Ikuti Aku!

"Stt... Diam," bisik seseorang yang membekap Arnold.

Arnold hanya menganggukkan kepalanya mengerti walaupun ia sendiri tidak mengenal siapa yang membekapnya kini. Ia hanya berharap dalam hatinya kalau yang membekapnya ini adalah orang baik. Arnold hanya menurut sambil terus menatap kearah depan tanpa berani menengok kebelakang.

Namun ia meyakini kalau orang yang membekapnya ini adalah seorang siswa juga. Mungkin kakak tingkatnya karena dari tangannya yang lebih besar dan sepatu yang digunakan juga ukurannya berbeda. Walaupun begitu, Arnold akan mengucapkan terimakasih jika orang ini berhasil menyelamatkan dirinya.

"Disini tak ada celah untuk orang bersembunyi. Sepertinya dia sudah kabur," seru salah satu orang yang tengah mencari keberadaan Arnold.

"Iya, ah kalian lelet sih. Harusnya tadi langsung bisa berpikir kalau itu bukan suara kucing," kesal rekannya yang lain malah saling menyalahkan.

Tidak ada lagi percakapan diantara orang-orang itu bahkan hanya ada suara langkah kaki yang perlahan menjauh. Diam-diam Arnold menghela nafasnya lega karena merasa orang-orang yang tengah mengincarnya itu telah pergi. Bahkan seorang laki-laki yang membekap mulutnya itu juga langsung melepaskan bekapannya.

"Jangan ceroboh untuk menghadapi orang-orang licik seperti itu. Para oknum itu ingin melengserkan jajaran pengurus sekolah dengan membuat beberapa kasus seperti yang saat ini terjadi. Apalagi yang diajak kerjasama itu murid-murid yang haus pujian," ucap seorang siswa laki-laki yang ada dihadapan Arnold.

Arnold kini menatap seorang bocah laki-laki yang sepertinya kakak tingkatnya yang kini sudah menginjak kelas 6. Hal ini terlihat dari tanda yang ada pada saku seragamnya berwarna biru. Ini menandakan kalau dia merupakan siswa kelas 6 yang kemungkinan kenal dengan kedua kakaknya.

"Terimakasih sudah membantuku, kak." ucap Arnold dengan sedikit menundukkan kepalanya.

"Abel adalah sahabatku, jadi aku juga harus mengungkap siapa dalang sebenarnya dari kejadian ini. Sekarang, ikuti aku!" ucapnya dengan tegas.

Walaupun Arnold belum berkenalan atau mengenal lebih dekat, namun dalam hatinya ia begitu yakin kalau orang yang mengaku sahabat kakaknya ini adalah anak yang baik. Arnold menganggukkan kepalanya kemudian berjalan pelan mengikuti arahan dari kakak tingkatnya ini.

Pasalnya selama ini dia belum pernah melewati jalan ini. Bahkan jalannya pun belum rata, masih bebatuan yang membuatnya harus hati-hati. Apalagi kini mereka melewati kebun pisang yang banyak sampahnya membuat Arnold langsung menutup hidungnya. Sepertinya Arnold sedikit menyesal mengikuti arahan dari kakak tingkatnya ini.

"Kenapa lewat sini?" tanya Arnold dengan bingung.

"Memangnya kamu mau ditangkap orang-orang itu? Kalau loe pengen selamat, lebih baik diam!" ucapnya dengan nada datarnya.

Akhirnya Arnold lebih memilih diam agar orang didepannya ini tak semakin kesal. Apalagi dia telah diselamatkan olehnya membuat ia juga sungkan kalau tiba-tiba ingin kabur. Tak berapa lama berjalan, mereka mendekat kearah sebuah rumah gubuk dengan dinding anyaman bambu.

"Kita tidak bisa kembali ke kelas sekarang. Bisa-bisa mereka curiga kalau yang tadi membohonginya itu adalah kamu. Kita istirahat saja disini sampai bel pulang. Tenang saja, ini rumahku. Takkan ada yang memarahinya jika kita disini," ucap siswa laki-laki itu.

Sepertinya siswa laki-laki yang bernama Gema Aldio atau biasa dipanggil Gema ini tahu akan keraguan yang terlihat pada ajah Arnold. Sehingga ia berinisiatif menjelaskannya walaupun Arnold tak memintanya. Lagi pula rumahnya mungkin juga tak sebagus gedung-gedung yang ada disini sehingga orang kaya seperti Arnold ini takkan mau berteduh disini.

Arnold segera saja masuk mengikuti Gema kemudian duduk diatas tikar. Bahkan Gema juga langsung menyediakan air putih untuk Arnold yang mungkin tengah kehausan. Arnold segera saja meminum segelas air putih yang diserahkan padanya itu dengan cepat.

