Nini dan bu Tia meninggalkan rumah sakit dengan mobil milik Nini.
Sampai di sebuah rumah makan padang ia berhenti dan mengajak ibu Tia makan. Dari siang tadi mereka belum makan.
Selesai makan Nini langsung mengantar ibu Tia pulang,kali ini dia tidak sempat singgah.
***
Seminggu kemudian kabar tentang bu Isma semakin membaik. Dokter mengatakan, beliau sudah bisa pulang dan beristirahat di rumah. Suami dan anak-anaknya sudah berkumpul di rumah sakit. Tony dan istrinya juga hadir ,dia masih ingin tinggal di rumah orangtuanya sampai ibu betul-betul sembuh. Amel juga turut serta hadir di sana sekalian cari muka. Hehe
Mendengar kabar baik tersebut ibu Tia mengajak Nini untuk menemaninya mengunjungi ibu Isma sebelum keluar. Awalnya Nini menolak tapi dia tidak tega membiarkan ibu Tia sendirian.
Setengah jam perjalanan dari panti menuju rumah sakit dengan mobil Nini.
Sampailah mereka di ruangan ibu Isma. Nini sempat membeli karangan bunga sebagai ucapan selamat karena telah sembuh. Ibu Tia mengatakan beliau menyukai bunga Aster Alpinus.
Di sana sudah berkumpul semua keluarga bu Isma suami dan anak-anaknya. Amel yang melihat kedatangan Nini langsung merasa kesal. Entahlah kehadiran Nini membuatnya merasa tidak nyaman.
Ibu Isma tersenyum bahagia, serta suami dan kedua anaknya. Hanya Amel yang tidak suka dengan kehadiran Nini. Anna pun merasa biasa saja, dia mengira kalau Nini hanyalah karyawan biasa yang bekerja di panti asuhan yang sering di kunjungi mertuanya.
" Selamat siang semuanya." sapa Nini sopan setengah menunduk.
Dia langsung bergegas mendekati ibu Isma dan menyerahkan bunga tersebut.
"Terima kasih nak. Ini bunga kesukaan ibu." ibu Isma menerima bunga itu dengan bahagia.
Johan melihat kelakuan Nini tanpa ekspresi, bahkan mereka semua tidak kepikiran untuk membawa bunga. Tapi wanita di depannya ini melakukan hal yang tidak mereka pikirkan.
Amel semakin geram dengan kelakuan Nini. Dia merasa kalo Nini hanya ingin mencari perhatian bu Isma. Padahal Nini tidak pernah berpikir demikian, ia hanya melakukan apa yang sering dilakukannya, itu sudah menjadi kebiasaan keluarganya.
" Iya ibu. Tapi ini juga ide bu Tia." Nini memandang ke arah bu Tia yang tersenyum bahagia lalu mendekat dan memeluk ibu Isma.
Keduanya sudah cukup akrab. Sudah hampir 5 tahun mereka saling mengenal.
Ibu Tia dan Nini dipersilahkan duduk oleh pak Hartono, ayah Johan.
Akhirnya ibu Isma memilih untuk memulai pembicaraannya.
Sambil memandang Johan yang duduk di sampingnya " Han." kata ibu lirih
"Iya bu." Johan menggenggam tangan ibunya erat.
Nini memperhatikan keduanya. Dia merasa kagum dengan Johan yang sangat mencintai ibunya.
Ibu Isma melanjutkan kalimatnya
"Ibu ingin kamu membuka hatimu. Menikahlah nak." suara ibunya terdengar memohon. Dengan kondisi ibunya yang sekarang Johan memilih menyerah, dia tidak ingin membuat wanita yang dicintainya menderita lagi.
"Baiklah ibu. Aku akan menikah." dia menatap mata ibunya dengan serius. Semua yang ada di sana bahagia dengan jawaban Johan. Amel adalah orang yang paling bahagia, dia yakin orang yang akan dijodohkan nantinya pasti dia. Karena dari informasi yang didengar sejauh ini tidak ada wanita yang dekat dengan Johan. Mengingat beberapa hari yang lalu semua keluarga ingin menjodohkan mereka berdua.
*H*aha. Tidak perlu menunggu waktu lama, ternyata dengan mudahnya aku akan menjadi istrimu Johan. Bukannya beberapa hari yang lalu kau bilang tidak ingin mengenalku?
Batin Amel bahagia.
Setelah mendengar jawaban anaknya, ibu Isma memanggil Nini untuk mendekat ke arahnya.
*K*enapa ini? Kenapa aku yang dipanggil?
Nini merasa bingung. Setelah berada tepat di samping ibu Isma kini dia dan Johan saling berhadapan. Ibu Isma memegang tangan Johan dan menyimpannya di atas tangan Nini tepat di pangkuan ibu Isma.
Semua yang di sana kebingungan,awalnya mereka mengira Amel yang akan dijodohkan ternyata gadis lain yang belum mereka kenal sebelumnya. Ibu Tia berdiri dan mendekat ke arah mereka, senyum kebahagiaan tergambar di wajahnya. Dia merangkul bahu Nini yang langsung menatapnya, mengganggukkan kepala meminta agar Nini menyetujuinya.
