Tiga

Malam ini Nathalie harus bernasib sial lagi, dia diusir oleh ibu kost karena dia sudah nunggak selama tiga bulan belum membayar uang kosan.

"Cepat pergi dari sini, enak saja emang aku membangun kosan gratis apa." bentak ibu kosan tersebut dengan tatapan penuh hina kepada Nathalie.

"Tolong izinkan aku tidur satu malam saja disini bu." pinta Nathalie dengan nada memohon.

"Maaf, tidak bisa. Kamu harus pergi sekarang ini juga."

Nathalie terpaksa harus pergi dari sana, dia menarik kopernya yang sudah dipenuhi pakaiannya.

Entah harus kemana Nathalie pergi, dia nampak linglung, karena hanya memiliki uang sedikit lagi.

Gadis cantik itu terduduk di sebuah kursi yang ada di depan mini market, dia menghela nafas panjang meratapi nasibnya yang tak pernah merasa bahagia.

Saat dia masih kecil, ibunya meninggal, kemudian saat dia berusia 10 tahun, dia diantarkan oleh ayahnya ke panti asuhan, saat itu Nathalie masih ingat dia menangis tidak ingin ditinggalkan oleh ayahnya. Tapi ayahnya pergi begitu saja walaupun Nathalie sempat melihat ayahnya menitikan air matanya.

"Ayah, dimana kamu sekarang? Apa sekarang kamu hidup bahagia setelah meninggalkan aku?" Nathalie sangat membenci ayahnya karena pergi begitu saja meninggalkannya. Tapi walaupun begitu dia sangat penasaran bagaimana kehidupan sang ayah sekarang ini.

...****************...

Sementara itu, Dilan sedang dalam perjalanan menuju Vila, dia tersenyum sambil mencium aroma bunga mawar yang akan dia berikan pada Selena. Dia harap Selena akan menyukai bunga darinya.

Drrrtt...

Drrrtt...

Ponsel Dilan bergetar, dia telah mendapatkan pesan dari sang istri tercinta.

[Kamu sudah berada dimana? Jangan lama-lama, aku tak sabar ingin bertemu denganmu.]

Dilan tersenyum lebar membaca pesan itu, walaupun sebenarnya dia sangat deg-degan karena mungkin dia masih perjaka jadi belum tau rasanya bercinta itu seperti apa.

Dilan segera membalas pesan dari Selena.

[Aku lagi di Jalan Anggrek, sebentar lagi aku sampai.]

Setelah membalas pesan dari Selena, Dilan memperhatikan suasa jalan raya yang begitu sepi dan sunyi, dan juga mobil tersebut melalui sebuah hutan.

Sang supir terkejut ketika melihat ada sebuah truk datang dari arah berlawanan dengan kecepatan yang tinggi, bahkan bergemuruh begitu tajam.

Dilan terlihat panik sekali. "Cepat belok ke kiri!"

Namun sayangnya sang supir tidak sempat menghindar, hingga terdengar dentuman yang begitu keras.

JEGEEERR!!!

Membuat mobil yang ditumpangi oleh Dilan menjadi ringsek. Dan Dilan seketika setengah tidak sadarkan diri.

Sekilas terbayang sebuah kenangan pahit saat dulu dirinya masih berusia 15 tahun, sebuah kenangan pahit yang tidak akan pernah bisa dia lupakan sepanjang hidupnya.

Flashback On...

Saat itu Dilan masih berusia 15 tahun, tepatnya 10 tahun yang lalu, dia dan keluarganya saat itu baru pulang dari pesta perusahaan, Dilan memang ingin ikut kesana.

Ketika mereka bernyanyi bersama, mereka terdiam dalam sekejap begitu mendengar suara gemuruh sebuah truk besar mendekat ke arah mereka.

Brrrmmm....

Brrmmmm...

"Aaaaaa!" Seketika sekeluarga itu menjerit begitu melihat mobil yang semakin mendekat ke arah mereka.