Glek... Glek... Glek...

"Pelan-pelan saja, air putihnya masih banyak. Tinggal masak aja kalau habis," ucap Gema sambil terkekeh pelan.

Arnold hanya tersenyum malu melihat tingkahnya yang ketahuan oleh Gema. Setelah menghabiskan air minum itu, ruangan itu dilanda keheningan. Keduanya sama sekali tak membuka suara karena bingung akan membahas apa. Lagi pula teka-teki mengenai penyebab terjadinya kejadian pembullyan Abel ini sudah terjawab dari penjelasan Gema.

***

Alan kini tengah duduk didepan kelasnya sambil menunggu kedatangan sopir yang akan menjemputnya. Bel pulang sekolah memang telah berbunyi 10 menit yang lalu, bahkan Cia yang notabene sahabatnya sudah dijemput. Tadinya sopir Cia dan saudara kakeknya menawarinya untuk pulang bersama namun dirinya menolak.

"Iidak ucah, akek. Agi bula cebental lagi copi uga atan cegela atang kok. Anti malah dikila Alan ilang agi talo ulang buluan," ucap Alan memberi alasan sambil terkekeh pelan.

Padahal ia belum tahu sopirnya itu sekarang berada dimana. Lagi pula ia juga malas untuk pulang ke rumah karena pasti akan kesepian. Terlebih kedua saudaranya masih berada di sekolah karena hari ini mereka tidak ke rumah sakit. Alan memainkan kedua kakinya karena bosan, tidak ada yang mengajaknya berbicara.

Disana hanya ada beberapa guru yang mengawasi siswa yang belum dijemput. Alan yang tak terlalu akrab dengan siswa lain pun lebih memilih menyendiri dibawah pohon. Sedangkan guru-guru merasa sungkan dengan Alan yang memang sangat sulit didekati.

"Lama mamat cih. Alan tan tapek unggu anpa kepatian cepelti ini," kesalnya saat melihat sopir keluarganya berlari mendekat kearahnya.

"Maaf tuan kecil, tadi ada panggilan alam yang tidak bisa dihindari." jawab sopir keluarganya sambil tertawa.

Alan langsung saja berdiri kemudian pergi meninggalkan sopir keluarganya yang masih tertawa. Sedangkan sang sopir langsung buru-buru menghentikan tawanya kemudian berlari mengejar majikannya itu. Bahkan kini Alan sudah duduk manis dikursi samping kemudi.

"Kita langsung pulang atau mau nunggu di sekolah den Arnold dan Anara?" tanya sopir itu sambil mengemudikan mobilnya.

"Ke sekolah abang dan kakak saja. Disana pasti ada petualangan yang menarik," ucap Alan sambil tersenyum misterius.

Seharian ini dirinya sudah tidak begitu mood menjalani harinya. Namun ia merasakan kalau di sekolah kedua kakaknya nanti akan ada petualangan seru yang bisa ia lakukan. Tentu hal ini bisa mengembalikan semangat dan moodnya yang sudah hancur berantakan.

Sedangkan sang sopir yang melihat hal itu hanya bisa melihat dengan tatapan yang aneh. Pasalnya senyum yang terlihat itu penuh dengan misteri dan teka-teki. Sepertinya saat sampai disana nanti, tugasnya akan bertambah yaitu dengan mengawasi gerak-gerik anak dari majikannya itu. Ia merasa akan ada sesuatu yang membuatnya mengelus dada nantinya.

"Abang, kakak... Kita akan menyelesaikan semua masalah ini bersama. Kita pasti bisa!" gumamnya pelan sambil menatap jalanan kota yang ramai.

Terpopuler

Comments

Nora♡~

Nora♡~

Semangat... terus thor... Syukur Alhamdulillah... ternyata Abang Gema..itu kawan Abel... yang menyelamatkan Arnold... dia pun berhasrat... menyesat dan menyelidiki... musibha yang menimpah kak Abel... semoga dengan bantuan Gema Arnold dapat... mengungkap mereka yang terlibat... dan menghukum mereka yang terlibat... lanjuutt...