"Ta..tapi bu" Nini merasa gugup. Baginya ini seperti disambar geledek siang bolong.
"Ibu mohon nak, terimalah. Hanya kamu yang pantas menjadi pendamping Johan." tanpa di sadari perkataan bu Isma membuat Amel tersinggung. Dia langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan itu, Anna langsung mengejarnya.
Ibu Isma tidak memperdulikan sikap Amel yang kurang ajar itu, dia tahu Amel merasa kecewa dengan perkataannya tapi sebagai seorang ibu, dia ingin melihat putranya bersanding dengan wanita yang tepat.
Johan menatap Nini. Dari tatapannya dia memohon agar Nini menerima permintaan ibunya, dia tidak ingin ibunya sakit lagi.
Nini tertunduk dalam,ia bingung apa yang harus dia jawab. Tangan Johan yang berada di atas tangan Nini langsung meremas tangannya. Membuat wanita itu kaget dan menjawab dengan tergesa-gesa
"Iya bu saya mau." akhirnya semua yang ada di sana merasa lega dengan jawaban Nini. Tony dan ayahnya juga merasa bahagia, mereka yakin pilihan ibu Isma tidak akan salah.
Sementara itu, di luar rumah sakit Amel dan Anna sedang duduk di taman.
" Siapa wanita itu? Apa mertuamu langsung jatuh hati dengan bunga yang dibawanya?" Amel sangat kesal wajahnya terlihat cemberut.
" Entahlah, aku baru saja melihatnya saat pertama kali ibu masuk rumah sakit." Anna tak terlalu memperdulikan keadaan
" Hei. Jawabanmu itu?" Amel memandang Anna sesaat lalu memalingkan wajahnya dengan kesal.
"Haha. Kok kesalnya sama aku?"
" Iya lah. Kamu seperti tidak peduli dengan perasaanku kan?" Amel melirik sepupunya yang masih terlihat cuek
"Kalo aku tidak peduli untuk apa aku mengejarmu Mel? Lagian emang kamu udah cinta sama Johan? Kan baru aja kenalan seminggu lebih." mendengar jawaban Anna membuat Amel semakin kesal
" Ya. Nemang aku belum mencintainya. Tapi kan aku cuma ingin menjadi nyonya di keluarga Hartono yang kaya raya." Anna tersenyum mendengar jawaban Amel.
"Sayangya nasibmu tak seberuntung diriku. Untung saja aku mengenal Tony sewaktu kuliah dulu dan berhasil membuatnya jatuh cinta." lagi-lagi Anna membuat Amel semakin kesal
"Ahh.. Siapa juga yang peduli dengan kisah cintamu?" Amel berdiri dan pergi meninggalkan Anna sendiri
"Hei mau kemana?"
"Pulang..!!" jawab Amel ketus
"Pulang kemana? " kali ini Anna bingung pulangnya kemana, rumah mertuanya, rumahnya dan suaminya,atau rumah Amel?
Amel berhenti dan berbalik menatap Anna yang kebingungan
" Pulang ke rumah calon mertuaku. Hahah, lihat saja aku akan merebut yang seharusnya menjadi milikku." mendengar jawaban Amel membuat Anna merinding. Meskipun dia berambisi menjadi istri orang kaya tapi setidaknya dia tidak pernah berpikir untuk merebut milik orang lain.
Anna kembali masuk ke dalam rumah sakit. Sepanjang perjalanannya menuju ruangan mertuanya, ia merasa bersalah karena telah membuat Amel kecewa tapi dia juga takut kalau apa yang di katakan Amel tadi akan dilakukannya. Sesaat timbul rasa sesal di hatinya, coba aja aku gak pernah ada niat jodohin mereka. Kalau kayak gini kan aku yang serba salah.
Segalanya telah dibicarakan tentang pernikahan Johan dan Nini.
Tiba-tiba Nini teringat akan kedua orangtuanya. "Ibu." ibu Isma langsung berpaling menatap Nini
"Bagaimana dengan kedua orangtuaku? Aku takut mereka tidak menyetujui pernikahan ini."
Johan langsung mengernyitkan dahinya mendengar perkataan Nini barusan
apa yang di katakan gadis ini,tidak menyetujui. Maksudnya apa? Dia pikir aku ini penjahat sehingga orangtuanya tidak akan setuju? Heii gadis bodoh ada banyak orang di luar sana yang menginginkan anak gadisnya menikah denganku.
Johan menatap kesal ke arah Nini.
Ibu Isma mengganggukkan kepala,dia mengerti maksud Nini. Bagaimana pun juga restu orangtua adalah yang terpenting.
"Setelah menikah,kalian bisa mengunjungi orangtuamu sekaligus meminta restu mereka." ada segaris senyum bahagia yang melekat di bibir Nini.
Setelah selesai dengan rencana mereka akhirnya ibu Isma diperbolehkan pulang oleh dokter. Nini dan ibu Tia pun pamit pulang, karena sudah hampir malam maka mereka tidak bisa mengantar ibu Isma sampai ke rumah.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Puan Harahap
malam thor, semangat yaa
2020-10-31
0
siy@ yanti
kok nikah dulu baru berkunjung ...gak kebalik apa thor
2020-07-24
1