Bab 18 Di Mall

Beberapa saat terdiam dan berfikir… akhirnya aku menjawab ajakan Mas Satria .

"Ya udah boleh mas, emangnya Mas gak capek,?

"Kan besok masih libur, lagian jam segini di kos sendirian juga mau ngapain?" Jelas Mas Satria.

Aku mengangguk, menandakan setuju.

"Mb… ini sudah selesai sandalnya," ucap om Tukang Sol sepatu sambil menyodorkan sandalku yang sudah selesai di perbaiki.

"Ohw… cepet banget ya om.. jadi berapa?" Sahutku.

"Sudah ahlinya Mb, hehehehe, 30ribu mb." Jelasnya.

Setelah mambayar dan mengucapkan terima kasih, aku memakai sandalku. Agak sedkit berbeda dari sebelumnya rasanya di kaki, tapi masih terasa nyaman.

"Yuk mb .. jalan lagi, shalat Ashar dulu ya mb… baru kita ke Mall," ajak Mas Satria.

"Ehem.." aku setuju sambil mengangguk.

******

🍂Senja

Dalam hati ku berkata,

"Luar biasa… Mas Satria, dia tidak lupa untuk menjalankan Shalat, semoga bukan karena mencari perhatian ku, bukan karena sedang jalan dengan ku, tapi karena kewajibannya sebagai muslim. Beda dengan kebanyakan laki-laki di jaman sekarang yang mungkin tidak rajin beribadah, fokusnya hanya bekerja saja."

******

Kita mampir lagi ke Masjid untuk melaksanakan shalat Ashar sebelum sampai Mall.

Masih banyak Ja'maah yang datang ke Masjid, ada yang sendiri, ada yang berdua, dan ada yang sekeluarga.

Sebenarnya badan ku udah terasa lengket, ingin rasanya mandi. Tapi aku semprot saja ah pakai parfum, supaya baunya lebih seger sedikit.

Segera aku ambil air wudhu dan shalat.

Selesai semua aku berjalan menuju parkiran motor, tumben Mas Satria belum menunggu di parkiran.

Sambil aku berdiri di samping motor Mas Satria, menunggu dia selesai, aku melihat pemandangan sekitar Masjid sungguh asri, sejuk dan terawat.

Langit sore yang masih agak sedikit cerah, membuat langit masih terlihat terang.

Aku melihat Mas Satria yang berjalan menghampiri ku.

Walaupun sudah sore, dia masih terlihat begitu rapih, dan segar.

"Dari tadi ya mb nunggunya?" Tanya Mas Satria.

"Enggak kok Mas baru beberapa menit yang lalu." Jawab ku.

"Langsung jalan sekarang ajah y mb.. keburu ngantri beli tiketnya." Ajak Mas Satria sambil memakai helm nya.

Aku mengangguk dan langsung memakai helm.

Kita jalan lagi ke arah Mall Kemang.

******

🍂 Di Mall

Sampai di Mall, kita langsung cari parkiran yang terlihat lumayan penuh, banyak motor yang berjajar rapih, Mas Satria dengan sabar dan pelan mencari tempat yang kosong. Karena sekarang weekend jadi wajar jika mall rame.

Beberapa saat akhirnya kita dapat tempat untuk parkir.

Kita masuk ke area Mall, menuju ke area Bioskop.

Dan wuich.... Antriannya lumayan panjang.

Terlihat sekeliling ada etalase yang berisikan cover film yang sedang tayang dan yang akan tayang.

"Mb.. mau nonton film apa?" Tanya Mas Satria.

"Terserah Mas Satria saja, kan Mas yang ngajakin, hehehehe," jawab ku.

*Padahal aku jarang nonton film, terakhir itu sama Sera 1 tahun lalu, nonton Korea yang ada Zombie nya, itu pun karena di paksa dia yang patah hati berat, dan sekarang gak ngerti harus nonton yang mana. Ya… itung-itung kayak orang-orang aja yang suka nonton bioskop. Dan menghilangkan kesedihan ku gara-gara Mas Yusuf.

******

Tiba akhirnya kita di depan petugas tiket.

Mas Satria memilih menonton film luar yang baru rillis.

