Bab 15 Di Pantai

Suasana jalanan sedikit sepi dan lengang, karena hari libur.

Kita berhenti sejenak karena terhalang oleh lampu merah di perempatan depan pasar.

"Mb… lihat anak balita nya lucu sekali ya.. gemes," celetuk Mas Satria sambil nengok ke samping kanan kita.

Aku pun menengoknya, benar .. anak perempuan sekitar usia 2 tahun, cantik, putih yang di gendong ibunya yang sedang membonceng, mungkin juga itu suaminya.

"Iya Mas, gemes ya.. cantik," sahutku.

Lampu hijau sudah menyala lagi, Mas Satria perlahan menarik gas motor nya dan kita melanjut kan perjalanan.

Tak lama kita berjalan Mas Satria bertanya,

"Mb Senja.. nanti kalau sudah menikah pengen punya anak berapa,?

Pertanyaan yang membuat ku diam, bingung, dan heran. Karena baru kali ini ada yang menanyakan hal itu.

"Apa maksud dari Mas Satria menanyakan itu?," lirih ku dalam hati.

Aku jawab saja dengan balik bertanya,

"Kenapa emangnya Mas? Kok Mas nanya begitu? Kalau Mas sendiri pengen punya anak berapa,?

"Louch kamu malah balik nanya mb, hehehehehe, ngalah deh, kalau saya pengen punya anak empat," jawab Mas Satria.

"Ehm… banyak juga ya. Sebenernya saya belum berfikir ke arah situ Mas, karena masih fokus kerja," sahut ku.

"Ohw begitu," ucap Mas Satria.

*******

Sampai lah kita di area kawasan pantai. Langsung menuju ke arah parkiran motor.

Karena masih pagi jadi masih agak sepi dan motor pun masih belum banyak terparkir.

Aku turun membuka dan merapihkan helm, begitu pun Mas Satria, dan langsung menstandarkan motornya.

Kita berjalan menuju area wisata Pantai nya.

Udara yang masih sejuk, terdengar suara ombak yang lirih bergemuruh yang datang dan pergi, silih berganti menghampiri bibir pantai.

"Mb.. cari sarapan dulu yuk.. pasti mb juga belum sarapan kan?" ajak Mas Satria.

"Ehm… iya mas," sahut ku.

Sambil menelusuri jalanan pantai.. kita mencari yang jualan sarapan.

Dan ada yang jualan ketoprak. Kita langsung menghampirinya.

"Pak.. pesen ketoprak 2, jangan pedas, sama teh anget manisnya juga 2." ucap Mas Satria ke bapak tukang ketopraknya.

"Suasana yang indah ya Mas, santai, terima kasih sudah mengajakku kesini," kataku.

"Iya mb… sama-sama, aku juga senang mb Senja mau di ajak jalan, kalau gak, aku pergi sendirian, hehehehehe" sahut Mas Satria sambil mengeluarkan kamera DSLR nya.

"Ohw.. kan ada Mas Yusuf atau teman Mas yang lain?" imbuh ku.

"Yusuf katanya ada urusan, teman yang lain banyak kan di Batam, kan saya baru tinggal di Jakarta, jadi temannya baru sedikit," ucap Mas Satria.

"Ehm.. suka foto juga ya Mas,? tanyaku.

"Iya.. kenapa hari ini saya ngajak mb, ya.. biar nemenin saya foto-foto dan Mb Bisa jadi modelnya, hehehehehehe,"jawab Mas Satria.

"Hehehehe.. masa saya jadi model, tampang pas-pasan gini Mas, nanti saya temenin ajah ya keliling sini sambil cari spot yang bagus biar hasil fotonya kece," sahut ku.

🍂Senja

Makanan kita sudah datang, perlahan aku dan Mas Satria menyantapnya.

Cara makan Mas Satria yang pelan-pelan tanpa berkecap berlebihan, tanpa mengeluarkan suara mulut yang membuat infeel,membuat aku sedikit terpesona. Karena aku pernah jalan sama cowok yang di kenalkan Ajeng, waktu makan bareng berisik, cara ngunyah nya yang membuat suara tidak nyaman di dengar, sehingga nafsu makan ku hilang. Dan kata Ibu orang yang makan seperti itu termasuk tidak sopan.

*****

Makanan kita sudah habis, rasa ketoprak nya enak dan porsinya juga pas untuk sarapan.

Mas Satria lalu menghampiri bapak tukang ketopraknya, dan membayar semuanya.

Tak lupa mengucapkan terima kasih.

Kita berjalan ke arah bibir pantai, melihat matahari sudah mulai naik ke langit, membuat udara semakin hangat.

Kita bercakap santai, bercerita kisah dari jaman sekolah, kuliah, dan sampai kerja.

Tak lupa Mas Satria memotret area sekitar pantai, terlihat seperti fotografer profesional.

