Beni begitu terguncang dengan kepergian Lily. Lama dia termenung di depan tubuh Lily yang semakin dingin sampai seorang perawat menyapanya.
"Pak Beni, ikhlaskan kepergian Buk Lily pak. Jangan terlalu bersedih pak, masih ada bayi yang harus bapak besarkan. Silahkan bapak urus dibagian administrasi pak." kata perawat ICU pada Beni.
Seketika Beni tersentak dan tambah tak karuan. Wajahnya semakin pias dan kelihatan lelah setelah beberapa hari ini kurang tidur dan istirahat.
"Oh iya, saya akan ke bagian administrasi." kata Beni dengan tergesa pergi ke bagian administrasi. Dalam perjalanan kebagian administrasi Beni berpikir, kemana dia akan bawa Lily? Beni tidak tahu sanak saudara Lily dan bayinya bagaimana? Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan di kepala Beni tanpa bisa dia jawab.
"Mbak, mohon rincian pasien atas nama Lily dan bayinya mbak." ucap Beni pada petugas administrasi.
"Baik pak, tunggu sebentar. Ini pak rinciannya sudah kami totalkan dan ambulan akan mengantarkan jenazah pasien ke rumah duka." jawab Mbak bagian administrasi.
"Oh oke, mbak ada satu pertanyaan lagi. Bisakah pihak rumah sakit membantu saya untuk proses pemakaman pasien mbak, karena saya tidak bisa menghubungi keluarganya dan saya juga tidak tahu dimana harus dimakamkan?"
"Bapak ingin menggunakan jasa pemakaman dari pihak rumah sakit, baiklah pak akan segera kami proses dan biayanya kami tambahkan lagi ya pak. Dan mohon tunggu sebentar ya pak."
"Oke mbak."
Setelah semua administrasi selesai, Beni pergi ke ruang bayi untuk mengambil bayi Lily.
"Kasihan sekali nasibmu nak, baru lahir harus terpisah dengan ibumu."
"Lily harus ku bawa kemana anakmu ini?"
Beni membatin di dalam hatinya memikirkan hidup bayi ini kedepannya bagaimana.
"Kalau ku titip di panti tidak mungkin, aku sudah janji pada Lily untuk merawatnya. Diana, kasihan sekali kamu nak. Kamu tidak mungkin ku bawa pulang kerumahku." ucap Beni.
Setelah banyak pertimbangan akhirnya Beni memutuskan untuk pindah keluar kota meninggalkan kota yang ditempatinya sekarang dan meninggalkan semuanya.
"Baiklah Diana, kamu ikut dengan papa yah. Mulai sekarang panggil saya dengan papa ya gadis cantik." ucap Beni sambil tersenyum.
Kemudian, Beni menelepon temannya untuk mengurus restorannya dan menjaga rumahnya. Beni berencana membuka cabang restoran di kota yang baru yang akan ditempatinya, dengan bermodalkan simpanan yang ada.
"Lebih baik aku pindah dari kota ini, demi pertumbuhan Diana. Tidak mungkin aku tetap disini. Nanti jika Diana mulai besar dan mendengar berita miring tentang dia dan ibunya, sangat tidak baik untuk kejiwaannya."
Dengan tekad yang bulat Beni meninggalkan kota X, dan berniat menuju kota M. Dengan mengendarai mobilnya, Beni terus memacu kecepatan dan sesekali melihat Diana yang sekarang menjadi putri angkatnya. Beni berencana akan membesarkan dia seorang diri nanti, untuk cara mengasuh bayi bisa lihat internet pikirnya.
Setelah menempuh tujuh jam perjalanan, akhirnya tibalah Beni di kota M. Kota yang masih asri, penuh dengan suasana yang masih hijau karena kota ini termasuk kota yang menjaga kelestariannya.
"Udara disini sangat sejuk dan pemandangannya cukup indah, aku harus berkeliling mencari kontrakan dan tempat usaha yang strategis. Malam ini, aku menginap di hotel saja dulu sampai aku menemukan tempat tinggal yang baik untuk Diana. Dan aku juga harus mencari tempat yang strategis dan dekat dengan rumah jadi aku gampang memeriksa keadaan Diana." gumam Beni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nina Puji Handayani
awal baca cuma iseng, ternyata makin ke sini ceritanya bagus, 👍
2021-04-13
2
Lia Amelia
aku ikut nangis ben... 😭
2021-02-02
1
Christmas
alur cerita dan penulisannya bagus, kok sdkit yh kasih like ya 🙄
2020-12-10
5