Dia memilih yang jam tayangnya pukul 19.20.

"Enggak kemalaman Mas?" Tanya ku.

"Enggak mb.. paling ini filmnya 2 jam. Kan biar kita bisa shalat Maghrib dan makan malam dulu, gak papa kan?" Jawab Mas Satria.

Aku pun membalasnya lagi,

"Ohw iya udah gak papa mas."

Padahal jarak dari Mall ke kos an lumayan jauh, kalau naik motor tanpa macet bisa 30 menitan, kalau macet jangan tanya.

Aku kasihan sama Mas Satria,takut dia kecapean.

Kelar membeli tiket Mas Satria mengajakku keliling Mall. Aku lihat jam di tanganku, waktu menunjukkan pukul 17.10.

"Ayou mb.. kita keliling Mall, sambil cari minum" ajak Mas Satria.

"Iya Mas," sahut ku.

*Sedikit aku sambil menunduk dan mencoba mencium pundak ku, memastikan bahwa parfum ku masih menutupi bau badan ku.

"Euhmmm. Euhmmm… untung masih wangi." Lirih ku*.

"Mb… mb.. ada toko Sandal dan Sepatu.. masuk yuk?" Ucap Mas Satria.

"Mau ngapain Mas? Ini kan toko untuk wanita?" Sahutku.

Mas Satria hanya tersenyum santai tapi terlihat manis dan langsung masuk ke dalam.

"Mungkin dia mau beli buat Ibunya dan minta pendapatku," pikirku.

"Mb .. pilih saja sandal yang Mb Suka, itung-itung ganti sandal mb yang tadi putus, kalau saya gak ngajak ke pantai mungkin sandal itu masih bagus, hehehehehehe," ungkap Mas Satria sambil melihat sekeliling toko.

"Gak usah Mas, ini juga masih bisa di pakai, lagian udah takdir juga kalau sandal ku putus hari ini," sahut ku menolak.

Sedikit berdebat beberapa kali, karena Mas Satria membujuk terus agar aku mau di belikan dia sandal, tapi aku menolak, karena merasa tidak enak, bukan sok jual mahal, tapi memang tidak mau merepotkan Mas Satria.

Melihat kegigihan Mas Satria akhirnya aku luluh.

Aku pun memilih sandal yang menurut ku simple tapi elegant. Mas Satria minta aku memakai nya langsung, terlihat wajah Mas Satria yang lega dan bahagia.

"Terima kasih ya Mas, semoga sandal nya awet," ucapku.

"Sama-sama, ayo kita shalat Maghrib, terus makan malam, biar nanti pas nonton gak keroncongan neh perut," kata Mas Satria.

Kita menuju Musolah yang ada di Mall, karena ada di lantai paling atas, lantai 10, akhirnya kita menggunakan lif.

Semoga baik-baik saja, aku sebenarnya trauma naik lif, karena pernah terjebak di dalamnya dan aku hanya dengan Sera.

Alhamdulillah tidak kenapa-kenapa, lif nya aman, sudah terdengar suara Khomat, aku dan Mas Satria segera wudhu dan shalat berjamaah.

Selesai shalat, aku melihat jam tanganku, waktu menunjukkan pukul 18.30, masih ada setengah jam lebih sebelum filmnya mulai.

"Mb… kita makan dulu ya.. kayak rencana tadi, masih cukup kok untuk kita makan malam sebelum filmnya mulai," kata Mas Satria sambil melihat jam tangannya.

"Iya Mas.. makan di food court ajah ya.. kan banyak pilihan menu, dan dekat dengan area Bioskop," sahut ku.

Akhirnya kita makam fast food di ujung area food court, terlihat ramai sekali, untung masih ada meja kosong untuk kita.

Kita menyantap makanan, sambil bercerita tentang hari ini. Mas Satria mengungkap kan kebahagiaan nya karena hari ini aku bisa menemani nya.

Aku pun sedikit lupa akan kesedihan ku tentang Mas Yusuf.

Makanan dan minuman kita sudah habis, bersih, tidak tersisa.

Segera kita siap-siap, masuk ke dalam bioskop.

Aku sedikit agak ngantuk sebenarnya.

