Pagi yang cerah. Membuat orang-orang kembali bersemangat memulai harinya.
Aditya memasuki kantornya berjalan dengan gagahnya, tanpa melihat sedikitpun orang- orang yang menundukkan kepala mereka. Dia merasa muak dengan sikap orang- orang yang munafik ini. Hanya akan hormat jika kau memiliki segalanya.
Sampai di depan ruangannya dia masih sempat melirik sekertarisnya, pertanda bahwa ia sedang menginginkan sesuatu.
Sekertaris yang sudah paham dengan sikap bosnya langsung menggangguk.
" saya sudah mendapatkan informasi tentang orang itu pak."
"bagus, ikut aku!" sekertaris cantik itu mengikuti langkah kaki aditya.
Adit langsung mengambil posisi duduk di kursi kerjanya,kedua tangannya dilipat di dadanya. Matanya yang dingin menatap sekertarisnya dengan tatapan yang tajam.
orang ini mungkin memerlukan mukjizat untuk bisa membuatnya tertawa. sekertaris cantik.
"katakan,aku tidak suka membuang waktu!" suara adit terdengar menakutkan.
"baik pak. dari informasi yang saya dapatkan, nama gadis itu adalah nini angela. dia lulusan S2 ekonomi jurusan manajemen bisnis. dia berasal dari kota yang jauh dari sini pak." sekertaris itu tunduk tidak berani menatap mata CEO nya.
"Lalu?" adit mengangkat alis mata kanannya.
"Lalu, dia belum punya pasangan." kali ini sekertaris cantik itu semakin gugup
"hemmm..sudah, sekarang keluarlah." adit melambaikan tangannya malas
ternyata kau masih sendiri.
adit merasa ia menyukai gadis itu sejak pertama kali bertemu. sikap gadis itu sedikit berbeda, matanya seperti tidak menunjukkan bahwa ia takut pada adit.
Suara panggilan masuk di ponselnya membuat adit berhenti memikirkan nini.
Panggilan dari calon istrinya, Lisa.
Dia diamkan panggilan itu, semakin hari pikirannya semakin kacau memikirkan ayahnya yang selalu menuntutnya harus sama dengan johan. di tambah lagi pernikahannya yang akan di lakukan beberapa waktu lagi dengan wanita yang tidak pernah dia cintai.
Lisa adalah anak dari teman bisnis ayahnya. Dia wanita yang sangat cantik, pekerjaannya adalah designer muda yang sangat terkenal. Dia juga wanita yang baik dan pekerja keras. Meski sudah hampir 1 tahun mereka bertunangan, Adit masih belum bisa mencintainya.
***
Sama seperti Adit, Johan pun sekarang sedang duduk termenung di ruangan kerjanya memikirkan perjodohannya dengan Nini kemarin.
Dia takut nanti tidak bisa mencintai gadis itu seutuhnya. Hanya saja, dia juga tidak ingin melihat ibunya menderita lagi.
" Mungkin memang sudah saatnya aku belajar melupakan Jessika." gumamnya perlahan.
***
Saat akan pulang kerja, Nini sangat kesal dengan mobilnya yang mendadak mogok.
"Aduh, kenapa ya ni mobil?" sambil berusaha menghidupkan mobilnya berulang-ulang
Dengan kesal Nini keluar dan membanting pintu mobilnya kencang, kemudian berjalan berputar mengelilingi mobilnya menendang ban mobil.
"Auuuh.. Aduh sakit..!!!" Nini meringis kesakitan
Pak Tatang yang melihat kejadian itu segera berlari mendekati Nini.
" Ada apa non?" tanya pak Tatang khawatir
" Ini pak mobilnya mogok." menunjuk mobilnya
"Kakinya non kenapa?"
Nini merasa malu dengan pertanyaan pak Tatang yang ini.
A**pa yang harus aku jawab. Masa iya aku bilang kerena aku menendang mobil ku.
"Ehh.. Ini tidak apa-apa pak,cuma keseleo iya keseleo sedikit."
"Ohh.. Ya sudah non, pulangnya pake taksi aja mobilnya biar di sini nanti saya hubungi bengkel terdekat untuk mengurusnya."
"Aduh terima kasih pak. Saya titip ya." Nini bersyukur setidaknya dia tidak perlu menunggu lama lagi.
Saat akan keluar dari area parkiran, sebuah mobil mewah masuk. Cahaya lampunya menyorot ke arah Nini sehingga membuat matanya menyipit.
" Siapa sih ni orang? Belagu amat. Pake disorotin segala, apa kurang terang lampu-lampu di sini?" sudah mobilnya mogok eh malah ada lagi orang aneh yang menambah kesalnya.
Si pemilik mobil keluar dan membanting pintunya keras, membuat Nini terkejut.
Dia membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa orang sombong itu. Betapa kagetnya Nini melihat siapa yang sudah mendekat ke arahnya. Aditya
Sekarang jarak mereka sudah sangat dekat. Adit yang mendengar makian Nini tadi membuatnya marah.