Dari ceritanya betapa pengalamannya lebih banyak di bandingkan denganku. Kali ini aku merasa nyaman, nyambung, dan asyik berbincang dengan Mas Satria, walaupun kita baru kenal dan pertama kali jalan bareng di hari libur. Semoga dia seperti ini terus, tidak berubah.

"Mb.. cari ombak yuks... bagus kalau foto nanti ada cipratan ombak nya," ucap Mas Satria.

"Aku lepas sendal dulu ya Mas," sahut ku.

Aku dan Mas Satria pun melepas sendal dan menaruhnya di bibir pantai.

Terasa hangat pasir pantai yang coklat kehitaman yang mulai berbaur di telapak kakiku.

Ombak datang dan membasahi kaki ku, untung celana ku sudah sedikit aku linting ke atas, jadi tidak terlalu basah celanaku.

Cekrek… cekrek.. suara dari kamera Mas Satria yang terus memotret.

"Mb… diam di situ ya sebentar," ucap Pak Satria

Cekrek… cekrek.. lagi.. ternyata dia memotret ku.

"Mas… nanti hasilnya jelek.. ini rambut saya acak-acakan begini kena angin," kataku sambil merapihkan rambut ku.

"Hehehehehe, kan natural mb, alami lebih bagus, percaya sama saya," sahut Mas Satria sambil melihat hasil foto di kameranya.

Aku balik badan saja, malu rasanya. Aku jarang sekali foto, apalagi di foto.

Mas Satria mengejarku, agar berjalan beriringan.

Tiba-tiba ombak terlalu kencang menghantam ke arah kita, kaki ku tidak kuat menopangnya, dan sedikit hampir terjatuh..

Byurr…. Byur….

Ehh.. eeeh.. haduch, aku sedikit hampir terjatuh.

Dengan sigap Mas Satria menangkap ku.

Terasa tangan Mas Satria yang kuat menopang tubuh ku, dan… kita berpelukan.

"Kejadian apa lagi ini??" gumam ku dalam hati.

"Mb... Gak papa kan?" Ucap Mas Satria memastikan ku tidak kenapa-kenapa.

Segera aku melepas kan pelukan itu, dan tertunduk malu.

"Ehm… gak papa Mas, maaf Mas," timpa ku

"Ya udah main ombaknya sudah cukup yuk, karena ombak nya semakin besar, ayou kita cari minum saja mb," ajak Mas Satria.

Kita mengambil sandal dan menentengnya, karena kaki kita basah dan berbalut pasir. Sambil mencari toliet untuk membersihkan kaki.

Kaki kita sudah bersih, tapi celana ku sedikit masih basah ujung bawahnya.

"Tak apalah nanti juga kering kena angin," lirih ku.

Kita duduk di tempat yang jualan kelapa ijo. Mas Satria memesan dua kelapa ijo asli, kata dia suapaya tidak dehidrasi dan mending cari yang alami.

"Lihat hasil foto nya bagus gak mb? Sama lihat fotonya mb juga," ucap Mas Satria sambil memberikan kameranya.

Aku mengambilnya dan melihat satu per satu hasil jepretan Mas Satria. Hasilnya bagus-bagus, seperti yang aku biasa lihat di Instagram.

"Bagus semua Mas, tapi kok gak ada fotonya Mas?" kataku.

"Hehehehe. Terima kasih, aku suka foto tapi tidak suka di foto." jawab dia.

Kepala ijo nya sudah datang dan kita langsung menikmatinya.

Mas Satria begitu bahagia hari ini, begitu pun aku.

Entah bagaimana hubungan kita, aku hanya tidak mau GR, tetap fokus kerja dan profesional kalau dengan Mas Satria ya sebatas teman.

Terdengar suara memanggilku dan Mas Satria dari arah samping kita duduk.

"Hai….. Saaaatriiaaaaa…Seeeenjaaaa,"

Aku dan Mas Satria langsung menoleh...

Dan itu Mas Yusuf!!!!

Sambil melambaikan tangan nya dia berjalan dengan seorang wanita yang terlihat seumuran dan cantik.

🍂 Happy reading

Ikuti terus cerita Mereka ya…

Jangan lupa like, add fav, rate and comment 🤗

Terpopuler

Comments

Ilham Rasya

Ilham Rasya

4 like Thor mendarat 💪💪😅


pernikahanku 🙏

2020-09-18

0

Mommy 2

Mommy 2

Boom like thor ☺
Salam dari cerita aku :
"Terjebak Diantara Dua Hati"
"PANGGIL AKU MAS!"

