Sudah hampir 1 bulan sejak kejadian Nini menabrak pria sombong itu (begitu panggilan Nini untuk pria tersebut).
Tidak ada yang berubah, dia selalu melakukan rutinitasnya dengan baik. Bekerja dengan baik lalu setiap akhir pekan Nini akan berkunjung ke panti asuhan Kasih Bunda.
Hari ini adalah hari Kamis, seperti biasa Nini selalu bekerja dengan semangat membuat laporan,membaca laporan, kadang harus meeting dengan orang-orang penting untuk melancarkan strategi pemasaran, belum lagi harus memikirkan ide-ide baru bagaimana menghadapi pesaing dalam pemasaran. Semua dilakukan tanpa mengeluh.
Pukul 5 petang untuk yang kesekian kalinya dalam hidup Nini.
Dia merapikan tas dan barang-barangnya, tidak lupa kunci mobilnya, lalu siap untuk berangkat. Kali ini setengah berlari masuk ke dalam lift sampai di lantai bawah,keluar setengah berlari lagi dan "Brukkk...!!" tas serta kuncinya terjatuh. Gugup lagi sama seperti kejadian beberapa minggu yang lalu. Nini menatap pria di depannya dengan sangat takut, tatapan pria tersebut sangat dingin tampaknya dia sangat kesal pada Nini. Beberapa karyawan yang ada di sana menyaksikan dengan takut. Mereka khawatir apa yang akan terjadi pada Nini selanjutnya.
"Kau?" pria itu memicingkan matanya menatap Nini.
"Pa..pak maaf..sa.. saya tidak sengaja." tubuh Nini serasa gemetar. Rasanya dia ingin pingsan,hanya saja dia tidak pandai dalam berakting.
Astaga, Tuhan.. Inikah akhir dari jalan hidupku?
Nini tertunduk meremas jemarinya. Dia benar-benar takut untuk menatap pria dingin di depannya.
Pria itu berjalan mendekat Nini "Kau? Tadi apa yang kau bilang? Tidak sengaja? Hahaha.." entah kenapa tawa pria itu sangat menyeramkan baginya.
"I..iya pak.. sa.. saya.." belum sempat habis kalimatnya
"Diam..!!!" wajah pria di depannya sudah memerah bertanda dia sedang marah. " Kau lagi bukan? Ahhh.. Aku tidak tahu namamu. Tapi kau lagi aku tahu wajah bodohmu itu."
A**pa? Wajah bodoh!!! Hemmm. Nini
"Maaf pak.. Saya benar-benar tidak sengaja."
A**papun yang akan terjadi aku tidak akan berlutut memohon maafnya. Batin Nini
"Kau sengaja menabrakku. Katakan, aku yakin kau memperhatikan kedatanganku agar momen ini terjadi lagi kan?"
Pria itu kembali tersenyum sinis. "Minggir!!" mendorong tubuh Nini sampai tergeser jauh " Dasar bodoh..!!!"
H**eii..Apa kau bilang? Aku bodoh?..Uhhhh untung kau bosnya. Setidaknya aku tidak berlutut.
Para karyawan yang melihat kejadian itu langsung mendekati Nini . Beberapa di antaranya bertanya dengan ragu
"Bu Nini, baik-baik aja?" tanya seorang karyawan. Nini mencoba menghilangkan kekesalannya dengan memasang senyumnya yang paling manis pertanda bahwa dia baik-baik saja lalu pergi meninggalkan tempat tersebut menuju kontrakannya.
***
Aditya...
Dia adalah seorang pengusaha muda yang tampan. Usianya sekarang hampir 30 tahun. Sikapnya yang dingin selalu membuat orang takut padanya. Adit begitu sapaan akrabnya, adalah sepupu dari Johan.
meskipun demikian namun hubungan mereka tidaklah baik. Persaingan kedua ayah mereka dalam dunia bisnis untuk menunjukkan siapa yang paling hebat menciptakan konflik di antara mereka. Adit tidak pernah peduli dengan semuanya hanya saja rasa bencinya pada Johan timbul akibat perbandingan yang selalu di lontarkan ayahnya.
Membandingkan kesuksesannya dengan Johan. Yah, Adit sebenarnya bukan seseorang yang pekerja keras dia sekarang menjabat sebagai CEO di perusahaan ayahnya. Tak pernah ada niat untuknya memulai bisnisnya sendiri toh untuk apa juga? Diakan putra tunggal. Adit lulusan Sarjana ekonomi. Baik Adit maupun Johan sama- sama tidak ingin melanjutkan pendidikan lebih jauh karena urusan bisnis yang lebih penting bagi mereka.
***
Adit berlalu meninggalkan gadis di depannya yang menabraknya tadi. Sepintas dia melirik gadis itu lalu masuk ke dalam lift. Dengan kode khusus yang ditekan, lift tersebut bergerak menuju bawah tanah.
Sampailah dia di sebuah ruangan khusus. dengan kartu ID ia menempelkan pada gagang pintu kaca, lalu terbuka lebar. Ruangan canggih yang dirancang khusus untuknya. Biasanya ia akan datang ketika tidak sibuk,untuk menenangkan diri sambil melihat rekaman cctv khusus untuk para karyawannya.
Mengambil posisi duduk sambil menatap monitor raksasa di depannya, Adit memberikan perintah " Buatkan aku kopi tanpa gula." robot otomatis yang telah dirancang bergerak sesuai perintah.
Adit mengambil kopi lalu menghirup aromanya dan meneguknya. Sambil memperhatikan monitor di depannya.
(Potret Aditya)
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Esti. W
cuss ...
2020-11-01
0
Puan Harahap
lanjutin lagi Thor
2020-10-31
0
Sri Banyu Bening
Ruangan rahasia Aditya
2020-10-28
1