"Kalau begitu maaf aku pergi dulu." Jawab Dirga tanpa ekspresi melangkahkan kakinya untuk pergi.
Makhluk Roh itu sedikit cemas melihat kesempatan yang mungkin tidak datang sekali lagi. Ia pun memikirkan apa yang ia harus lakukan agar manusia itu bisa membebaskan dari belenggu ini.
Seketika muncul pencerahan, Ia pun berkata kepada Dirga. "Manusia, Aku mempunyai benda yang mungkin berharga bagimu."
Dirga menghentikan kakinya lalu berkata tanpa menoleh. "Oh ya? apa itu?."
Dengan gigi terkatup ia berkata dengan sedikit gugup. "S-sebaiknya kamu lihat di sisi kanan batu itu, Jika kamu melihat ada cincin di sana itu akan menjadi milikmu."
Mendengar perkataannya membuat alisnya sedikit terangkat. "Apa kau tidak berbohong?".
"Tentu...Tentu saja aku tidak mungkin berbohong." Jawabnya sedikit gugup karena ia sempat melihat orang yang mengurungnya meletakkan benda bulat seperti cincin di sebelah batu itu.
Mendengar itu Dirga berjalan mendekati batu itu dan berjongkok. Beberapa saat kemudian ia melihat cincin berwarna perak yang tergeletak di sebelah batu itu. Di bawah cincin itu ia melihat sebuah kulit binatang yang masih terlihat cukup bagus.
Ia pun mengambil kulit binatang itu, Dahinya mengernyit karena ia melihat ada sebuah tulisan yang ia tidak mengerti.
"System, tulisan apa ini?." Tanyanya dengan nada lirih.
"Tring! Tulisan itu terbuat dari aksara kuno tuan. Jika tuan ingin tahu, system menjual buku Aksara Semesta yang bisa memiliki pengetahuan tentang tulisan di alam semesta."
"Ya ya beli Aksara itu." Jawabnya dengan cepat tanpa ragu.
"Tring! Mengkonsumsi Koin system 1.000.000 untuk membeli buku Aksara Semesta."
"Selamat tuan telah berhasil memahami Aksara yang ada di alam semesta."
"Apa? Satu juta koin system?." Ucap Dirga tersentak kaget melihat banyak koin systemnya yang hilang cuma untuk membeli buku. "Hah! Semoga saja monster di hutan ini masih banyak." Desahnya sambil tersenyum kecut tak menyangka membeli teknik membaca yang harganya cukup tinggi baginya.
Menatap kulit binatang itu Dirga pun membacanya dengan nada pelan. "Alam Langit". Berhenti sejenak dengan mengerutkan keningnya, ia pun melanjutkan ucapnnya. " System, Alam apa itu? apakah ada alam lain selain dunia ini?."
"Tring! Tuan alam semesta sangatlah luas. Dunia yang tuan tempati hanyalah setitik debu di alam semesta ini"
"Tring! Tuan akan tahu sendiri nanti."
Mendengar jawaban system yang menurutnya teka teki ia pun hanya mendesah tak percaya. Dirinya juga percaya dunia yang ia tempati seperti halnya setitik debu di antara alam semesta ini.
Tak mau memikirkannya lagi, Ia mengambil cincin itu ia pun membukanya dan seketika tercengang.
"Ba-batu...batu roh sebanyak ini?." Ucapnya kaget ketika melihat isinya.
Ia melihat batu roh berbagai kualitas dari rendah ke yang tertinggi menumpuk seperti gunung di dalamnya, Tak hanya itu saja, ada juga koin emas dan koin perak yang menggunung serta eliksir eliksir langka yang menggunung di dalamnya.
Ia menduga jika di dalamnya mungkin ada triliunan koin emas dan koin perak, serta milyaran batu roh di dalamnya. Tapi kemudian matanya tertuju pada sebuah buku bersampul coklat yang cukup tebal setebal buku ensiklopedia.
Ketika mengambilnya tiba tiba suara system terdengar di benaknya yang membuatnya kaget.
"Tring! Terdeteksi buku Formasi Bintang kuno. Apakah tuan ingin mempelajarinya? Ya/Tidak."
Dirga tercengang ketika mendengarnya, bukankah buku ini adalah teknik formasi yang menyegel makhluk roh iblis di depannya. Begitu memikirkannya ia pun menjawab tanpa ragu ragu.
"Ya! pasang teknik ini."
Seketika saja otaknya langsung di penuhi berbagai pengetahuan formasi array yang ada di bukunya.
