling malas kalau harus berdebat dengan suaminya yang tidak pernah mau kalah olehnya. Makanya dia lebih memilih untuk menghindari Sean daripada berantem secara langsung.

"Kamu mau kemana?" tanya Sean ketika dia mendengar suara pintu kamar yang dibuka secara perlahan.

Rosaline hampir setiap malam selalu melihat suaminya yang menangisi kepergian Silvia. Sebagai seorang istri, walaupun istri kontrak sekalipun, tetap saja hati Rosaline merasa tidak nyaman dengan hal itu.

Sean bahkan melarang dirinya untuk tidur di atas ranjang yang ditempati oleh Sean. Rosaline terpaksa tidur di sofa setiap malam. Alhasil, setiap hari tubuhnya harus selalu pegal-pegal karena tempat yang sempit dan tidak leluasa untuk bergerak.

"Aku mau nonton TV di ruang keluarga bersama Mamamu. Apa harus laporan ke kamu?" Tanya Rosaline pada Sean.

Sean kesulitan menelan salivanya sendiri mendengar apa yang dikatakan Rosaline kepadanya.

Sean dan Rosaline, walaupun mereka sudah resmi menikah tetapi tidak pernah bersentuhan fisik secara langsung. Dalam arti kata, mereka belum pernah melakukan malam pertama seperti kebanyakan pengantin lainnya.

"Saya rasa kita harus berbicara tentang pernikahan kita. Duduklah disini dengan aku. Selama ini, bukankah kita belum pernah menandatangani surat perjanjian pernikahan kontrak kita? Aku rasa sudah saatnya untuk kita berdua menandatangani surat itu agar status kita berdua semakin jelas kedepannya nanti." Rosaline sontak menghentikan langkah kakinya mendengar apa yang dikatakan oleh Sean.

Sejak pernikahannya memang Rosaline dan Sean jarang bertemu secara langsung di rumah itu. Karena dirinya yang sudah disibukkan dengan pekerjaan di TK dan Sean juga sudah disibukkan dengan pekerjaannya di kantor dan juga terapi di rumah sakit.

Selama ini semua kebutuhan suaminya sudah diurus oleh asisten dan sekretaris dari kantornya. Jadi Rosaline tidak harus memusingkan segala hal tentang Sean.

Pembantu dan juga sopir selalu bersiap siaga untuk memenuhi semua kebutuhan suaminya. Bisa dikatakan, rosalin di rumah itu sebagai seorang istri tidak ada gunanya sama sekali untuk Sean.

"Memangnya apa lagi yang ingin kamu bicarakan denganku? Bukankah sudah jelas, kalau pernikahan kita hanya 2 tahun saja? Setelah itu kau harus menceraikan aku dengan memberikan tunjangan yang besar. Sesuai dengan kesepakatan kita berdua di awal pernikahan kemarin." Rosaline mau tidak mau akhirnya duduk di samping Sean.

Rosaline mengerutkan keningnya ketika melihat Sean dia melemparkan sebuah berkas kepada dirinya. Berkas dengan huruf braille yang pastinya di peruntukan untuk Sean yang buta matanya.

"Kamu bacalah yang versi berkas biasa. Ada di bagian belakang surat yang menggunakan huruf braille." Rosaline merasa takjub dengan Sean yang bisa mengerti jalan pikirannya.

Rosaline kemudian membaca semua poin-poin surat perjanjian tentang pernikahan kontrak mereka berdua. Terlihat gadis itu mengerutkan keningnya membaca semua poin-poin yang ada di dalam surat perjanjian itu yang cukup membuat dirinya terkesan pada Sean yang bisa memikirkan hal-hal gila semacam itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!