Nanti aku pesen kopi ajah untuk menemani makan popcorn sambil melihat filmnya.

Wush…. Wush…

Baru masuk dan melangkah menuju kursi terasa dingin sekali ruangannya. Aku tidak memakai jaket, semoga badan ku bisa menyesuaikan suhu ruangan nya.

Film segera dimulai, aku dan Mas Satria mendapat tempat di deretan pojok paling atas.

Terlihat kursi penuh oleh para penonton, mungkin filmnya bagus, jadi peminatnya banyak.

Aku melirik ke arah Mas Satria, dia fokus menonton filmnya sambil menikmati popcorn yang tadi dia beli.

Hoaammm.... ehm…. Karena suasana yang redup membuat aku merasa ngantuk, aku seruput kembali es kopi ku, tapi tetap saja rasa kantukku belum hilang.

Zzzzz z zzzzz Zzzzzzzzz

"Mb… mb… pulang yuk… filmnya sudah selesai."

Terdengar suara lirih terdengar di telingaku...

"Ehm… ehm. Ehm.. pulang kemana? Aku masih ngantuk," jawab ku sambil masih memejamkan mata.

"Pulang ke kos.. ayo mb.. bangun," suara itu meyakinkan ku lagi dan terasa pipi ku ada yang mengelus.

Perlahan aku membuka mata, sambil mengusap bibir ku yang terasa basah..dan..

"Astaghfirullah.. maaf mas.. ya ampun… aku ketiduran.. maaf ya mas..," aku tersadar.

*** Malu.. malu.. malu…

"Sudah selesai mb filmnya, pulang yuk," ajak Mas Satria.

"Iya Mas" jawabku sambil mengumpulkan nyawa dan merapihkan penampilan ku.

Aku berjalan beriringan dengan Mas Satria, sebenarnya masih ngantuk sekali rasanya ingin langsung jatuh di kasur.

Mas Satria melihat ku dengan tersenyum dan dia sedikit menggandengku, mungkin dia takut kalau aku salah jalan.

"Mb.. ngantuk banget ya.. mau ke toilet dulu gak buat cuci muka?" Ujar Mas Satria.

"Ehm… heheheheh, iya mas… aku ke toilet sebentar ya.. " sahut ku dengan mata masih sayu.

******

🍂*Senja

Berjalan lah kita ke toilet. Aku masuk dan langsung menuju wastafel, aku buka keran dan byur… byur.. aku siram kan air ke seluruh wajah ku, segar rasanya,

Ayo mata melek.. melek dounx!!!!

Aku diam sesaat , kemudian aku siram kan lagi air ke wajah ku.. sampai rasa kantukku sedikit hilang…

Aku keringkan dengan tisu yang aku bawa di tas.

Aku rasa sudah cukup. Haduch.. aku sadar, kenapa sampai ketiduran, kopinya gak efek ini mah.. tadi ngorok gak ya? Kok aku berasa bibir ku basah, haduch jangan-jangan aku ngiler lagi!!!!

uuuh…. malu.. malu.. malu*

******

🍂Happy reading…

Jangan bosen ya baca setiap episodenya..