Semangat Up 🤗🤗🤗

2020-09-10

0

Nay⚘

Nay⚘

aku datang

2020-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I Prolog
2 Bab 2 Prank
3 Bab 3 Kenangan Senja
4 Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5 Bab 5 Pak Satria
6 Bab 6 Perbincangan di Kafe
7 Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8 Bab 8 Dinner
9 Bab 9 Tentang Mimpi
10 Bab 10 Grup WA 'SK'
11 Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12 Bab 12 Terkejutnya Senja
13 Bab 13 Mas Yusuf
14 Bab 14 Jawaban Senja
15 Bab 15 Di Pantai
16 Bab 16 Kesedihan Senja
17 Bab 17 Di Kota Tua
18 Bab 18 Di Mall
19 Bab 19 Visualisasi
20 Bab 20 Kelucuan Senja
21 Bab 21 Soto Lamongan
22 Bab 22 Curhat
23 Bab 23 Makan Siang
24 Bab 24 Kecelakaan
25 Bab 25 Di Depan Kos
26 Bab 26 Mbok Mintel
27 Bab 27 Senja Yang Sakit
28 Bab 28 Klinik
29 Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30 Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31 Bab 31 Boleh Pulang
32 Bab 32 Kamar Kos
33 Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34 Bab 34 Berempat
35 Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36 Bab 36 Mbak Tiara
37 Bab 37 Kabar Duka
38 Bab 38 Kabar Pemakaman
39 Bab 39 Rumah Duka
40 Bab 40 Pemakaman
41 Bab 41 Opname Lagi
42 Bab 42 Pagi Yang Kocak
43 Bab 43 Ungkapan Hati
44 Bab 44 Perjalanan Pulang
45 Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46 Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48 Bab 48 Butuh Piknik
49 Bab 49 Surprise!!!
50 Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51 Bab 51 Rencana Liburan
52 Bab 52 Kabar Gembira
53 Bab 53 Senja dan Mas Satria
54 Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55 Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56 Bab 56 Membeli Hadiah
57 Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58 Bab 58 Kenapa Aku?
59 Bab 59 Terkejut!!
60 Bab 60 Persiapan
61 Bab 61 Begadang
62 Bab 62 Kesiangan
63 Bab 63 Persiapan OTW
64 Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65 Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66 Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67 Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68 Bab 68 Sampai Di Solo
69 Bab 69 Pagi di Hotel
70 Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71 Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72 Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73 Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74 Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75 Bab 75 Cerita Mas Satria
76 Bab 76 Alun-alun Solo
77 Bab 77 Kenangan
78 Bab 78 Wejangan Ajeng
79 Bab 79 Pagi Yang Hangat
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab I Prolog
2
Bab 2 Prank
3
Bab 3 Kenangan Senja
4
Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5
Bab 5 Pak Satria
6
Bab 6 Perbincangan di Kafe
7
Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8
Bab 8 Dinner
9
Bab 9 Tentang Mimpi
10
Bab 10 Grup WA 'SK'
11
Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12
Bab 12 Terkejutnya Senja
13
Bab 13 Mas Yusuf
14
Bab 14 Jawaban Senja
15
Bab 15 Di Pantai
16
Bab 16 Kesedihan Senja
17
Bab 17 Di Kota Tua
18
Bab 18 Di Mall
19
Bab 19 Visualisasi
20
Bab 20 Kelucuan Senja
21
Bab 21 Soto Lamongan
22
Bab 22 Curhat
23
Bab 23 Makan Siang
24
Bab 24 Kecelakaan
25
Bab 25 Di Depan Kos
26
Bab 26 Mbok Mintel
27
Bab 27 Senja Yang Sakit
28
Bab 28 Klinik
29
Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30
Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31
Bab 31 Boleh Pulang
32
Bab 32 Kamar Kos
33
Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34
Bab 34 Berempat
35
Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36
Bab 36 Mbak Tiara
37
Bab 37 Kabar Duka
38
Bab 38 Kabar Pemakaman
39
Bab 39 Rumah Duka
40
Bab 40 Pemakaman
41
Bab 41 Opname Lagi
42
Bab 42 Pagi Yang Kocak
43
Bab 43 Ungkapan Hati
44
Bab 44 Perjalanan Pulang
45
Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46
Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48
Bab 48 Butuh Piknik
49
Bab 49 Surprise!!!
50
Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51
Bab 51 Rencana Liburan
52
Bab 52 Kabar Gembira
53
Bab 53 Senja dan Mas Satria
54
Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55
Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56
Bab 56 Membeli Hadiah
57
Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58
Bab 58 Kenapa Aku?
59
Bab 59 Terkejut!!
60
Bab 60 Persiapan
61
Bab 61 Begadang
62
Bab 62 Kesiangan
63
Bab 63 Persiapan OTW
64
Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65
Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66
Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67
Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68
Bab 68 Sampai Di Solo
69
Bab 69 Pagi di Hotel
70
Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71
Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72
Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73
Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74
Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75
Bab 75 Cerita Mas Satria
76
Bab 76 Alun-alun Solo
77
Bab 77 Kenangan
78
Bab 78 Wejangan Ajeng
79
Bab 79 Pagi Yang Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!