Setelah selesai mandi, mereka kembali ke lobi penginapan dan terlihat Beni sudah duduk disofa sambil baca koran.
"Pa, bibi dan Diana sudah siap."
"Kalian lama amat sih, sudah dari tadi papa tunggu kayak lalat disini."
"Salah papa juga sih, kasih kamar mandinya cuma satu jadi kami mandinya ganti-gantian dong."
"Sudah-sudah kamu memang nggak pernah mau kalah Din, ayo kita berangkat, perut papa sudah lapar tunggu kalian dari tadi."
"Baik pa."
"Baik pak."
Mereka bertiga masuk ke mobil dan Beni fokus menyetir mobil.
"Pa, kita mau makan apa pa?"
"Tadi papa tanya sama resepsionis, katanya disini makanan yang enak itu ada di simpang ketiga nanti kita belok kanan, disitu ada jual angkringan, katanya makanan disana enak."
"Tumben papa mau makan di angkringan."
"Nggak ada salahnya kan dicoba Din."
"Oke deh pa, Diana ngikut. Eh pa, apa papa sering ngajak mama makan diluar kayak gini?"
"Nggak, papa nggak pernah ajak mamamu makan diluar. Mamamu itu orangnya tertutup."
"O, mama seperti apa sih pa?"
"Ini anak sudah nggak sabar ya dari tadi nyerocos mulu, nggak dengar apa perut papa dari tadi sudah bunyi-bunyi."
"Eh papa lapar, ya ampun kok Diana nggak dengar ada bunyi-bunyian tadi, bibi dengar nggak bi ada suara aneh?"
"Eh nggak non bibi nggak dengar."
"Tuh kan pa, nggak ada suara kok papa aja yang terlalu sensi hahahahaha."
"Terserah kamu Din, papa lapar malas nanggepin ucapanmu."
"Hahahaha, papa ngegemesin kalo marah."
Tak lama mereka sampai di angkringan yang dibilang sama resepsionis.
"Banyak juga peminatnya disini." guman Beni.
Kemudian Beni mengedarkan pandangannya ke sekeliling angkringan mencari tempat kosong untuk mereka. Tanpa disadarinya Diana dan bi Senum sudah pergi.
"Din, bi meja itu kosong. Ayo kita disana saja."
karena tak ada tanggapan, Beni memutar badannya ke belakang dan dia tidak melihat Diana ataupun bi Senum.
"Sialan, aku ditinggal." umpat Beni.
"Diana... Diana... bi...bi..."
"Pa papa, kami disini."
"Disana ternyata, apa susahnya sih bilang kalau mau pergi." kekesalan Beni naik level lebih tinggi mukanya cemberut.
"Maaf pa, kami tidak bilang papa tadi, habis pas liat meja ini kosong Diana spontan langsung kesini takut keduluan."
"Iya pak, bibi cuma ngekor dibelakang non doang kok pak."
"Kamu ini Din, Bibi selain ngekor Diana ada kerjain lain nggak?"
"Untuk sekarang nggak pak, kerja bibi cma ngekor kemana non Diana pergi." jawab bibi tanpa wajah tak berdosa karena tidak tahu kalau majikannya tambah kesal.
"Sudah diam kalian, saya mau makan mana menunya tambah lapar saya dengar ocehan kalian."
"Ye papa marah, jangan galak-galak pa nanti cepat tua, habis tu kalau sudah tua mati deh. Sayang kan Diana belum nikah ntar nggak ada yang jadi wali." sambil tertawa cekikikan.
"Anak durhaka kamu Din, nyumpahin papa cepat mati."
"Hahahahaha, senang rasanya bisa godain papa kayak gini ya nggak bi?"
"Anu non, bibi nggak mihak deh kalau urusan begini." jawab bi Senum sambil tersenyum takut kena semprot oleh majikannya.
"Sudah makan buruan pesanan sudah datang itu, cepat habiskan makanannya karena sudah malam ini, besok pagi-pagi sekali kita berangkat ke tempat mamamu."
"Baik pa."
"Baik pak."
Kemudian mereka makan dengan lahap entah karena memang lapar atau memang karena enak, mulut mereka tidak berhenti mengunyah sampai semua makanan habis.
"Kenyang. Enak juga ternyata makanan disini, pa kita berapa hari disini?"
"Terserah kamu mau berapa hari Din, kan kamu yang mau kesini. Emang kenapa?"
"Nggak, Diana mau coba semua menu yang ada disini. Eh pa kira-kira klo Diana ajak mama ke sini mama mau nggak ya?"
Beni yang sedang minum langsung tersedak mendengar pertanyaan Diana. Mana mungkin mamanya bisa makan disini kalau orangnya saja sudah tidak ada.
"Papa kenapa, minumnya pelan-pelan aja pa."
"Sudah ah, ayo pulang ke penginapan papa ngantuk nih lelah nyetir seharian." jawab Beni mengalihkan pembicaraan.
"Iya non, bibi juga sudah ngantuk nih."
Tak terasa Beni dan bi Senum menguap serentak.
"Hah, kok nguapnya kompakan sih." umpat Diana kesal.
"Sudah pulang, papa capek. Kamu mau ikut papa atau papa tinggal?"
"Ikut dong pa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Ahmad
like
2020-09-15
2