Dengan terpaksa Diana mengikuti langkah kaki papanya, sebenarnya Diana masih ingin lama di angkringan tersebut karena suasananya yang enak, makanannya pun juga enak.
"Pa tunggu Diana jangan cepat-cepat jalannya."
"Cepatan Din, papa capek nih ngantuk juga."
Sementara bi Senum setengah berlari mengejar majikannya.
Dengan cepat Diana menyusul papanya, dia tidak mau pulang dengan taksi mengingat Diana tak membawa uang sepeserpun.
Setelah sampai di mobil, Beni dengan segera menyetir mobil dengan cepat ke penginapan. Lelah menyetir seharian membuat badannya pegal dan kantuk yang mendera semakin menjadi-jadi.
"Huam." Beni menguap lebar menandakan kantuknya semakin menjadi.
"Din, bi langsung kekamar ya jangan kelayapan udah malam besok pagi-pagi sekali kita berangkat ke tempat mamamu Din."
"Baik pa."
Beni berlalu masuk ke kamarnya dan dengan cepat mendarat di tempat tidur karena dia sudah begitu lelah dan kantuknya tak dapat lagi ditahan.
Diana dan bi Senum juga masuk ke kamar dan istirahat.
"Non, tidurlah lebih awal biar besok pas ketemu mama non tu mata panda nggak ada."
"Ih si bibi, mata panda kan seksi bi."
"Alah non apanya yang seksi mata hitam gitu dibilang seksi. Udah ah bibi mau tidur ngantuk tadi papa non kan bilang pagi-pagi berangkatnya biar nggak kepanasan nyampe disana."
"Iya bi Diana tidur."
Diana dan bi Senum tidur di kasur masing-masing, tidak butuh waktu lama mereka berdua sudah tertidur lelap, hari ini memang melelahkan.
"Din... Din ... Din..Bi... bi... bi... Ayo bangun cepat jadi apa tidak?"
"Iya ya pa... Ini lagi siap-siap tunggu sebentar pa."
Diana dan bi Senum segera bergegas mereka tidak mau ditinggal dipenginapan.
Setelah lima belas menit menunggu akhirnya Diana dan bi Senum keluar kamar dan nampak Beni yang sudah mulai kesal menunggu.
"Ayo cepat Din, bi. Kita sarapan dulu, saya sudah lapar baru ke tempat mamamu Din."
"Oke pa, pa kita makan di tempat kemaren aja ya."
"Boleh, yuk buruan masuk mobil."
Mereka bertiga menuju angkringan lagi untuk sarapan.
Setelah sarapan Beni mengajak Diana dan bi Senum menuju ke tempat mama Diana.
"Sekarang kita ke tempat mamamu ya Din. Din kamu yang sabar nantiya, papa harap kamu bisa terima apa yang kamu lihat nanti."
"Maksud papa apa? Apa mama nggak mau ketemu Diana?"
"Nggak Din bukan begitu, gimana ya papa harus bilang ke kamu, papa bingung mulai darimana."
"Papa cerita saja apa susahnya pa."
"Kamu lihat saja nanti sendiriya dan papa harap setelah kamu melihat mamamu jangan ada yang berubah ya nak, yang harus kamu tahu papa sangat menyayangimu."
"Ah papa ini lebai deh, apa-apaan papa ngomong kayak gitu."
"Pokoknya papa sayang kamu Din."
Suasana mobil terasa sunyi, Beni dan Diana sama-sama diam hanyut dalam pikiran masing-masing.
Tidak lama mobil memasuki area pemakaman dan terlihat Diana sedikit heran dan bingung.
"Pa katanya mau ketemu mama kok kita kesini, emang papa janjian sama mama disini?"
"Din, sebentar lagi kamu akan ketemu sama mamamu. Dia sudah menunggumu sejak lama dan hanya bisa menemuimu ditempat seperti ini."
"O gitu pa, nggak masalah pa asal Diana bisa ketemu mama."
"Ya habis belokan ini kita sudah menuju tempat mamamu. Mamamu namanya Lily Sudjono lahir tahun 70 dan mamamu meninggal saat melahirkanmu di rumah sakit
"Ternyata mama masih muda ya pa."
Deg.
Lily Sudjono
Lahir 15-06-1970
Wafat 26-10-1993
Beni berhenti disebuah pemakaman yang bertuliskan nisan itu yang membuat Diana terpaku.
"Pa, apa maksud ini semua pa. I.. ini Lily Sudjono siapa pa?"
"Din, ini mamamu, disinilah mamamu menunggu kedatanganmu."
"Aaaapaaaa pappa nggak lagi bercanda kan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Chakira Silaban ❤️❤️❤️
bawang ny banyak sekali Thor 😭😭😭😭
2022-12-03
1
Nona Bucin 18294
semangat updatenya kak 💜😊
2021-09-21
0
Liesdiana Malindu
gak salah umur emakx Diana Thor?
waktu di perkosa umurnya 18 Thun, 9 bln hamil lgsung mninggal,kok tiba-tiba sdh umur 23 aja. masa hamil x smpai 5 Thun si. yg benar aja thor.
2021-08-13
0