Tiga Belas

Sekitar jam 10 malam, Nathalie dan Dilan telah sampai ke apartemen miliknya Dilan, Nathalie terperangah melihat bagaimana mewahnya apartemen tersebut, rasanya dia seakan sedang bermimpi bisa tinggal di apartemen semewah ini. Padahal dulu dia hanya mampu ngekos di kosan yang kumuh.

"Wah serius ini semua akan menjadi milik aku?" Nathalie rasanya tak percaya bisa tinggal di apartemen semewah ini.

"Tentu saja aku serius, tidak ada yang tahu aku memiliki apartemen ini, karena aku baru membelinya satu minggu yang lalu, jadi belum sempat memberitahu istriku ataupun asisten kepercayaanku."

Nathalie masuk ke dalam kamar, lagi-lagi dia terperangah bagaimana mewah dan berkelasnya kamar yang akan ditempatinya itu.

Nathalie mencoba duduk di kasur yang empuk tersebut, sampai gadis itu meloncat-loncat diatas kasur. "Mengapa kasurnya bisa seempuk ini?"

Nathalie sangat terlihat kampungan sekali, mungkin untuk pertama kalinya dia bisa tinggal di tempat semewah itu.

Dilan hanya bisa menghela nafas melihat bagaimana noraknya seorang Nathalie, coba saja kalau dia bisa bersikap elegan sedikit, mungkin dia akan sangat terlihat cantik.

"Kau bersenang-senang saja dulu, malam ini aku mau tinggal di mansion." Jarak dari apartemen ke mansion lumayan dekat, mungkin kalau berjalan kaki hanya membutuhkan waktu satu jam, bagi Dilan tak masalah, yang penting dia bisa bertemu dengan Selena.

Setelah Dilan pergi, Nathalie langsung berseru sambil berjingkrak-jingkrak. "Yes akhirnya dia pergi, akhirnya aku bisa lepas dari hantu menyebalkan itu."

Nathalie merasakan lapar, dia pergi ke dapur, dia terperangah ketika melihat ada banyak makanan di dalam kulkas.

"Astaga, jadi seperti ini rasanya menjadi orang kaya. Bisa tinggal di tempat mewah, makan yang enak, hm walaupun sayangnya aku harus diikuti oleh seorang hantu." gumam Nathalie sambil makan spaghetti.

Tapi jika dia disuruh untuk memilih, lebih baik dia diikuti hantu tampan seperti Dilan daripada harus menghadapi ibu kosan yang bawel, rasanya sama-sama uji nyali, apalagi dulu Nathalie selalu berusaha kucing-kucingan agar tak bertemu dengan ibu kosan gara-gara nunggak belum bayar kosan selama tiga bulan.

Nathalie melihat televisi, dia melihat sebuah iklan pasti gigi yang bintang iklannya adalah Nino.

Nathalie tersenyum samar menatap layar televisi tersebut. "Ternyata kamu sudah sukses sekarang."

...****************...

Setelah berjalan kaki selama satu jam, akhirnya Dilan telah sampai ke Mansion Niroga, tempat yang sangat berarti untuknya, karena di sana banyak sekali kenangan antara dia dan orangtuanya, walaupun dia belum memiliki kenangan yang indah dengan Selena di mansion itu.

Dia sangat ikhlas kalau mansion megah itu menjadi milik Selena, seorang istri yang sangat dia cintai. Walaupun sangat disayangkan, diantara mereka belum memiliki anak, karena belum sempat melakukan ritual malam pertama.

Dilan masuk ke dalam kamar Selena, dia melihat Selena yang tengah tertidur pulas. Ingin sekali dia menyentuh wajahnya, sayangnya dia tidak bisa melakukannya, membuatnya sangat tersiksa.

"Maafkan aku Selena, kamu pasti sangat sedih sekali." Padahal jarak mereka begitu sangat dekat, tapi terasa begitu jauh.

Andai Selena tahu Dilan telah merencanakan untuk memberikan kejutan pada Selena, dia ingin mereka bisa berbulan madu ke Prancis. Dulu Dilan adalah seorang pria yang kaku, sehingga dia tak bisa menunjukkan bagaimana rasa cintanya pada Selena dan belum memiliki kenangan indah saat bersamanya.

Drrrtttt...

Drrrtttt...

Ponsel Selena bergetar diatas nakas, perhatian Dilan teralihkan pada sebuah pesan yang ada di layar ponselnya, matanya membulat ketika dia tak sengaja membaca isi pesan di layar ponselnya Selena.

[Sudah tidur, sayang?]

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***