Dengan wajah memohon Gio meminta papanya untuk membawa kelinci itu pulang.
"Pa boleh ya bawa kelincinya pulang, biar ada teman Gio pa, boleh ya pa ya."
"Ya sudah nanti kita cari diluar jangan yang ini ya, yang ini nggak boleh bawa pulang, nanti kita pulang mampir di pasar ternak beli kelinci."
"Hore papa terimakasih ya pa."
"Iya, eh Mama mu mana?"
"Itu mama kayaknya pa, yang duduk di kursi pojok."
"Ma, ngapain mama bengong disini?"
"Ini pa, mama udah capek nggak kuat jalan lagi keliling, mama tunggu disini saja ya pa."
"O gitu ya sudah nggak apa-apa deh kita saja yang pergi. Ayo anak papa yang gantengnya ngalahin ganteng papa."
"Papa bercanda ya."
"Gio, sudah ya kelilingnya papa capek ini, kaki papa pegal semua."
"Iya pa, Gio juga capek. Kita ke tempat mama lagi saja yuk pa."
"Oke, ganteng."
"Mama."
"Iya, mama disini, jangan teriak-teriak gitu malu dilihat orang banyak."
"Hehehehe, habis mama bengong sendiri."
"Sudah puas lihat binatangnya?"
"Belum ma, kaki Gio dan papa pegal kita sudahan."
Sambil melirik suaminya mencari kebenaran dari ucapan Gio.
"Iya ma, kita capek."
"O ya sudah kita udahan saja jalan-jalannya. kita pulang saja gimana?"
"Boleh, gimana Gio?"
"Boleh pa, kita pulang saja tapi mampir dulu ke pasar beli kelinci ya pa."
"O oke siap."
"Yuk ma kita ke mobil."
Kemudian mereka berjalan beriringan menuju mobil dan berangkat menuju pasar ternak untuk beli kelinci seperti permintaan anak semata wayang mereka. Jarak pasar ternak dengan kebun bintang tidak terlalu jauh sehingga tak butuh waktu lama untuk mereka sampai disana.
"Ma ayo turun sudah sampai."
"Pa, boleh nggak mama nunggu di mobil saja, mama capek pa nggak kuat harus mutar-mutar lagi."
"O baiklah, ayo Gio kita cari kelincinya."
"Oke papa."
Senum menunggu di mobil sambil asik main telpon genggam, sementara itu suami dan anaknya masuk ke pasar ternak di seberang jalan, karena jauh memutar jadi suami Senum memutuskan parkir di pinggir jalan depan minimarket. Parkir cuma sebentar.
Sudah satu jam kepergian mereka tak kunjung kembali, Senum mulai khawatir dan mulai celingak celinguk lihat keluar kaca mobil tapi yang dicari belum nampak batang hidungnya.
"Aduh kok lama ya, katanya cuma nyari kelinci ini sudah mau sore lagi." ujar Senum khawatir.
"Mama."
Terdengar dari seberang ada yang teriak-teriak.
"Ah itu mereka, akhirnya nongol juga." Senum tersenyum Lega
"Ma lihat Gio punya kelinci lucu." ucap Gio sambil berlari dan tangan yang dipegang suaminya lepas. Gio yang saking senang dapat kelinci berlari menyeberang ke arah mamanya tanpa melihat kiri kanan. Gio yang berlari secepat kilat, sementara itu suami Senum berusaha mengejar Gio dikepalanya hanya mengejar anaknya yang tengah berlari ke jalan raya tanpa memperhatikan kondisi jalan yang lagi padat. Senum melihat itu dari dalam mobil segera keluar memperingati mereka namun yang terjadi sungguh tidak diinginkan Senum dunia nya terasa berhenti berputar. Di saat suaminya berhasil menangkap anaknya dan menggendongnya disaat itu pula melaju mobil dengan sangat kencang ke arah mereka dan tabrakan tak dapat dielakkan.
Citttttttttttttt, bunyi rem mobil diinjak pengemudi dengan kasar, dan 2 tubuh terlempar beberapa meter dari posisi semula.
Semua orang yang melihat tertegun dan berhamburan menolong mereka.
"Massssssssss, Gioooooo." pekik Senum diseberang jalan ketika melihat tubuh suami dan anaknya ditabrak mobil dan terlempar baru jatuh ke aspal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Ahmad
like.
2020-09-15
3