Tujuh

Dilan berjalan menyusuri jalan raya yang begitu sepi, mungkin karena kota D itu memang keadaannya bukan seperti kota-kota besar, masih dikelilingi oleh banyak hutan.

Seumur hidup baru kali ini Dilan merasakan kesusahan seperti ini, "Mengapa nasib aku harus sial begini?"

Padahal Dilan ingin sekali bertemu dengan sang istri tercinta, Selena adalah seorang model, karena itu setelah mereka menikah, mereka hanya dua hari tinggal bersama, setelah itu Selena harus pergi ke luar kota karena ada jadwal pemotretan.

Saat mereka tinggal bersama, mereka belum melakukan malam pertama karena Selena bilang kalau dia sedang datang bulan. Makanya hari ini Dilan begitu bersemangat untuk bertemu dengan Selena, karena Selena bilang akan memberikan kejutan pada Dilan, apalagi Selena mengirim foto seksi padanya.

"Padahal Selena ingin memberikan kejutan padaku malam ini, dia pasti sedang menunggu kedatanganku." Dilan takut Selena kecewa padanya karena belum datang juga ke Villa.

Dilan memang memiliki cinta yang tulus untuk Selena, maka dari itu dia rela memberikan seluruh hartanya pada Selena jika seandainya dia meninggal, mungkin karena Selena sangat begitu perhatian pada Dilan.

Andai saja Dilan tahu bahwa malam ini Selena sama sekali tidak menunggu kedatangan Dilan, wanita itu malah sedang asik memadu kasih dengan Justin di sebuah Villa yang telah mereka janjikan.

Hari sudah mulai pagi, Dilan masih berjalan di jalan raya yang begitu sepi, sama sekali tidak ada mobil yang melintas untuk diminta pertolongan olehnya.

Dilan merasa heran, dia merasakan aneh pada tubuhnya karena sama sekali tidak merasakan kehausan ataupun lapar, dan juga dia tidak merasa ngantuk sama sekali. Padahal dia telah berjalan cukup jauh dari larut malam sampai pagi.

Dilan terlihat sumringah ketika melihat ada sebuah motor melintas, dia segera berteriak dan melambaikan tangannya. "Hei, help me!"

Namun, pengendara motor itu malah cuek begitu saja, seolah tak mendengar dan melihat dirinya.

"Hei, tolong aku. Aku akan memberikan 100 juta padamu jika kamu menolong aku!" Dilan berteriak sambil berlari mengejar sepeda motor tersebut.

Dilan melihat ada sebuah batu kecil di pinggir jalan, dia ingin melempar batu itu kepada si pengendara motor, siapa tau dia tak mendengar suaranya gara-gara kepalanya ditutupi oleh helm.

Betapa terkejutnya Dilan ketika dia menyadari dia tidak bisa menyentuh batu itu, Dilan tercengang, ada apa dengan dirinya, mengapa dia tak bisa menyentuh batu itu.

"Ada ada denganku?" Dilan terlihat kebingungan.

Kemudian Dilan mencoba untuk berdiri di depan mobil yang akan melintas, dia sangat sedih ketika merasakan mobil itu melewati tubuhnya begitu saja.

"Apa aku sudah mati?"

Dilan menggelengkan kepala, "Gak, gak mungkin. Kenapa aku harus mati dalam cara setragis ini?" Apalagi dia harus mati dalam keadaan masih perjaka.

...****************...

Dilan telah sampai di sebuah pasar yang ada di kota D, dia terlihat mematung, membiarkan banyak orang berlalu lalang melewati dirinya. Mereka sama sekali tidak menyadari dan merasakan dengan kehadirannya.

Hal itu membuat Dilan sangat merasakan sedih, jika dia mati, mengapa dia harus luntang lantung seperti ini, menjadi seorang hantu.

Padahal tempat itu begitu ramai, tapi Dilan merasakan dia hidup seorang diri, karena tak ada satu orang pun yang merasakan akan kehadirannya.

"Ternyata sekarang aku telah menjadi seorang hantu." Dilan meraba-raba kulit wajahnya, kulit wajahnya masih terasa mulus, dia sangat merasa lega takut berubah seperti hantu-hantu yang menyeramkan seperti di film yang sering dia tonton.

Lebih baik menjadi hantu tampan dari pada menjadi hantu yang menyeramkan.

Dilan pergi ke rooftop gedung yang ada disekita pasar itu, dia berdiri di benteng rooftop sambil memperhatikan suasana di kota D yang masih terlihat indah, banyak pepohonan yang menjulang tinggi dan juga gunung-gunung besar yang berjajaran.

Dilan tidak tahu harus pergi kemana dan melakukan apa, walaupun sebenarnya dia ingin bertemu dengan Selena sekali saja, dan mengatakan bahwa dia sangat mencintai Selena. Dilan sadar selama ini Selena yang sering bilang cinta pada Dilan, padahal waktu Justin mengenalkan Selena padanya, Dilan begitu cuek pada Selena, tapi Selana tak pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan perhatian dari Dilan.

Karena Dilan merasakan kalau Selena sangat mencintainya dan selalu perhatian padanya, dia pun mencoba berusaha untuk membalas cinta Selena, sehingga dia bisa mencintai wanita itu.

Seingat Dilan, saat terakhir Dilan hidup, tubuhnya di dorong oleh seorang penjahat ke sungai, dia sangat penasaran apakah jasadnya sudah ditemukan?

"Siapa orang yang sudah membunuhku? Dan mengapa dia ingin membunuhku?" gumam Dilan, penuh tanda tanya.

Ternyata disana ada Nathalie, dia sengaja datang ke kota D untuk pergi ke panti asuhan tempat yang membesarkannya sampai usia 17 tahun, tapi sayangnya panti asuhan itu telah berubah menjadi sebuah hotel Niroga.

"CEO Niroga adalah satu-satunya orang yang paling aku benci, jangan sampai aku bertemu orang seperti itu lagi. Pantas saja jika ada yang menyebutnya slenderman. " gerutu Nathalie.

Nathalie terkejut ketika melihat ada seorang pria yang sedang berdiri di benteng rooftop, mungkin karena Dilan membelakanginya, sehingga Nathalie tidak tahu bahwa pria itu adalah CEO Niroga yang Nathalie umpat.

Nathalie segera berlari, lalu menahan kakinya Dilan. Dia pikir pria itu akan bunuh diri.

Dilan kaget saat merasakan tiba-tiba ada seseorang memeluk kakinya. "Jangan bunuh diri, Mas. Bunuh diri itu gak baik lho. Emang Mas mau mati konyol?"

Dilan merasa keheranan, ternyata ada seseorang yang bisa menyentuhnya dan melihatnya. Sampai dia menoleh ke belakang.

Keduanya sama-sama kaget, saat melihat wajah masing-masing.

"Ka-kamu?"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***