Bab 6

Sudah hampir jam 1 siang, mobil sedan putih kembali memasuki halaman panti. Di sana sudah tidak lagi terlihat mobil yang tadi parkir.

Setelah turun dari mobil Nini mengantar masuk Seli yang berjalan sambil lompat dengan bahagia.

Melihat Seli yang begitu bahagia membuat ibu Tia ikut bahagia.

"Bu, Seli pulang." ucap Seli dengan senyum lalu pergi menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

" Cepatlah nak. Sebentar lagi makan siang."

Seli sudah berlalu entah di dengar atau tidak peringatan ibu Tia.

Nini berjalan mendekati ibu Tia.

" Aku dan Seli sudah makan bu. Sebelum ke sini." seperti biasa Nini akan selalu senyum setiap berbicara dengan ibu Tia

"Ahh..begitu rupanya. Padahal ibu baru ingin menawarkannya padamu nak."

"Tidak usah bu." Nini menggeleng lembut " Aku harus pulang sekarang. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan untuk pertemuan besok."

"Baiklah nak, semoga berhasil. Hati-hati ya."

bu Tia menepuk lembut bahu Nini sambil berjalan ke depan mengantar kepergiannya.

***

Keesokan harinya seperti biasa, Nini sudah berada di kantor satu jam sebelum kantor dibuka. Dia sudah mengatur posisi senyaman mungkin untuk memulai kerja.

Layar komputer menyala dan mulailah dia bekerja.

Beberapa menit sibuk dengan urusannya, suara telepon di depannya mengagetkan. Diraihnya lalu menerima panggilan tersebut.

"Hallo..selamat pagi."

"Ya selamat pagi. Apakah ini dengan manajer marketing?". tanya si pemanggil

"Ya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?"

" CEO kita meminta agar pertemuan di majukan 1 jam. Mohon kerja samanya." belum sempat Nini menjawab, panggilan tersebut sudah terputus.

" Sialan, ketularan sombong dari CEOnya ya??" Nini sedikit kesal.

Pertemuan kemarin disampaikan jam 9 tepat. Berarti jam 8 dong. Ini tinggal beberapa menit lagi. Gumam Nini sambil melihat jam tangannya.

Nini segera menyiapkan berkas-berkas yang akan diajukannya. Setelah siap ia pun menuju ruang pertemuan.

Ketika sampai, dia segera mengambil posisi yang telah disiapkan. Beberapa menit kemudian muncullah Adit sang CEO berdarah dingin dengan beberapa staffnya.

Semua yang ada di sana berdiri menyambut kedatangannya. Kemudian ia mempersilahkan semuanya duduk, belum sempat ia duduk matanya tertuju pada gadis yang pernah dilihat beberapa hari yang lalu.

Dia? hemmm

***

Waktu meeting telah selesai. Setelah mendengar banyak perdebatan dan pendapat akhirnya Nini pun merasa cukup lelah. Hampir 2 jam dia duduk terpaku di ruangan tadi, belum lagi dia dan CEO harus berulang kali saling bertatapan mata. Hal itu membuatnya ketakutan setengah mati.

Nini masih punya waktu 2 jam untuk istirahat makan siang nanti. Sambil menunggu ia kembali bekerja di depan komputernya. Perlahan bayangan tentag si CEO mulai menghilang.

Ia harus kembali fokus pada pekerjaannya demi kebanggaan kedua orangtuanya dan juga biaya kuliah kedua adiknya.

***

Sudah waktunya makan siang.

Nini diajak beberapa teman karyawan untuk makan di kantin. Tidak perlu menunggu lama dia langsung bangkit dari kursinya menuju kantin.

Sampai di sana ia memesan makanan dan minuman.

Bersama beberapa karyawan dia menikmati menu makan siangnya dengan penuh rasa syukur.

Terima kasih Tuhan, aku masih diberi kesempatan untuk menikmati makanan ini. Begitu doanya.

***

Sudah saatnya Nini kembali ke kontrakan waktu menunjukkan hampir jam 6.Dia merapikan segalanya lalu berlari pelan menuju parkiran.

Seperti biasa Nini akan pamit kepada pak Tatang. Lalu melaju dengan mobilnya menuju kontrakan.

Keesokan harinya...

Adit duduk di kursinya sambil menyandarkan kepala menatap langit-langit ruangan.

Ia seperti kelelahan memikirkan sesuatu, memejamkan matanya sejenak lalu membukanya lagi.

Ah, gadis aneh itu. Gumamnya sambil tersenyum sinis.

Tidak berapa lama kemudian dia memanggil sekertaris wanitanya.

"Pak memanggil saya?" tanya sekertarisnya gugup sambil mengingat apa ada kesalahan yang dia buat.

"Ya. Aku ingin kau mencari informasi tentang seorang gadis yang menjabat sebagai manajer marketing di perusahaan parfum."

