Saat ini hari sudah pagi,Seperti biasa, Meskipun hari sudah pagi, Hutan Terlarang masih terlihat sedikit redup seperti mendung seolah olah matahari enggan menyinari.
"Wushh!...Dhuarr!"
Suara ledakan terdengar ketika Dirga menyerang sebuah batu besar dengan energi pedangnya. Semalam ia hanya berlatih untuk meningkatkan ilmu pedang nya, Bagaimanapun ia sangat menyukai teknik berpedang.
Dirga mengklik statusnya dan kemudian muncul hologram berwarna biru di depannya.
[ Nama: Dirga ]
[ Jenis Kelamin: Pria ]
[ Usia: 17 Tahun ]
[ Kultivasi: Alam Langit *9 (+) ]
[ Tubuh Khusus: Tubuh Semesta
[ Energi mental sejati: 3.999/∞ ]
[ Keterampilan Teknik: –Tinju Mandraguna –Teknik Pedang Penghancur Langit –Alkemis Alam –Teleportasi Lv:menengah –Mata Surgawi Lv:menengah –Pernapasan Dewa Lv:menengah–Jari Dewa Lv7 –Formasi Bintang Kuno Lv6 ]
[ Kemampuan: «Disembunyikan» ]
[ Koin System: 84.240.000 ks ]
[ Elemen: Api (immortal). Kegelapan. Angin ]
[ Ruang Penyimpanan: « Di sembunyikan » ]
Dirga yang melihat koin systemnya bertambah ia pun mengklik tanda (+) di bagian kultivasinya. Baru saja mengklik pertama membuatnya mengumpat di dalam hati.
"Tring! Selamat Tuan anda berhasil menerobos ranah Raja Langit tingkat pertama. Koin system di kurangi 80 Juta."
'Sial! makin hari makin melunjak harganya' Gerutunya di dalam hati.
"Saatnya untuk melihatnya" Ucapnya sambil memasukkan pedang dan berjalan ke arah utara arah masuk lebih dalam.
Semalam ia sempat merasakan aura seseorang kuat dari arah itu, tapi kemudian menghilang begitu saja. Dirga yakin kalau aura itu bukan berasal dari monster ataupun iblis, melainkan manusia, Dirga yakin untuk hal itu.
Karena jaraknya sangat jauh dan indra spiritualnya tidak menjangkau, Bahkan dengan Mata Surgawi nya juga tak melihat apapun kecuali sekelompok monster yang berlarian tak jelas.
Baru saja berjalan sejauh seratus meter, Aura yang sama dengan semalam terdeteksi dengan indra spiritualnya. Ketika ingin teleportasi ke arah di mana aura tadi berasal, Tiba tiba auranya menghilang begitu saja.
"Sial! Siapa sebenarnya tadi? Aku yakin jika itu manusia!" Gumamnya sambil melirik ke utara yang jauh.
Saat ini ia harus waspada terlebih dahulu, Meskipun dia tahu kalau sosok tadi memiliki ranah yang tinggi darinya, Tetap saja ia masih belum yakin bisa melawannya.
Meskipun beberapa hari lalu ia bisa mengalahkan monster yang memiliki level yang jauh lebih tinggi darinya, Dirga tak serta merta menyerang begitu saja. Dia menyerang dengan mengandalkan otaknya untuk mencari kekurangan maupun kelebihan pihak lawan agar dirinya bisa menguasai pertarungan.
"Baiklah..Tak perlu dipikirkan lagi." Ucapnya dengan ringan.
"Groarrr!...Kiakkk!"
"Wushh!"
Tiba tiba suara raungan serta pekikan tajam, disertai siulan angin tajam mengarah padanya membuat dirinya tersadar dan secara reflek tubuhnya menunduk dengan tiarap.
"Kiakkk!"
"Wushh!"
Pekikan yang sama dengan siulan tajam mengarah kepadanya dari arah belakang. Dirga dengan cepat mengeluarkan pedangnya dan mengalirkan energi dan langsung membalikkan badannya bersiap untuk menyerang.
"Wushh!...Booms!, Bruakk!"
Suara ledakan bergema dengan ketika serangan tadi telah bertabrakan.
Tubuh Dirga terdorong sepuluh meter dengan tangannya yang bergetar sesaat sambil menahan pedangnya.
"Wushh"
"Sial! Monster ini lagi." Ucapnya geram dan langsung mengeluarkan Sayap Dewanya untuk menghindari sosok tadi yang menyerangnya.
"Wushh"
Dirga terbang tinggi dengan Sayap Dewanya sambil menjulurkan melambaikan pedangnya ke depan. Dan seketika di atas nya terlihat ratusan energi berbentuk pedang perak muncul dan langsung menyerang monster tadi.
"Wushh...Booms!, Slashh! Slashh!"
Tubuh monster itu terkena sayatan beberapa kali, Tapi tidak menghentikan laju lesatannya dan langsung menukik tajam ke arah manusia kecil yang memiliki sayap indah ini.
"Wushh...Slashh! Slashh! Slashh! Slashh!
