Hari ini semua yang dilakukan Nini berjalan lancar. Dia berhasil bertemu dengan seorang ahli parfum berkebangsaan Italia yang bekerja pada perusahaan mereka.
Di kontrakan kecilnya Nini baru saja tiba ia membaringkan tubuhnya beberapa saat,lalu bangkit dan bersiap untuk mandi.
Seperti biasa makan malamnya hanyalah mie instan, walaupun dia tahu makanan tersebut tidaklah sehat namun dia tetap memilihnya karena dianggap tidak merepotkan.
Setelah selesai dengan kesibukannya, Nini berbaring menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya tertuju pada perkataan Maya tadi siang. Tentang pasangan hidup.
"Apa sih.. Huu Maya ni orang udah gak mau mikirin eh main ngingetin aja." Nini meraih bantal lalu menutup wajahnya.
Dia melempar bantalnya ke sembarang arah lalu kembali menatap langi-langit kamar
"Derr,kalau aja kamu gak nyakitin aku pasti sekarang kita udah nikah udah punya anak, ahhh..pokoknya udah bahagia." sesaat air matanya terjatuh
"Kenapa sih udah hampir 7 tahun aku masih gak bisa lupa. Ini bodoh atau apa ya?"
Nini merasa kesal dengan dirinya sendiri. Karena masa lalunya dengan Derry, sampai saat ini dia tidak ingin membuka hatinya pada siapa pun. Dia hanya takut akan terulang lagi hal yang menyakitinya.
Mungkin salah satu alasan dia meninggalkan tempat kelahirannya adalah karena ingin melupakan Derry. Lelaki yang mengkhianati ketulusannya.
2 hari setelah pertemuannya dengan sang ahli parfum semuanya berjalan lancar. Nini benar-benar merasa puas dengan hasil kerja kerasnya. Di meja kerjanya tampak sebuah foto ukuran 5R gambarnya bersama keluarga kecilnya. Kedua orangtuanya beserta mereka berempat menunjukkan senyum terbaik mereka.
"Ayah,ibu. Aku berhasil sekarang!" senyumnya sambil memegang foto tersebut.
***
Di ruang kerjanya Johan sedang sibuk dengan labtopnya. Suara ponselnya berdering panggilan dari ibu, melihatnya Johan langsung menerima.
"Hallo bu. Tumben telfon biasakan ibu tahu jam segini Johan sibuk." katanya tanpa ingin memperpanjang kata
" Malam ini ada acara mendadak.Kakakmu Tony datang bersama anak dan istrinya mereka ingin makan malam bersama. Ibu harap kamu tidak pulang terlambat." ibu menjelaskan dengan suaranya yang lembut namun penuh dengan perintah.
" Baiklah bu, akan aku usahakan." kemudian mengucap salam lalu menutup telfonnya.
Ahhh..Saatnya kembali fokus bekerja. Makan malam? Hahaha ibu jangan bilang kalau ingin membahas tentang perjodohan.
sambil menggeleng Johan tetap menatap layar dan kali ini berusaha kembali fokus.
Selesai dengan aktivitasnya di kantor, Johan bergegas pulang mengingat janjinya pada sang ibu.
Mobilnya memasuki halaman rumah mereka yang sangat luas. Sampai di depan rumah, ia langsung keluar dan memberikan kunci pada pengawal agar memarkirkan. Waktu sudah hampir jam 6. Johan mempercepat langkahnya para pelayan terlihat sibuk.
Jam 7 tepat acara makan malam dimulai. Di meja makan sudah berkumpul semuanya termasuk Johan. Malam ini juga hadir tamu yang sengaja di undang ayahnya khusus untuk Johan. Seorang wanita cantik bak bidadari. Johan hanya meliriknya sekilas, dia sudah tahu apa yang akan berlangsung.
Ketika sedang asyik bercerita sambil makan, akhirnya sang ayah mulai mengutarakan keinginannya.
"Johan, apa kamu tidak ingin mengenal wanita di sampingmu?" tadi mereka sengaja menyuruh Johan duduk bersebelahan dengan wanita cantik itu.
" Tidak ayah. Dan maaf aku tidak ingin mengenalnya." ucapan Johan telak membuat orang-orang tertegun. Bayangkan seperti apa perasaan wanita itu??
Amel nama wanita itu, dia hanya tertunduk menahan malu ketika mendengar apa yang Johan katakan tadi.
Padahal dia sudah sangat berharap bisa menjadi bagian dari keluarga terkaya ini.
