Lily segera pergi untuk cek kandungan ditemani Beni, usia kandungannya yang sudah memasuki tujuh bulan.
"Ben, apa kamu tidak malu menemani ku seperti ini?"
"Santailah Lily jangan terlalu kuatir, jika kamu risau kenapa tidak kamu jadikan aku suamimu." ucap Beni sambil tersenyum manis.
Deg, jantung Lily berdetak kencang mendengar pengakuan Beni yang tak diduganya.
"Apa, apa yang kamu bicarakan Ben? Kamu tidak lagi menggigau kan?"
"Ah Lily, jangan kaget seperti itu, dan tanganmu jangan genggam begitu erat sakit ini, atau kau mau bayar upeti karena telah menyakitiku." ucap Beni sambil tertawa.
"Maaf ya, upeti apa yang harus ku bayar denganmu, tak mau lah ya. Sana buang jauh-jauh pikiranmu. MODUS."
"Hahhahaha Lily, Lily, kalau pun aku serius bagaimana, apa kau akan menerimaku?" tanya Beni lebih menjurus lagi dan membuat Lily bingung.
"Ah sudahlah Ben jangan bercanda terus, itu namaku sudah dipanggil. Aku masuk dulu ya." sambil tersenyum Lily meninggalkan Beni masuk ke ruangan pemeriksaan.
Setelah melakukan pemeriksaan mereka menuju jalan pulang, sebelum pulang Beni mengajak Lily makan terlebih dahulu di depan rumah sakit. Karena jarak yang dekat mereka berjalan kaki menuju rumah makan tersebut. Tanpa mereka sadari ada mobil dari tadi yang mengikuti. Rumah makan terletak bersebarangan dengan rumah sakit dan mereka harus menyeberang. Ketika menyeberang sesuatu yang tak diduga terjadi.
Beni berteriak melihat Lily yang tergeletak ditabrak mobil yang dia tidak tau darimana, mobil melaju dengan cepat meninggalkan mereka, sementara Lily sudah bersimbah darah menahan sakit tubuhnya serta perutnya yang bereaksi cukup kuat karena tabrakan.
"Rasakan kamu Lily, ****** kau." teriak wanita didalam mobil yang menabrak Lily.
"Tolong tolong tolong siapa saja tolong saya." teriak Beni di tengah jalan.
"Ben ben."
"Ya Lily jangan bicara dulu, kamu pasti selamat sebentar lagi pertolongan datang."
"Beni, sakit. Ben, aku mohon jika nanti aku tidak selamat, tolong selamatkan bayiku dan beri nama Diana. Aku mohon. Beri nama Diana." dengan terbata Lily berbicara kemudian dia melihat sekeliling gelap dan pingsan.
"Lily." Beni teriak sambil memeluk Lily. Didekapnya Lily semakin kuat. Karena tempat kejadian dekat dengan rumah sakit pertolongan datang lebih cepat.
"Cepat angkat dan segera bawa ke IGD." perintah dokter yang datang dengan beberapa orang perawat. Mereka bergegas ke ruang IGD mengingat banyak darah yang keluar dan bisa membahayakan janinnya.
"Pak, anda silahkan tunggu diluar." kata perawat pada Beni.
"Baiklah, tapi tolong selamatkan Lily dan anaknya."
"Baik pak, kami akan bekerja semaksimal mungkin untuk menyelamatkan keduanya, bapak bantu kami dengan doa."
"Baik sus." jawab Beni sambil berkaca-kaca menahan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya.
"Tuhan, selamatkan Lily dan anaknya."ucap Beni dengan penuh harap. Lily perempuan yang diam-diam dia taksir selama ini, melihatnya seperti ini membuat hati Beni hancur.
"Keluarga Ibu Lily."
"Iya sus, saya."
"Silahkan masuk kedalam, dokter ingin bicara dengan anda pak."
"Baiklah."
Mendengar permintaan suster, pikiran Beni melayang entah kemana, Beni takut sesuatu yang buruk terjadi pada keduanya.
"Maaf dok anda memanggil saya?"
"Oh ya, silahkan masuk. Duduklah. Begini pak, kami sudah berusaha semampu kami dan kami dihadapkan dengan dua pilihan yang sangat berat. Kami hanya bisa menyelamatkan salah satu dari mereka tidak bisa keduanya pak."
"Apa maksud anda dok? Apa Lily ku tidak bisa diselamatkan?" tanya Beni dengan terkejut.
"Kemungkinan untuk keduanya kecil pak, dan kami butuh persetujuan bapak cepat, ibu atau anak pak, ini tidak bisa ditunda lebih lama lagi. Jika terlalu lama keduanya bisa meninggal pak."
Deg. Jantung Beni serasa berhenti berdetak mendengar penjelasan dokter.
"Anak pak selamatkan anaknya." ucap Beni lirih. Ya, Beni memilih anak daripada Lily karena permintaan Lily sebelum dia pingsan dia ingin anaknya diselamatkan.
"Baik pak, operasi akan kita mulai. Bapak silahkan menunggu diluar dan bantu kami doa ya pak semoga Tuhan melindungi keduanya."
"Baik dok." Beni semakin bingung.
"ilihan apa ini, aku memilih anak, bagaimana nanti aku membesarkannya, harus kemana aku bawa anak Lily?" pertanyaan demi pertanyaan terus saja bermunculan di benak Beni tanpa ada satupun jawabannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Syifa Altafunnisa
mampir
2021-04-20
2
Ahmad
like..
2020-09-15
4