Pelayan menuju ke dapur untuk menyerahkan menu yang dipesan Diana sambil garuk-garuk kepala.
"Cantik sih tapi seleranya, aduh bikin kantong kering nih bisa habis gajiku jadi pelayan." Doni membatin sendiri membayangkan jika dia mengajak makan cewek yang selera makannya kayak Diana sambil cengengesan sendiri.
Semua koki di dapur dibuat sibuk oleh pesanan Diana mengingat ini perintah langsung dari bos mereka, tak butuh waktu lama satu persatu masakan siap dihidangkan dan pelayan dengan cekatan membawa hidangan tersebut kemeja Diana.
"Bagaimana Din apa ini belum cukup, meja ini bisa penuh lho dengan menu yang kamu minta." tegur Beni melihat mata Diana yang mulai gila melihat makanan.
"Nggak pa, kalau ini penuh disana masih ada meja lagi bisa diletakkan disana." jawab Diana asal sambil tersenyum dan mengelus perutnya yang memang sudah lapar, sementara itu bi Senum hanya tersenyum melihat ulah Diana.
Sepertinya Diana sudah mulai gila mata dengan makanan bahkan tidak tahu mana yang mau disantap duluan. Semua makanan hanya dipandangnya saja seakan-akan kenyang dengan melihat saja.
"Maaf non, semua menu sudah dihidangkan silahkan non, ibu dan pak Beni menikmati." ujar pelayan menyilahkan mereka menikmati.
"Terimakasih ya mas, eh mas nggak mau ikutan makan sama kita lumayan ini banyak." jawab Diana sambil cengengesan dengan wajah tanpa bersalah.
"Terimakasih non, nggak usah."
"Sudah silahkan kamu kerja lagi." perintah Beni halus.
"Baik pak, saya permisi."
"Nah, Din ayo kamu harus habiskan semua dan ingat ini harus habis lho nggak boleh sisa mubazir."
"Iya pa, tenang aja Diana dan bi Senum akan habiskan semuanya lumayan ini, kapan lagi dapat makanan enak seperti ini gratis lagi ya kan bi."
"Iya non, harus dihabiskan. Bibi bantu semampu bibi ya non."
"Ah nggak bisa bi, bibi berhenti makan jika semua sudah habis."
"Sudah. Sudah kalau ngobrol terus kapan makannya."
"Iya pa, ini udah mau makan. Ayo bi kita makan nikmati hidup bi." Diana tersenyum bahagia melihat makanan yang enak dengan jumlah yang banyak di depan matanya.
"Ini bi, kita mulai dengan yang ini kayaknya opor ayam ini enak baunya pun harum."
"Baik non, semangat ya non." jawab bi Senum penuh keyakinan.
Satu piring, dua piring, tiga piring dan entah piring ke berapa yang mereka habiskan sementara Beni hanya melongo melihat nafsu makan mereka berdua.
"Din, bi kalian berdua tidak kerasukkan kan?" selidik Beni bertanya memastikan kondisi putrinya dalam keadaan sadar.
"Maksud papa apa?" tanya Diana dengan mulut penuh makanan sehingga kata-kata yang diucapkan tidak jelas.
"Ya ini, kalian berdua menghabiskan hampir semuanya lho dan ini hanya tinggal beberapa menu lagi, apa kalian nggak sakit perut nanti. Papa nggak mau ya nanti dibuat repot dengan urusan perut yang nanti meledak." ledek Beni sambil menahan wajah kagetnya.
"Ah bilang saja papa takut rugikan, jika makanan ini semua habis kan papa nggak jadi jual sama yang lain iya kan? Diana betul nggak bi?"
"iya betul non, ayo habiskan tinggal beberapa lagi non."
"Haduh pusing kepala papa lihat selera makan mu Din dan bibi lagi pakai ikut-ikutan makan banyak nanti sakit perut urus sendiri ya saya nggak mau urus lho."
"Lho emang klo saya sakit perut bapak mau temanin gitu ke toilet?"
"Hah enggak juga sih."
"Nah kalau begitu biar saya makan enak ya pak, jarang-jarang saya dilayani pak, kali ini saja izinkan saya untuk nikmatin ya pak."
"Ya sudah cepat habiskan dan buruan ini udah lewat jam makan siang ntar sampai di tempat mama mu malam lagi."
"Oke pa, ini udah mau habis. Ayo bi lebih gila lagi. Hahahaha."
Semuanya ludes yang tinggal hanya piring-piring kotor tempat menu tadi sudah berserakan dan sebagian ditumpuk begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Nirwati
bagus banget ceritanya
2022-04-17
1
Aini
mantap
2021-09-15
0
Taz
👍
2021-02-02
0