Anna kakak ipar Johan sekaligus sepupu dari Amel merasa dihina dengan sikap Johan.
Dia juga merasa bersalah karena sudah mengundang Amel untuk hadir di sini. Dalam pikirannya dia yakin Johan tidak akan menolak gadis secantik Amel.
" Sudah selesaikan acaranya, apa aku boleh pergi? Ada banyak urusan yang harus aku selesaikan." tanpa menunggu persetujuan Johan langsung menundukkan kepalanya dan berlalu meninggalkan mereka semua.
Ibu yang melihat sikap anaknya benar-benar terpukul, sudah sejauh ini kepergian Jessika namun dia masih belum bisa membuka hatinya.
***
Akhir pekan pun tiba. Hari yang di tunggu- tunggu Nini.
Dengan semangat Nini memasuki sebuah mini market membeli perlengkapan mandi dengan jumlah yang cukup banyak untuk membantu anak-anak panti, kebetulan dia baru saja gajian
Setelah selesai belanja Nini masuk ke dalam mobilnya dan meletakkan belanjaan di kursi belakang. Sebelum berangkat, dia masih mentransfer uang dengan ponselnya untuk orangtua dan kedua adiknya yang masih kuliah.
Letak mini market itu tidaklah jauh dari panti asuhan. Butuh waktu hanya beberapa menit saja.
Mobilnya kembali memasuki halaman panti. Di sana sudah ada sebuah mobil mewah,hanya saja ini agak beda dengan yang sebelumnya.
Setelah parkir Nini keluar sambil membawa kantong belanjaan.
Seli yang melihat kedatangannya langsung berlari dan memeluk Nini,sampai membuat Nini kesusahaan menahan belanjaan.
"Astaga Sel, kamu kenapa?? Bantuin kakaklah." sambil menyodorkan kantong mereka berjalan menuju ruangan tempat menyimpan kebutuhan anak-anak.
Tanpa disadari sepasang mata sedang memperhatikan gerak-geriknya.
Ibu Tia masih dengan tenang melihat ibu Isma yang sibuk memperhatikan anak-anak di luar sana. Tanpa disadari, ibu Isma sedang memperhatikan Nini yang asyik dengan anak-anak.
"Bu Tia." panggil bu Isma
"Apa dia sudah punya pacar?" mata ibu Isma masih sibuk memperhatikan gadis itu
"Setahu saya belum. Karena dia tidak pernah membahasnya." ibu Tia mencoba mengingat
Gadis cantik yang sangat baik. Bukan hanya paras tapi batinmu juga cantik. Ibu Isma tersenyum.
Setelah membahas keperluannya dengan ibu Tia, ibu Isma meminta berkeliling panti.
Tiba-tiba ibu Isma ingin meminjam toilet sebentar. Ibu Tia menunjuk ke arah lorong kebetulan di sana ada beberapa kamar mandi khusus wanita. Ketika ibu Tia ingin menemani, bu Isma justru menolak karena ada beberapa tamu yang kemudian datang. Maka terpaksa bu Tia harus menemui mereka.
Ketika akan keluar dari kamar mandi kaki bu Isma terpeleset karena licin, ia jatuh dan kepalanya membentur lantai sehingga menyebabkan pingsan.
Saat sedang sibuk bermain tiba-tiba Nini kebelet pengen pipis. Ia segera berlari kecil menuju kamar mandi, tanpa ditemani pun dia sudah paham betul setiap detail panti ini. Setengah berlari Nini memasuki lorong menuju kamar mandi.
Betapa terkejutnya dia melihat bu Isma yang tergeletak dengan darah segar mengalir dari kepalanya.
Langsung saja dia berteriak histeris berlari mendekati tubuh bu Isma, merangkulnya dan berteriak sekuat yang dia bisa.
"Tolong..!!!"
Bu Tia dan orang- orang yang mendengarnya langsung berlari menuju sumber suara
Betapa kagetnya bu Tia, dia menutup mulutnya.
"Segera panggil ambulans..!!!" Nini memberikan perintah sambil berteriak. Tubuhnya sudah dipenuhi darah. Dia masih terus berusaha menekan luka yang berada di dahi kanan bu isma.
Beberapa menit kemudian ambulans datang. Tim medis segera menanganinya dengan cepat.
Nini yang ditinggal pergi, masih terpaku dengan bajunya yang berdarah.
(Potret Amel)
👇(Potret Anna)
👇(Potret Tony)
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Esti. W
lanjuuutt....
2020-11-01
0
Puan Harahap
cuantik cuantik tokohnya Thor
2020-10-31
0