Setelah semua menu habis, Diana dan bi Senum seperti ikan lohan yang butuh air menggap-menggap susah nafas karena kekenyangan dan ini membuat perjalanan menuju ke kota X terlambat. Beni tertawa cekikikan melihat Diana dan bi Senum terkapar kekenyangan dan apapun ocehan Beni mereka hanya mengiyakan.
"Din, kamu kayak ikan lohan lo menggap-menggap tak karuan."
"Huuh."
"Din, kok mukamu memerah gitu."
"Huuh."
"Din, mukamu jadi jelek tuh dan tambah gemuk kayaknya."
"Huuhh."
"Din, kita pulang saja deh nggak jadi ke tempat mamaya."
"Huuh."
Kening Beni langsung berkerut mendengar jawaban Diana yang dari tadi huuh huuh huuh terus.
"Din, kamu yakin nih kita pulang saja nggak jadi ketempat mama.?"
"Huuh, eh apa pa?"
Beni menghela napas ternyata dari tadi pertanyaan yang dijawab hanya dengan huuh huuh huuh itu tidak didengar Diana.
"Kita pulang saja tidak jadi ke tempat mama!" suara Beni agak tinggi membuat bi Senum kaget.
"Aduh papa jangan dong, maaf maaf ya pa, maaf Diana nggak fokus tadi dengar omongan papa habis perut Diana rasanya mau meledak."
"Alah lagakmu Din. Kalau masih mau ke tempat mama ayo naik mobil ajak bi Senum tuh yang sudah mulai teler kayaknya kekenyangan, hahahahaha." sambil tertawa puas Beni meninggalkan mereka berdua menuju ke mobil.
"Bapak mau pergi pak?" dengan setengah berlari Marco menyusul Beni.
"Iya, saya mau ke kota X mengajak Diana ke makam mamanya. Ada yang ingin kamu sampaikan Marco?"
"Oh tidak pak, saya antar bapak ke parkiran ya."
"Nggak usah, jangan terlalu formal begitu, saya kan sudah bilang berkali-kali sama kamu memang saya yang punya restoran tapi tanpa kemampuanmu yang cemerlang dalam mengelola, ini semua tidak akan ada apa-apanya jadi santai saja ya." ucap Beni sambil menepuk pundak Marco.
"Ya sudah, kamu lanjutkan saja pekerjaanmu lain kali saya mampir lagi, saya pergi dulu."
"Baik pak, eh nona sama ibu tadi mana pak kok saya nggak lihat. Apa mereka sudah duluan?"
"Hahahaha mereka itu masih jauh dibelakang jalan nya ngesot kayak siput kekenyangan."
Marco memutar badannya ke belakang dan benar saja dia melihat Diana dan bi Senum saling berpegangan memberi kekuatan satu dan yang lainnya.
"Pak, apa tidak apa-apa pak jalan dengan kondisi mereka seperti itu bisa-bisa nanti mereka mabuk pak."
"Sudah, biarkan saja Marco. Siapa suruh makan sebanyak itu. Hahahahaha."
"Aduh pak sadisnya, hahahaha." Marco tertawa melihat adegan lucu didepannya.
"Hahahaha, silahkan tertawa jika mau tertawa Marco."
"Bapak jangan begitu lah, kasihan non Diana sama ibu pak."
"Biar saja Marco, toh yang minta kan mereka hahahaha. Sudah saya ke mobil dulu, mending tunggu mereka di mobil."
"Papa tunggu Diana, bantu kenapa pa jangan pelit begitu."
"Malas bantu kamu Din, yang suruh kamu makan banyak kan bukan papa."
"Papa jahat nih nggak kompak, untung mau ke tempat mama, kalau nggak Diana udah minta pulang." sambil kesal Diana terus berjalan dibimbing oleh bi Senum yang juga kekenyangan.
"Ayo cepat Din, bi nanti keburu sore lho."
"Iya pa."
"Ya pak."
"Jalannya jangan kaya siput dong buruan."
"Iya papa nggak sabaran amat sih, sabar kenapa susah jalan ini."
"Papa tunggu di mobil ya, capek papa nungguin jalan kalian."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Ummi Afareen
😂😂😂😂😂😂😂😂
2021-02-02
1
Ahmad
like
2020-09-15
2
Maris Stella
🤣🤣🤣🤣🤣
2020-08-27
2