Dirga mengulangi kembali dengan lambaian pedangnya untuk memberikan serangan. Walaupun ia terus di kejar, Tapi serangan Dirga membuat monster itu sedikit melambat. Jadi Dirga hanya memotong jaraknya sambil mengeluarkan serangan pedangnya terus menerus.
"Slashh!...Slash!, Booms!"
"Kiakkk!"
Suara tubuh terjatuh terdengar disertai dengan pekikan kesakitan. Tapi Dirga melihat monster itu kembali melesat ke arahnya dengan menambahkan kecepatannya.
"Oh? mau adu kecepatan?" Ejeknya dan seketika tubuhnya menghilang menyebabkan monster tadi yang melesat ke tempat Dirga hanya mencakar udara kosong.
Monster itu langsung marah dan melihat kalau di depannya tak jauh darinya ada manusia tadi sambil menatapnya dengan ekspresi datar. Dan seketika, Pertarungan kembali terjadi.
Sementara monster satunya hanya melihat diam sambil mendongak ke atas. Monster itu berbentuk beruang coklat, mirip dengan beruang masha and the bear, Hanya saja sedikit pucat dan memiliki taring gigi tajam yang menyembul keluar dari mulutnya.
Monster itu mendongak melihat manusia bersayap aneh itu. Sesekali melihat manusia itu berubah menjadi cahaya emas memanjang dan sesekali menghilang dari pandangannya.
Dirga yang melihat monster beruang pucat ini dahinya mengerut. 'Apa yang di lakukan monster bodoh ini?' Pikirnya dengan bingung.
Tapi kemudian dia terkejut dan berkata di hati. 'Bodoh! Monster ini memiliki level immortal tahap tinggi.'
Melihat monster itu yang juga sedang menatapnya dengan mulut terbuka, Dirga diam diam mengeluarkan bendanya dan melemparkannya sambil menambahkan serangan jari dewa nya.
Monster beruang itu yang melihat manusia mengeluarkan benda bulat ke arahnya hanya menatapnya dengan tatapan mengejek. Karena kulitanya sangatlah tebal dan kuat.
Beruang aneh itu segera mengambil benda bulat kecil sambil mengalihkan pandangannya ke atas di mana Dirga masih bertarung dengan monster satunya dengan tatapan hina seolah ia berkata dengan bangga.
'Kulitku sangat kuat dan tak bisa di tembus oleh benda tajam apapun, bahkan dewa pun tidak bisa.' Tapi kemudian...
"Dhuarr...Dhuarr"
Suara dua ledakan yang sangat keras terdengar begitu mengerikan. Dirga yang melihat monster bersayap itu mengalihkan pandangannya ke bawah, ia segera berteleportasi ke arahnya dan langsung menebas lehernya.
"Slashsh!"
"Tring! Selamat Tuan anda telah berhasil membunuh monster elang angin level immortal rendah. Koin system bertambah 50 Juta."
Dirga tak memperdulikan suara dering system. Ia menatap ke bawah dan langsung melepaskan serangan pedang dan jari dewanya. Karena ia mengetahui jika monster beruang itu belum mati, Jadi ia harus membunuhnya.
"Wushh!, Krakk! Booms!...Booms!...Booms!"
Suara ledakan sekali lagi terdengar ketika Dirga merilis serangannya secara berturut turut dan di akhiri dengan suara dering system di benaknya.
"Tring! Selamat tuan anda telah berhasil membunuh mosnter beruang bertaring dua level immortal tahap akhir puncak. Koin system bertambah 100 juta."
Dirga merasa lega begitu mendengar suara system, Bagaimanapun monster yang memiliki ranah setinggi itu membuatnya ngeri.
Tadi saat dirinya bertarung, ia melihat monster itu hampir menembakkan energi yang membuat gerak tubuhnya melambat. Untung dia bereaksi cepat dan langsung mepemparkan granatnya.
"Ck! Monster ini menyebalkan." Gerutunya lalu memasukkan kedua tubuh monster ke ruang penyimpanan.
Ia berjalan lebih dalam, Ia sangat penasaran dengan sosok tadi membuatnya semakin waspada. 'Siapa sebenarnya orang itu?'
Wajar karena ia waspada, Karena otak manusia dengan monster berbeda. Monster hanya mengandalkan instingnya untuk bertarung, Meskipun bisa menggunakan serangan energi itu cenderung lemah dari pada manusia.
Makanya semua orang sangat takut dengan sosok monster karena serangannya itu dari tenaga fisik bukan energi. Apalagi monster menyerang secara asal dan brutal.
Meskipun kedua serangan memiliki daya serang yang sama. Jika serangan berbentuk energi terkena seseorang hingga menyebabkan luka dalam, itu masih bisa di obati walaupun membutuhkan waktu yang lama.
Sedangkan serangan fisik, Seseorang tidak hanya bisa sembuh maupun cacat bahkan bisa dikatakan tewas. Hanya pil ataupun eliksir berharga lah yang bisa menyembuhkan walaupun membutuhkan waktu yang lama dari pada serangan energi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Whats Shapt
knyuuik
2023-09-30
0
Taufik Hidayat
lah akhir y akhir, puncak ya puncak.
2023-07-26
1
Panjul
gas pol
2023-07-22
0