"Baiklah pak, kalau tidak ada lagi saya permisi." ketika akan membuka pintu suara Adit kembali terdengar

" Cari tahu sampai kehidupan pribadinya. Aku harap kau sudah mengerti maksudku." senyum sinisnya kembali tergambar di wajahnya. Sekertarisnya pun tunduk lalu keluar meninggalkannya.

Sementara di sebuah perusahaan industri tekstil yang tidak terlalu besar, Johan sedang berdiri menatap keluar jendela dari ruang kerjanya.

Pikirannya jauh melayang pada kenangan masa lalunya. Pada sosok seorang wanita spesial dalam hidupnya.

Masa-masa indah itu membayanginya, sesaat dia tersenyum namun terlihat getir dan pedih.

Johan mencintai seorang wanita yang bernama Jessika. Namun, takdir berkata lain.

Ketika mereka hampir bertunangan justru Jessika di panggil Tuhan, dia menderita kanker otak. Sudah hampir 3 tahun dia kehilangan wanita itu. Hingga saat ini tidak ada wanita yang mampu menggetarkan hatinya.

"Jess, sedang apa kamu di sana?"

matanya mulai memandang langit yang nampak cerah.

"Hemmmm. Aku merindukanmu sayang. Maaf aku telah berjanji untuk tidak lagi menangisi kepergianmu." Suara Johan sedikit serak.

Pintu di ketuk membuat Johan tersadar dari sedihnya.

"Masuk." katanya sambil beranjak ke tempat duduk

Doni si sekertaris sekaligus sahabat Johan masuk. Melihat temannya yang tampak sedih ia tahu apa yang baru saja terjadi.

"Laporan Han. Coba kamu periksa dulu." sambil menyodorkan beberapa kertas

Melihat Johan yang sedang bersedih, Doni memilih keluar dan tidak ingin mengganggunya. Ia paham betul bagaimana perasaan sahabatnya itu. Sejak kepergian Jessika, Johan selalu ingin menghabiskan waktunya sendiri. Dulu dia adalah lelaki yang ceria dan membawa tawa bagi semua orang. Tapi sekarang, serasa hilang semuanya. Johan lebih menyukai sepi.

Entahlah mungkin dengan begitu dia bisa melepaskan segala beban dan kesedihannya.

Johan meraih kertas-kertas tadi lalu berusaha fokus membacanya. Setelah berusaha akhirnya dia bisa memusatkan pikirannya pada laporan-laporan tersebut.

Di perusahaan parfum, Nini juga tidak kalah sibuk. Dia juga sedang bekerja sambil sesekali melirik jamnya.

Setelah makan siang, dia harus mengunjungi pabrik parfum dan berkonsultasi dengan para ahli yang bekerja di sana untuk melancarkan produk baru yang telah di rencanakan kemarin.

Sudah waktunya makan siang. Nini diajak Maya seorang karyawan yang cukup dekat dengannya untuk makan di kantin.

Nini pun langsung beranjak,dia tidak boleh melewatkan makan siangnya karena masih ada pekerjaan yang akan menguras energinya.

Ketika sedang makan, Maya yang selama ini penasaran dengan kehidupan pribadi Nini akhirnya memilih untuk bertanya.

" Mbak, apa mbak ini gak ada pacarnya gitu?"

Nini lebih suka dipanggil mbak daripada ibu. Banyak karyawan yang merasa canggung karena posisinya juga sebagai orang penting.

Namun dia memaksa mereka memanggilnya demikian alasannya biar lebih akrab.

" Emm.. Kenapa kamu tiba- tiba tanya hal aneh ya?" Nini balik bertanya sambil menikmati makanannya.

"Gak boleh tanya ya mbak?" Maya merasa malu, lalu berusaha tersenyum namun tetap terlihat kaku

"Hahah..Boleh kok" kata Nini kemudian menyedot es tehnya " Kamu penasaran ya?"

Maya menggangguk

" Aku gak punya pacar Maya." kali ini Nini memasang senyum tulusnya agar Maya tidak perlu merasa canggung.

"Ohhh..maaf ya mbak."

"Gak papa kok. Kirain mau tanya apa?"

" Mbak gak ada niat ya buat pacaran? Atau cari calon suami?" kali ini Maya menggigit bibir bawahnya.

" Ada sih, cuma ya belum aja diijinkan Tuhan untuk bertemu. Ahh punyaku sudah beres, kamu habiskan dulu punyamu." sambil menunjuk makanan Maya.

Sebelum pergi Nini masih sempat mengucapkan sesuatu yang menggetarkan hati Maya

"Aku hanya menunggu seseorang yang memang ditakdirkan untukku. Gak mau aja buang-buang waktu dengan orang yang salah." kembali tersenyum lalu beranjak pergi meninggalkan Maya yang duduk termangu.

👇 (Potret Doni)

👇(Potret Maya)

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Kukur Kepompong

Kukur Kepompong

lanjut thor.

jejak sampai sini dulu.

nanti lanjut lagi...

salam dari SEMATA WAYANG

2020-11-02

1

Esti. W

Esti. W

next ...

2020-11-01

0

nazaruddin thamrin

nazaruddin thamrin

lanjuuutt

2020-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!