Suasana jalanan sedikit sepi dan lengang, karena hari libur.
Kita berhenti sejenak karena terhalang oleh lampu merah di perempatan depan pasar.
"Mb… lihat anak balita nya lucu sekali ya.. gemes," celetuk Mas Satria sambil nengok ke samping kanan kita.
Aku pun menengoknya, benar .. anak perempuan sekitar usia 2 tahun, cantik, putih yang di gendong ibunya yang sedang membonceng, mungkin juga itu suaminya.
"Iya Mas, gemes ya.. cantik," sahutku.
Lampu hijau sudah menyala lagi, Mas Satria perlahan menarik gas motor nya dan kita melanjut kan perjalanan.
Tak lama kita berjalan Mas Satria bertanya,
"Mb Senja.. nanti kalau sudah menikah pengen punya anak berapa,?
Pertanyaan yang membuat ku diam, bingung, dan heran. Karena baru kali ini ada yang menanyakan hal itu.
"Apa maksud dari Mas Satria menanyakan itu?," lirih ku dalam hati.
Aku jawab saja dengan balik bertanya,
"Kenapa emangnya Mas? Kok Mas nanya begitu? Kalau Mas sendiri pengen punya anak berapa,?
"Louch kamu malah balik nanya mb, hehehehehe, ngalah deh, kalau saya pengen punya anak empat," jawab Mas Satria.
"Ehm… banyak juga ya. Sebenernya saya belum berfikir ke arah situ Mas, karena masih fokus kerja," sahut ku.
"Ohw begitu," ucap Mas Satria.
*******
Sampai lah kita di area kawasan pantai. Langsung menuju ke arah parkiran motor.
Karena masih pagi jadi masih agak sepi dan motor pun masih belum banyak terparkir.
Aku turun membuka dan merapihkan helm, begitu pun Mas Satria, dan langsung menstandarkan motornya.
Kita berjalan menuju area wisata Pantai nya.
Udara yang masih sejuk, terdengar suara ombak yang lirih bergemuruh yang datang dan pergi, silih berganti menghampiri bibir pantai.
"Mb.. cari sarapan dulu yuk.. pasti mb juga belum sarapan kan?" ajak Mas Satria.
"Ehm… iya mas," sahut ku.
Sambil menelusuri jalanan pantai.. kita mencari yang jualan sarapan.
Dan ada yang jualan ketoprak. Kita langsung menghampirinya.
"Pak.. pesen ketoprak 2, jangan pedas, sama teh anget manisnya juga 2." ucap Mas Satria ke bapak tukang ketopraknya.
"Suasana yang indah ya Mas, santai, terima kasih sudah mengajakku kesini," kataku.
"Iya mb… sama-sama, aku juga senang mb Senja mau di ajak jalan, kalau gak, aku pergi sendirian, hehehehehe" sahut Mas Satria sambil mengeluarkan kamera DSLR nya.
"Ohw.. kan ada Mas Yusuf atau teman Mas yang lain?" imbuh ku.
"Yusuf katanya ada urusan, teman yang lain banyak kan di Batam, kan saya baru tinggal di Jakarta, jadi temannya baru sedikit," ucap Mas Satria.
"Ehm.. suka foto juga ya Mas,? tanyaku.
"Iya.. kenapa hari ini saya ngajak mb, ya.. biar nemenin saya foto-foto dan Mb Bisa jadi modelnya, hehehehehehe,"jawab Mas Satria.
"Hehehehe.. masa saya jadi model, tampang pas-pasan gini Mas, nanti saya temenin ajah ya keliling sini sambil cari spot yang bagus biar hasil fotonya kece," sahut ku.
🍂Senja
Makanan kita sudah datang, perlahan aku dan Mas Satria menyantapnya.
Cara makan Mas Satria yang pelan-pelan tanpa berkecap berlebihan, tanpa mengeluarkan suara mulut yang membuat infeel,membuat aku sedikit terpesona. Karena aku pernah jalan sama cowok yang di kenalkan Ajeng, waktu makan bareng berisik, cara ngunyah nya yang membuat suara tidak nyaman di dengar, sehingga nafsu makan ku hilang. Dan kata Ibu orang yang makan seperti itu termasuk tidak sopan.
*****
Makanan kita sudah habis, rasa ketoprak nya enak dan porsinya juga pas untuk sarapan.
Mas Satria lalu menghampiri bapak tukang ketopraknya, dan membayar semuanya.
Tak lupa mengucapkan terima kasih.
Kita berjalan ke arah bibir pantai, melihat matahari sudah mulai naik ke langit, membuat udara semakin hangat.
Kita bercakap santai, bercerita kisah dari jaman sekolah, kuliah, dan sampai kerja.