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Duo Kembar
3 Pagi
4 Pagi, Masalah!
5 Sekolah
6 Sekolah 2
7 Hening
8 Kepekaan Arnold
9 Siapa Pelakunya?
10 Tak Ada Orangtua
11 Kejadian Tak Terduga
12 Kejadian Tak Terduga 2
13 Kesal
14 Janji
15 Termenung
16 Dalang?
17 Tegang
18 Ikuti Aku!
19 Papasan
20 Diskusi
21 Diskusi 2
22 Ide Aneh
23 Semangat
24 Semangat 2
25 Jangan Sakiti, Cucuku!
26 Magang
27 Janji Alan
28 Aksi Alan
29 Aksi Alan 2
30 Aksi Alan 3
31 Rapat
32 Keadaan
33 Arnold
34 Arnold 2
35 Canggung
36 Kisah Tersembunyi
37 Adik Atu!
38 Nomong Dong!
39 Si Mulut Pedas
40 Posesif
41 Kabar Abel
42 Usiran Halus
43 Kesal
44 Lomba
45 Lomba 2
46 Kebaikan Hati
47 Sisi Lain
48 Suka Bohong
49 Ide
50 Wawat Telbang
51 Kekesalan Arnold
52 Abel Pulang
53 Ku Kila Malin
54 Bahagia
55 Luar Negeri
56 Luar Negeri 2
57 Antusias
58 Pelukan
59 Nenek
60 Sadar
61 Dua Minggu
62 Berkumpul
63 Berkumpul 2
64 Berkumpul 3
65 Keluarga
66 8 Tahun
67 Surat Cinta
68 Mall
69 Mati Kutu
70 Celaka?
71 Habis
72 Tamparan
73 Pamit?
74 Hilang
75 Bunda
76 Kacau
77 Bimbang
78 Bimbang 2
79 Sisi Lain
80 Kabar
81 Pelaku
82 Kondisi Arnold
83 Penguntit
84 Kenapa?
85 Sahabat
86 Hari Pertama
87 Pencarian
88 Pencarian 2
89 Pertemuan
90 Pertemuan 2
91 Adu
92 Jadi?
93 Kembali
94 Kembali 2
95 Kemarahan Alan
96 Sisi Lain Alan
97 Ketahuan
98 Senang
99 Perkara Sandal
100 Sekolah (Lagi)
101 Usil
102 Heboh
103 Ketus
104 Aneh
105 Terlambat
106 Jalan-Jalan
107 Jalan-Jalan 2
108 Intip
109 Intip 2
110 Sidak
111 Sidak 2
112 Gema
113 Garda Terdepan
114 Balik Arah
115 Kekuatan
116 Kebahagiaan
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Awal
2
Duo Kembar
3
Pagi
4
Pagi, Masalah!
5
Sekolah
6
Sekolah 2
7
Hening
8
Kepekaan Arnold
9
Siapa Pelakunya?
10
Tak Ada Orangtua
11
Kejadian Tak Terduga
12
Kejadian Tak Terduga 2
13
Kesal
14
Janji
15
Termenung
16
Dalang?
17
Tegang
18
Ikuti Aku!
19
Papasan
20
Diskusi
21
Diskusi 2
22
Ide Aneh
23
Semangat
24
Semangat 2
25
Jangan Sakiti, Cucuku!
26
Magang
27
Janji Alan
28
Aksi Alan
29
Aksi Alan 2
30
Aksi Alan 3
31
Rapat
32
Keadaan
33
Arnold
34
Arnold 2
35
Canggung
36
Kisah Tersembunyi
37
Adik Atu!
38
Nomong Dong!
39
Si Mulut Pedas
40
Posesif
41
Kabar Abel
42
Usiran Halus
43
Kesal
44
Lomba
45
Lomba 2
46
Kebaikan Hati
47
Sisi Lain
48
Suka Bohong
49
Ide
50
Wawat Telbang
51
Kekesalan Arnold
52
Abel Pulang
53
Ku Kila Malin
54
Bahagia
55
Luar Negeri
56
Luar Negeri 2
57
Antusias
58
Pelukan
59
Nenek
60
Sadar
61
Dua Minggu
62
Berkumpul
63
Berkumpul 2
64
Berkumpul 3
65
Keluarga
66
8 Tahun
67
Surat Cinta
68
Mall
69
Mati Kutu
70
Celaka?
71
Habis
72
Tamparan
73
Pamit?
74
Hilang
75
Bunda
76
Kacau
77
Bimbang
78
Bimbang 2
79
Sisi Lain
80
Kabar
81
Pelaku
82
Kondisi Arnold
83
Penguntit
84
Kenapa?
85
Sahabat
86
Hari Pertama
87
Pencarian
88
Pencarian 2
89
Pertemuan
90
Pertemuan 2
91
Adu
92
Jadi?
93
Kembali
94
Kembali 2
95
Kemarahan Alan
96
Sisi Lain Alan
97
Ketahuan
98
Senang
99
Perkara Sandal
100
Sekolah (Lagi)
101
Usil
102
Heboh
103
Ketus
104
Aneh
105
Terlambat
106
Jalan-Jalan
107
Jalan-Jalan 2
108
Intip
109
Intip 2
110
Sidak
111
Sidak 2
112
Gema
113
Garda Terdepan
114
Balik Arah
115
Kekuatan
116
Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!