"Dok, apa yang terjadi? Kenapa kondisi Lily begini?"
"Maaf pak, keadaan pasien kembali tidak stabil, kita harus segera melakukan pemeriksaan lanjutan."
Dokter itupun berlalu meninggalkan Beni dengan penuh kebingungan.
Dokter secara bergantian masuk ke ruang ICU dan membuat Beni cemas apa yang terjadi, bagaimana keadaan Lily?
"Pak Beni, kemari sebentar dokter ingin bicara." kata perawat ICU.
"Baik. Apa yang terjadi pada Lily? Kenapa semua dokter sibuk." gumam Beni dalam hatinya.
"Pak Beni, maaf kami harus mengatakan pada anda tentang kondisi buk Lily saat ini sangat kritis dan ini diluar dugaan kami."
"Maksud anda apa dokter!"
"Usaha kami sudah maksimal pak, yang bisa kita lakukan sekarang hanya menunggu mukjizat agar Buk Lily bisa siuman dari komanya, sepertinya kecelakan kemaren membuat pendarahan di otak sehingga kondisi Buk Lily kembali drop."
"Oh Tuhan, bolehkah saya masuk ke dalam dok, menemaninya?" tanya Beni pada dokter.
"Baiklah silahkan pak, tapi jangan lama ya."
"Baik dok. Terimakasih."
Beni memasuki ruang ICU dengan hati yang hancur melihat wanita idamannya terbaring dengan banyak selang ditubuhnya.
"Lily, ayo bangun lily. Ayo bangun, Diana membutuhkanmu." ucap Beni sambil memegang tangan Lily.
"Lily bisakah kau buka matamu sebentar saja untuk melihatku, aku ingin mengatakan semua yang ku pendam selama ini padamu Lily. Ayo bangun."
Beni pasrah melihat Lily tetap tak menggubris omongannya. Lily yang ceria, yang selalu membuat dia tertawa dengan keisengan ditempat kerja. Lily yang penuh perjuangan untuk tetap tersenyum melihat dunia walaupun cobaan silih berganti menerpanya.
"Lily ayo bangun sayang, dengarkan aku Lily sekali ini saja bangunlah. Ayo bangun Lily, kamu harus bangun untuk anakmu dan juga untukku, Aku menyayangi mu Lily. Sungguh aku menyayangimu, aku mencintaimu Lily.
Sungguh bodoh dan pengecutnya aku tak mampu mengatakan padamu lebih awal.
Ayo bangun dan kita besarkan Diana bersama-sama. Lily ayo bangun, aku mohon
Lily bangunlah sayang."
Genggaman tangan Beni semakin erat mencengkram tangan Lily, dan Beni tidak melepaskan genggamannya walaupun sedetik. Ketika Beni mengusap kepala Lily ada sebutir air mata di pelupuk mata Lily dan membuat Beni tersentak.
"Lily apa kau mendengarku? Lily apa arti air mata ini? Ayo bangunlah dan bicara padaku Lily."
Dan entah mengapa air mata yang mengenang dipelupuk mata Lily menetes membasahi bantal seakan-akan menyampaikan salam perpisahan pada Beni...
"Lily, apa yau kau rasakan? Apa yang kau inginkan Lily?Jangan menangis seperti ini, aku khawatir sayang!"
Dan tak lama terdengar bunyi yang sangat membuat harapan Beni hancur.
Garis dimonitor terlihat lurus, tidak ada lagi naik turun.
"Lily, Lily jangan tinggalkan aku. Lily bangun.
Dok, dokter tolong Lily."
Beni berteriak di ruangan ICU mengagetkan seluruh perawat dan dokter jaga yang ada.
"Sus, segera pasang alat, kita akan berikan kejut jantung untuk pasien." perintah dokter pada perawat.
"Satu dua tiga." tubuh Lily terangkat keatas seiring dilepaskan alat dari tubuhnya.
"Mulai lagi." perintah dokter lebih keras.
"Naikan tekanan."
Satu.. Dua... Tiga....
Satu.. Dua... Tiga.
Sudah lima kali bantuan kejut jantung diberikan, namun garis monitor tak kunjung naik dan angkanya masih 0, tekanan darah 0, tensi 0. Semua mesin menunjukkan angka yang sama. Beni terlihat semakin khawatir dan wajahnya tiba-tiba pias kehilangan rona.
Dokter dengan dibantu perawat mulai melepas satu persatu alat yang dipasang di tubuh Lily dan menutup wajah Lily.
Melihat kejadian itu, Beni tak kuasa menahan perasaannya dan segera berlari ke tempat tidur Lily dan ditahan oleh perawat agar tidak mendekat. Namun kekuatan entah darimana didapatkan Beni, bertambah berlipat-lipat sehingga mampu menerobos pertahanan perawat yang menahannya.
"LILY... Tidak Lily jangan tinggalkan aku.
Bagaimana dengan Diana. Aku janji akan besarkan Diana tapi jangan pergi. Aku mohon Lily."
Beni teriak histeris sambil mengguncang tubuh Lily mencoba membangunkannya.
"Pak, sudah tabahkan hati anda. Lily sudah tidak ada. Ikhlaskan kepergian Buk Lily pak. Bapak harus kuat demi bayi yang baru dilahirkan buk Lily." kata dokter yang melepaskan alat-alat dari tubuh Lily.
"Lily." Beni menangis di tempat tidur Lily sambil memeluk Lily yang sekarang tubuhnya begitu dingin.
"Aku janji akan membesarkan anakmu Lily.
Anakmu akan ku panggil Diana seperti permintaanmu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Indah Setyorini
ku menangis😭😭😭
2021-08-19
1
Nina Puji Handayani
nyesek bgt 😭😭😭
mangkanya mumpung msh ada kesempatan,kalo cinta jangan dipendam, ungkapkan. diterima/ditolak urusan belakangan. kasihan Diana dan beni
2021-04-13
1
Rizky Joe
Terlalu sedih autho :(
2021-03-24
1