Tak lupa Mas Satria memotret area sekitar pantai, terlihat seperti fotografer profesional.
Dari ceritanya betapa pengalamannya lebih banyak di bandingkan denganku. Kali ini aku merasa nyaman, nyambung, dan asyik berbincang dengan Mas Satria, walaupun kita baru kenal dan pertama kali jalan bareng di hari libur. Semoga dia seperti ini terus, tidak berubah.
"Mb.. cari ombak yuks... bagus kalau foto nanti ada cipratan ombak nya," ucap Mas Satria.
"Aku lepas sendal dulu ya Mas," sahut ku.
Aku dan Mas Satria pun melepas sendal dan menaruhnya di bibir pantai.
Terasa hangat pasir pantai yang coklat kehitaman yang mulai berbaur di telapak kakiku.
Ombak datang dan membasahi kaki ku, untung celana ku sudah sedikit aku linting ke atas, jadi tidak terlalu basah celanaku.
Cekrek… cekrek.. suara dari kamera Mas Satria yang terus memotret.
"Mb… diam di situ ya sebentar," ucap Pak Satria
Cekrek… cekrek.. lagi.. ternyata dia memotret ku.
"Mas… nanti hasilnya jelek.. ini rambut saya acak-acakan begini kena angin," kataku sambil merapihkan rambut ku.
"Hehehehehe, kan natural mb, alami lebih bagus, percaya sama saya," sahut Mas Satria sambil melihat hasil foto di kameranya.
Aku balik badan saja, malu rasanya. Aku jarang sekali foto, apalagi di foto.
Mas Satria mengejarku, agar berjalan beriringan.
Tiba-tiba ombak terlalu kencang menghantam ke arah kita, kaki ku tidak kuat menopangnya, dan sedikit hampir terjatuh..
Byurr…. Byur….
Ehh.. eeeh.. haduch, aku sedikit hampir terjatuh.
Dengan sigap Mas Satria menangkap ku.
Terasa tangan Mas Satria yang kuat menopang tubuh ku, dan… kita berpelukan.
"Kejadian apa lagi ini??" gumam ku dalam hati.
"Mb... Gak papa kan?" Ucap Mas Satria memastikan ku tidak kenapa-kenapa.
Segera aku melepas kan pelukan itu, dan tertunduk malu.
"Ehm… gak papa Mas, maaf Mas," timpa ku
"Ya udah main ombaknya sudah cukup yuk, karena ombak nya semakin besar, ayou kita cari minum saja mb," ajak Mas Satria.
Kita mengambil sandal dan menentengnya, karena kaki kita basah dan berbalut pasir. Sambil mencari toliet untuk membersihkan kaki.
Kaki kita sudah bersih, tapi celana ku sedikit masih basah ujung bawahnya.
"Tak apalah nanti juga kering kena angin," lirih ku.
Kita duduk di tempat yang jualan kelapa ijo. Mas Satria memesan dua kelapa ijo asli, kata dia suapaya tidak dehidrasi dan mending cari yang alami.
"Lihat hasil foto nya bagus gak mb? Sama lihat fotonya mb juga," ucap Mas Satria sambil memberikan kameranya.
Aku mengambilnya dan melihat satu per satu hasil jepretan Mas Satria. Hasilnya bagus-bagus, seperti yang aku biasa lihat di Instagram.
"Bagus semua Mas, tapi kok gak ada fotonya Mas?" kataku.
"Hehehehe. Terima kasih, aku suka foto tapi tidak suka di foto." jawab dia.
Kepala ijo nya sudah datang dan kita langsung menikmatinya.
Mas Satria begitu bahagia hari ini, begitu pun aku.
Entah bagaimana hubungan kita, aku hanya tidak mau GR, tetap fokus kerja dan profesional kalau dengan Mas Satria ya sebatas teman.
Terdengar suara memanggilku dan Mas Satria dari arah samping kita duduk.
"Hai….. Saaaatriiaaaaa…Seeeenjaaaa,"
Aku dan Mas Satria langsung menoleh...
Dan itu Mas Yusuf!!!!
Sambil melambaikan tangan nya dia berjalan dengan seorang wanita yang terlihat seumuran dan cantik.
🍂 Happy reading
Ikuti terus cerita Mereka ya…
Jangan lupa like, add fav, rate and comment 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Ilham Rasya
4 like Thor mendarat 💪💪😅
pernikahanku 🙏
2020-09-18
0
Mommy 2
Boom like thor ☺
Salam dari cerita aku :
"Terjebak Diantara Dua Hati"
"PANGGIL AKU MAS!"
Semangat Up 🤗🤗🤗
2020-09-10
0
Nay⚘
aku datang
2020-09-05
0