"Tring! Selamat tuan telah berhasil mempelajari formasi bintang kuno. Level saat ini 0-10"
Makhluk roh iblis itu yang melihat manusia hanya berjongkok diam dengan seribu ekspresi membuatnya gugup. Bagaimanapun hanya manusia di depannya yang bisa membaskan segel ini.
"Manusia! Apa kamu sudah selesai?." Ucapnya yang membuat Dirga tersadar dari lamunannya.
Dirga segera memakai cincin itu, Ketika ingin memasukkan kulit binatang ia melihat ada tulisan lagi di baliknya.
"Jika kamu menemukan ini, Berkunjunglah ke Alam Langit"
Di bawah tulisan itu ada aksara lainnya lagi. "Aku menunggumu Yang Mulia"
Dirga mengernyitkan dahinya begitu membacanya. "Apa maksudnya ini? Dan siapa yang di panggil Yang Mulia?." Gumamnya bingung.
"Manusia apa yang kau pikirkan? Cepat! teteskan darahmu itu." Teriaknya sambil menekankan kegembiraannya.
Ia juga melihat manusia itu memakai sebuah cincin di jarinya. Dirinya juga menduga jika di dalamnya pasti ada sebuah benda berharga.
Dengan alis sedikit terangkat ia berkata. "Baiklah...Apakah di batu ini?." Sambil menunjuk batu seperti cowek di sisi kanannya.
"Betul betul, Cepat teteskan darahmu ke batu itu." Ucapnya dengan penuh semangat melihat manusia bodoh itu telah terjebak di perangkapnya.
Dirga tak melakukannya terlebih dahulu. Ia mengamati formasi yang menyegel makhluk itu dengan serius. Meskipun ia telah memiliki pengetahuan formasinya, Dirinya tidak dapat melihat celah sedikitpun atau cara menghancurkannya.
Ia juga mengetahui jika formasi ini menumpuk yaitu Formasi pertahanan dan formasi penyerapan. Jadi ia tahu jika formasi ini terus menerus menyerap esensi kekuatan makhluk di depannya, menyebabkan kultivasinya menurun terus menerus.
"Bocah apa kau mendengarku hah???." Ucap makhluk itu geram merasa di permainkan lagi oleh Dirga.
"Ya! aku sedikit mempermainkanmu." Jawab Dirga ringan.
"Sedikit?." Gumamnya ingin memaki manusia di depannya tapi urung karena melihat Dirga menggoreskan jarinya meneteskan darah kebatu itu.
"Hahaha! Bocah! Ternyata kau itu sangat bodoh dari orang terbodoh yang pernah aku lihat selama ini." Teriaknya lantang dengan tertawa keras mengabaikan tatapan bodoh Dirga.
Dirga hanya menggelengkan kepalanya melihat kebodohan makhluk itu lalu berkata dengan bibir berkedut. "Kau'lah yang bodoh Roh komandan iblis."
Makhluk itu yang mendengar perkataan Dirga seketika tertegun. 'Bagaimana dia bisa tahu diriku? apakah dia telah mencari informasi?.' Pikirnya aneh.
Ketika melihat manusia itu duduk bersila sambil menatapnya dengan senyum seringai tepatnya membuatnya mengerutkan kening.
Ketika ingin berkata, Tiba tiba saja batu itu memancarkan cahaya emas yang membuat matanya melotot membelalak lebar.
"Bagaimana bisa? Manusia! Siapa sebenarnya kamu hah?." Ucapnya dengan teriak lantang tapi tak di tanggapi oleh Dirga.
"Apa kau di suruh oleh tua bajingan itu? Bagaima-...Arghhh." Ucapannya terhenti ketika batu itu menembakkan laser cahaya emas ke arahnya membuat dirinya kesakitan.
"Bocah! Jangan senang dulu!...Masih banyak pasukanku di Alam Kegelapan...Hahahaha." Itulah ucapan terakhirnya sebelum menjadi gumpalan sebesar bola basket yang melayang di depan Dirga.
Dari tubuh Dirga muncul cahaya hijau yang langsung menembak ke arah gumpalan itu yang membuatnya bergetar sesaat lalu mengalirkan energi yang langsung di tarik menuju tubuh Dirga menjadikannya energi murni.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
spooky836
energi murni ranah xnaik pun ranah pertapa tu sampah betol thor ni
2025-01-15
0
Panjul
Ramaikan
2023-07-22
2
Edi Sudrajat
masih di hutan
2023-07-07
0