Jangan lupa like, comment, add fav and rate 5 ya…

♥️♥️♥️♥️🤗🤗🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Ilham Rasya

Ilham Rasya

lanjut like

2020-09-20

0

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

like

2020-09-09

0

Nay⚘

Nay⚘

hadir

2020-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I Prolog
2 Bab 2 Prank
3 Bab 3 Kenangan Senja
4 Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5 Bab 5 Pak Satria
6 Bab 6 Perbincangan di Kafe
7 Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8 Bab 8 Dinner
9 Bab 9 Tentang Mimpi
10 Bab 10 Grup WA 'SK'
11 Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12 Bab 12 Terkejutnya Senja
13 Bab 13 Mas Yusuf
14 Bab 14 Jawaban Senja
15 Bab 15 Di Pantai
16 Bab 16 Kesedihan Senja
17 Bab 17 Di Kota Tua
18 Bab 18 Di Mall
19 Bab 19 Visualisasi
20 Bab 20 Kelucuan Senja
21 Bab 21 Soto Lamongan
22 Bab 22 Curhat
23 Bab 23 Makan Siang
24 Bab 24 Kecelakaan
25 Bab 25 Di Depan Kos
26 Bab 26 Mbok Mintel
27 Bab 27 Senja Yang Sakit
28 Bab 28 Klinik
29 Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30 Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31 Bab 31 Boleh Pulang
32 Bab 32 Kamar Kos
33 Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34 Bab 34 Berempat
35 Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36 Bab 36 Mbak Tiara
37 Bab 37 Kabar Duka
38 Bab 38 Kabar Pemakaman
39 Bab 39 Rumah Duka
40 Bab 40 Pemakaman
41 Bab 41 Opname Lagi
42 Bab 42 Pagi Yang Kocak
43 Bab 43 Ungkapan Hati
44 Bab 44 Perjalanan Pulang
45 Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46 Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48 Bab 48 Butuh Piknik
49 Bab 49 Surprise!!!
50 Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51 Bab 51 Rencana Liburan
52 Bab 52 Kabar Gembira
53 Bab 53 Senja dan Mas Satria
54 Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55 Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56 Bab 56 Membeli Hadiah
57 Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58 Bab 58 Kenapa Aku?
59 Bab 59 Terkejut!!
60 Bab 60 Persiapan
61 Bab 61 Begadang
62 Bab 62 Kesiangan
63 Bab 63 Persiapan OTW
64 Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65 Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66 Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67 Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68 Bab 68 Sampai Di Solo
69 Bab 69 Pagi di Hotel
70 Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71 Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72 Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73 Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74 Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75 Bab 75 Cerita Mas Satria
76 Bab 76 Alun-alun Solo
77 Bab 77 Kenangan
78 Bab 78 Wejangan Ajeng
79 Bab 79 Pagi Yang Hangat
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab I Prolog
2
Bab 2 Prank
3
Bab 3 Kenangan Senja
4
Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5
Bab 5 Pak Satria
6
Bab 6 Perbincangan di Kafe
7
Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8
Bab 8 Dinner
9
Bab 9 Tentang Mimpi
10
Bab 10 Grup WA 'SK'
11
Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12
Bab 12 Terkejutnya Senja
13
Bab 13 Mas Yusuf
14
Bab 14 Jawaban Senja
15
Bab 15 Di Pantai
16
Bab 16 Kesedihan Senja
17
Bab 17 Di Kota Tua
18
Bab 18 Di Mall
19
Bab 19 Visualisasi
20
Bab 20 Kelucuan Senja
21
Bab 21 Soto Lamongan
22
Bab 22 Curhat
23
Bab 23 Makan Siang
24
Bab 24 Kecelakaan
25
Bab 25 Di Depan Kos
26
Bab 26 Mbok Mintel
27
Bab 27 Senja Yang Sakit
28
Bab 28 Klinik
29
Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30
Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31
Bab 31 Boleh Pulang
32
Bab 32 Kamar Kos
33
Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34
Bab 34 Berempat
35
Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36
Bab 36 Mbak Tiara
37
Bab 37 Kabar Duka
38
Bab 38 Kabar Pemakaman
39
Bab 39 Rumah Duka
40
Bab 40 Pemakaman
41
Bab 41 Opname Lagi
42
Bab 42 Pagi Yang Kocak
43
Bab 43 Ungkapan Hati
44
Bab 44 Perjalanan Pulang
45
Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46
Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48
Bab 48 Butuh Piknik
49
Bab 49 Surprise!!!
50
Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51
Bab 51 Rencana Liburan
52
Bab 52 Kabar Gembira
53
Bab 53 Senja dan Mas Satria
54
Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55
Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56
Bab 56 Membeli Hadiah
57
Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58
Bab 58 Kenapa Aku?
59
Bab 59 Terkejut!!
60
Bab 60 Persiapan
61
Bab 61 Begadang
62
Bab 62 Kesiangan
63
Bab 63 Persiapan OTW
64
Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65
Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66
Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67
Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68
Bab 68 Sampai Di Solo
69
Bab 69 Pagi di Hotel
70
Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71
Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72
Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73
Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74
Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75
Bab 75 Cerita Mas Satria
76
Bab 76 Alun-alun Solo
77
Bab 77 Kenangan
78
Bab 78 Wejangan Ajeng
79
Bab 79 Pagi Yang Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!