Sembilan

"Ka-kamu?" Dilan dan Nathalie mengatakannya hampir bersamaan. Mereka terkejut saat saling menyadari kalau mereka saling mengenal antara mantan bos dan mantan karyawannya.

Sampai Dilan loncat dari benteng rooftop itu ke lantainya, dia menunjuk Nathalie dengan tatapan sinis nya. "Kamu cleaning servis yang kurang ajar itu kan?"

Nathalie tidak terima disebut kurang ajar oleh Dilan. "Kurang ajar? Seharusnya kamu berkaca dulu sebelum bilang seperti itu? Banyak sekali orang-orang yang tersakiti karena keangkuhanmu itu."

Dilan tak terima dibilang kamu oleh Nathalie. "Bahkan kamu adalah gadis yang tidak berpendidikan. Berani sekali bilang 'kamu' kepadaku?"

Nathalie malah mencibir. "Ingat ya Tuan Dilan Niroga yang terhormat, sekarang ini kamu bukanlah bos ataupun atasan aku, jadi wajar dong jika aku memanggil 'kamu'?"

"Nyatanya aku jauh lebih tua darimu, kamu hanyalah seorang remaja yang tidak tahu sopan santun."

Nathalie sangat kesal disebut masih remaja, "Aku sudah dua puluh tahun."

Dilan memperhatikan penampilan Nathalie, dari ujung kaki ke ujung kepala, Nathalie memang cantik dan sangat imut, dia pikir Nathalie adalah seorang remaja berusia 17 tahun.

Nathalie mengusap dada, mengapa dia harus bertemu lagi dengan pria arogan se nasional itu, padahal sekarang ini mereka berada di kota D, tapi rasanya dunia sangat sempit sampai harus bertemu lagi.

"Apa kamu tau apa alasan aku datang kesini? Agar aku dijauhkan dari orang-orang seperti kamu. Tapi kenapa aku harus bertemu dengan kamu lagi?"

"Aku juga tidak ingin bertemu dengan gadis kurang ajar seperti kamu, berani melemparkan sepatu kepada atasannya, jika dipidanakan, mungkin kamu saat ini sudah dipenjara." Dilan tak mau kalah, dia memojokkan Nathalie.

Nathalie menghirup nafas dalam-dalam, agar dia tidak terpancing emosi, lebih baik dia mengakhiri pertengkaran mereka. Sekarang ini dia masih kebingungan nanti malam harus tidur dimana, karena panti asuhan tempat tinggal dia dulu sudah tidak ada lagi.

Sementara dia hanya memiliki uang sedikit lagi buat ongkos jika seandainya dia harus kembali ke ibu kota.

"Aku tidak ingin banyak berdebat denganmu. Kalau begitu lebih baik aku pergi." Setelah berkata begitu Nathalie pergi sambil menarik kopernya.

"Baguslah lebih baik kamu pergi!" usir Dilan.

Dilan pun membalikkan badan, dia ingin memandangi suasana ramai yang ada di pasar sekitar, di atas rooftop sana.

Dilan terlonjak begitu dia mengingat sesuatu. Bukankah dia ini sekarang telah menjadi seorang hantu? Tidak ada satu orang pun yang bisa melihat apalagi menyentuhnya, tapi kenapa Nathalie bisa melihat dan menyentuhnya? Bahkan mereka habis bertengkar, seolah-olah dia adalah manusia biasa bagi Nathalie.

"Mengapa aku seolah-olah seperti manusia bagi gadis itu?" Bahkan Dilan tak tahu namanya, karena dia tak pernah memperhatikan karyawan rendahan seperti Nathalie, dia mengingat wajahnya pun karena Nathalie telah berbuat ulah padanya.

Dilan berseru. "Yes, akhirnya ada orang yang bisa melihat aku. Apakah Selena juga bisa seperti dia?" Dia berharap Selena yang memiliki cinta yang besar untuknya bisa melihat dirinya, seperti Nathalie. Yang namanya saling cinta pasti ada ikatan batin.

"Dia gak boleh pergi, aku sangat membutuhkannya " Dilan segera berlari mengejar Nathalie.

Dilan telah keluar dari gedung, dia melihat Nathalie yang hendak masuk ke dalam angkot, Dilan segera berlari untuk mencegahnya pergi.

Dilan menahan lengan Nathalie, hal itu membuat Nathalie kaget, sehingga dia belum sempat masuk ke dalam angkot.

"Kamu tidak boleh pergi, ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu." Walaupun Dilan sangat membenci gadis itu, tapi hanya dialah satu-satunya orang yang bisa menolongnya untuk saat ini.

Nathalie terkekeh. "Aduh maaf sekali, aku bukan orang yang suka mendengarkan apalagi membaca sebuah cerita. Jadi lepaskan tanganku."

Dilan tak ingin melepaskan lengan Nathalie. "Tidak bisa, aku tidak akan membiarkan kamu pergi."

Orang-orang yang ada di dalam angkot menjadi ketakutan karena dia pikir Nathalie adalah gadis gila sehingga dia berbicara sendiri.

"Aku bilang cepat lepaskan tanganku!" Nathalie meminta Dilan untuk melepaskan tangannya dengan nada tinggi.

Supir angkot tersebut segera turun, dia mengeluarkan koper milik Nathalie yang baru saja Nathalie masukan ke dalam angkot.

"Lho kenapa koper saya diturunkan, bang?" tanya Nathalie kepada supir angkot tersebut.

"Maaf neng, penumpang saya ketakutan gara-gara eneng. Saya gak mau mengangkut orang gila seperti eneng." jawab supir angkot itu, dia pun segera masuk kembali ke dalam angkot untuk menjalankan angkotnya.

"Gila? Siapa yang gila?" Nathalie tak paham mengapa dia disebut orang gila.

Orang-orang yang ada di dalam angkot sana saling berbisik.

"Kasihan dia, cantik-cantik ternyata gila, mana masih muda lagi."

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DILAN MMG PEMBAWA SIAL BUAT HIDUP NATHAL, DARI AYAHNYA YG DIKAMBING HITAMKN SBAGAI PMBUNUH ORTU DILAN, TERUS DIRINYA YG DIPECAT DILAN, SKRG DITUDUH GILA SAMA SUPIR ANGKOT & PNUMPANG KRN BICARA DGN HNTU DILAN😂😂😂😂😂

2023-11-29

4

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KASIAN NATHAL DI KITA O.G...😂😂😂😂😂

2023-11-29

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TERNYATA DILAN JUGA BSA MNYENTUH NATHALIE

2023-11-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!