JEGGEEERRR...

Terdengar dentuman begitu keras, membuat mobil sudah tak berwujud lagi.

"Shhh....Arrrggghhh." Terdengar suara rintihan menahan sakit di dalam mobil sana.

Rupanya ketiga penumpang di dalam mobil itu masih bisa sadarkan diri walaupun luka mereka terlihat cukup parah.

Tuan Andre dan Bu Lea walaupun keadaan mereka terluka parah, mereka masih memikirkan kondisi anak mereka.

"Dilan, kamu baik-baik saja kan?" tanya Bu Lea sambil memegang kepalanya yang banyak mengeluarkan darah, sepertinya kakinya juga terluka terhimpit oleh dasbor mobil karena mobilnya yang ringsek.

"Uhukk...uhukk..." Dilan belum bisa menjawab, karena dia masih terbatuk-batuk. Apalagi mobil yang mereka tumpangi banyak mengeluarkan asap.

Tuan Andre melihat ada seseorang keluar dari mobil truk itu, dia memicingkan matanya, terlihat begitu samar-samar, karena kesadarannya yang mulai menurun dan badannya sudah tak berdaya, dia yang paling terluka parah disini.

Pria itu tidak terlihat wajahnya karena memakai masker hitam.

"Mas, to-to-tolong ka-kami..." lirih Tuan Andre sambil terbatuk-batuk, mulutnya mengeluarkan banyak darah. Kemudian dia merintih menahan rasa sakit.

Bukannya menolong, pria itu malah mengarahkan sebuah pistol ke arah Tuan Andre.

Ketiga orang yang ada di dalam mobil itu nampak ketakutan, sampai mereka menjerit karena pria bermasker itu menodongkan senjata ke arah Tuan Andre.

"Ada apa ini? Mengapa kamu ingin membun..."

Dorr...

Belum juga pembicaraan Tuan Andre selesai, pria bermasker itu melesatkan peluru ke kepala Tuan Andre.

Seketika Tuan Andre menjadi bungkam, bahkan dipastikan sudah tidak bernyawa lagi dengan kondisi matanya yang masih melotot.

"Tidaaak, suamiku!" Bu Lea menjerit histeris.

"Papaaaa" Begitu juga Dilan, dia menangis melihat papanya yang mati secara mengenaskan.

Dorr...

Pria bermasker itu menembak Bu Lea juga, tepat menembus jantungnya.

"Arrrggghhh..."

Bu Lea terbatuk-batuk, mulutnya mengeluarkan darah, dia memegang dadanya yang terluka dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Mama!" Dilan menangis histeris.

Bahkan dia semakin menjerit begitu melihat mamanya sudah tak bernyawa lagi.

Sekarang tinggal giliran Dilan, sayangnya penjahat itu melihat ada sebuah cahaya mobil yang akan melintas, sehingga dia memutuskan untuk segera pergi sebelum aksi bejatnya ketahuan oleh orang lain.

Akhirnya nyawa Dilan terselamatkan, dan tersangkanya pun telah ditangkap, pelakunya adalah mantan supir pribadi ayahnya, Pak Arga menyerahkan dirinya dengan sukarela kala itu, sampai sekarang Dilan masih membenci pria itu. Karena sudah 10 tahun, Pak Arga akan segera dieksekusi hukuman mati tahun ini.

Flashback Off...

Kini kesadaran Dilan sudah mulai penuh, dia merasakan kepalanya pusing karena terluka akibat benturan yang keras tadi. Sementara sang supir tak sadarkan diri karena lukanya sangat parah sekali.

Dia terkejut begitu merasakan ada sebuah benda menyentuh pelipisnya, rupanya pengemudi truk itu menodongkan pistolnya ke arah Dilan.

Terpopuler

Comments

Sugem

Sugem

hadir

2024-02-23

0

Ova

Ova

waaah

2024-01-01

0

violet

violet

seperti nya pelaku penembakan adalah ayahnya selena

2023-07-06

6

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!