" Apa katamu tadi?" wajahnya sudah sangat dekat dengan Nini.
"Emmmm.." mata Nini melihat ke arah pak Tatang memohon agar dirinya di bantu
Tangan Adit dengan kasarnya langsung mencengkram lengan Bini. Membuatnya meringis kesakitan lagi. Adit menyeretnya masuk dengan kasar, Nini berjalan dengan susah payah menahan sakit di kakinya.
"Aduh pak ada apa ni? ishhhh, sakit tau!!" Nini berusaha melepaskan cengkraman Adit dan berhasil.
"Heii..!! Kau berani membantahku, hah?" suara Adit terdengar sangat tinggi
Nini menutup kuping dan juga matanya, suara Adit hampir memecahkan gendang telinganya.
"Ikut aku sekarang juga..!!" Adit kembali menarik tubuh Nini dengan kasarnya.
"Katakan di mana ruang kerjamu?" wajah Adit mulai merah padam
"Di lantai 3 pak." Nini menggigit bibir bawahnya
Dia benar-benar takut, faktanya kalau Adit ini adalah bos paling kejam kesalahan kecil saja sudah membuatnya marah.
A**staga apa yang tadi aku katakan.. Dasar bodoh,bodoh,bodoh. Bagaimana mungkin aku bisa lupa, kalau hanya dia yang akan datang di jam-jam begini. Nini melirik jam tangannya sudah hampir jam 7.
Keduanya sudah sampai di ruang kerja milik Nini.
Adit menarik tangan Nini dan melemparkan tubuh gadis itu di atas meja.
"Kau lagi.!! Ulangi lagi perkataanmu yang tadi!!!" suara Adit memenuhi ruangan.
Nini masih tertunduk menahan sakit di kaki dan tangannya, berusaha mengumpulkan tenaganya lalu berusaha sekuat mungkin menatap mata Adit.
I**ni yang aku suka darinya,dia berani menatap mataku. batin Adit merasa tertantang
"Maaf pak. Saya tadi tidak tahu kalau itu anda." Nini berusaha meyakinkan
Y**a tentu saja aku benar-benar tidak tahu,siapa juga yang mau cari masalah dengan anda vampir. Nini
"Oh.. Begitu rupanya" senyum misterius itu muncul di wajah Adit.
Dia berjalan ke arah Nini membuat gadis itu semakin mundur perlahan sampai tubuhnya terbentur dinding. Adit semakin maju mendekatkan wajahnya tatapan matanya yang dingin membuat Nini merinding
S**iapa dia sebenarnya.. Tuhan aku benar-benar takut. Apa yang akan dilakukannya.? Lindungi aku Tuhan lindungi aku.
Nini memalingkan wajahnya dan memejamkan mata. Wajah Adit sudah sangat dekat.
"Kau mencintai pekerjaan ini kan?" tanya Adit sambil tersenyum misterius.
Nini mengganggukkan kepalanya perlahan.
"Haha.. Kesalahanmu barusan tidak bisa dimaafkan, kau tahu apa yang akan terjadi sekarang?" Adit masih menatap Nini
Kali ini Nini beranikan diri membalas tatapan mata Adit
"Maksud anda, saya dipecat?" wajah Nini sudah terlihat pucat.
"Ya.. Kau dipecat. Segera bereskan barang-barangmu dan pergi dari sini." Adit berbalik dan sedikit menjauh dari Nini
A**ku mau lihat seberapa besar harga diri wanita ini?
"Pak.. Saya mohon jangan pecat saya pak, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini." tangan Nini terkatup memohon, tapi dalam hatinya dia tidak akan mau berlutut apa pun resikonya sekalipun jika memang harus kehilangan pekerjaan.
Adit membalikkan tubuhnya dia berpikir kalau gadis itu sudah berlutut. Ternyata Nini masih bisa membalas tatapannya meski wajahnya terlihat memohon.
Sekali lagi Adit mendekati Nini dan berbisik
" Kalau kau tidak ingin aku pecat, maka tidurlah denganku." Nini kaget dengan ucapan adit
Reflek tangannya menampar wajah Adit.
H**ah.. Apa ini kenapa tanganku kurang ajar begini??
" Kau..!!!" sebelum Adit mendekat Nini sudah dengan cepat menghindar, mengatur jarak seaman mungkin.
"Maaf, kalau aku sudah lancang." kali ini dia tidak lagi memakai bahasa formal " Aku sudah siap dipecat. Kehormatanku sebagai wanita jauh lebih berharga dari apa pun." matanya membalas tatapan Adit yang dingin
" Aku tidak akan menyesal kehilangan pekerjaan ini." Nini pergi meninggalkan Adit sendiri.
👇 (Potrer Lisa)
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Puan Harahap
Adit sadis disssssss
2020-10-31
0
IG : Chocollacious
adit kejam amat sih😑
2020-08-08
1