Bab 4 Ciuman Pertama Senja

Aku keluar dari toilet dan segera menuju meja kerjaku.

5 menit lagi meetingnya akan mulai. Ajeng pun sudah siap membawa berkas laporannya dan mengajakku bersama menuju ke ruangan meeting.

Sesampainya di ruang meeting sudah beberapa staff menempati kursinya masing-masing, segera aku dan Ajeng duduk berdampingan.

Dan akhirnya Pak Mirza datang dengan seorang laki-laki. Semuanya terdiam dan mungkin di dalam hati juga bertanya-tanya, siapa laki-laki itu?

Begitupun aku, laki-laki yang tadi bertabrakan dengan ku ternyata yang bersama Pak Mirza.

Rasa malu yang masih aku rasakan pelan-pelan aku hilang kan. Sedikit demi sedikit aku menghela nafas, agar rasa malu dan grogiku hilang.

" Selamat pagi semuanya. " sapaan Pak Mirza seraya berjalan menuju kursi meetingnya.

Jawab kita semua yang di ada di ruang meeting kompak,

"Pagi pak."

Setelah semua duduk kembali akhirnya meeting di mulai dan laki-laki itu duduk di samping Pak Mirza yang artinya bersebelahan denganku juga.

Tapi aku berusaha profesional dan bersikap seakan tadi tidak terjadi apa-apa.

" Baik, semuanya saya kenal kan rekan kerja kita yang baru, nama nya Mas Satria, ke depannya yang akan membantu saya mengawasi bagian eksport import dan menjadi asisten saya karena saya juga harus sering keluar kota untuk fokus pembangunan cabang kantor kita yang baru, " jelas Pak Mirza membuka meeting hari ini.

Sambil saling melirik antara aku dan Ajeng senyum dan berkode dengan mata kita.

" Silahkan Mas Satria, perkenalkan diri anda ke teman-teman semua, " ucap Pak Mirza.

Dengan penuh percaya diri dan santai laki-laki itu segera memperkenalkan diri.

" Baik Pak. Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Satria Wijaya Putra, usia saya 32 tahun. Terima kasih sudah memberikan saya kesempatan bergabung di perusahaan ini. Mohon kerjasama dan bimbingannya. "

Perkenalan yang singkat sudah selesai. Setelah itu kita membahas meeting laporan harian seperti biasa.

Masing-masing bagian mempresentasikan laporan secara bergantian. Dan meeting pun selesai.

Semua satu per satu meninggalkan ruangan meeting. Aku dan Ajeng berjalan bersamaan menuju meja kita masing-masing.

Sambil berbisik lirih si Ajeng berkata,

" Nja, ganteng dan gagah ya, gak keliatan umur 32 louch Pak Satria, coba Putri masuk pasti tambah heboh. "

Aku hanya tersenyum membalas ucapan Ajeng, karena ingat kejadian tadi pagi. Dan memang aku tidak cerita dengan Ajeng, nanti dia heboh.

Sesampainya di meja kerja, aku merapihkan berkas laporan dan menyimpan nya di tempat biasa.

Aku cek email lagi, barang kali ada konfirmasi dari customer.

Tak lama telepon di meja kerjaku berdering dan segera aku angkat.

" Halo, selamat pagi dengan Senja, ada yang bisa di bantu? "

" Pagi, Mbak Senja di tunggu di ruangan bapak sekarang. " sahut suara di balik telepon dan ternyata dari sekertaris Pak Mirza.

" Baik Mbak " jawabku singkat.

Setelah aku tutup telepon, segera aku menuju ruangan Pak Mirza.

Dengan santai aku berjalan dan setelah sampai pintu aku ketok dan masuk.

" Permisi pak, selamat pagi, " ucapku.

" Bagi Mbak, silahkan duduk, " jawab Pak Mirza santai.

Beberapa hal pekerjaan di tanyakan Pak Mirza. Alhamdulillah semuanya lancar dan tak ada masalah. Dan tak lama terdengar pintu terbuka.

" Permisi pak, " terdengar suara laki-laki masuk dan aku sedikit menengok.

Dan ternyata Pak Satria yang masuk. Haduh!! rasanya bingung dan malu.

" Silahkan duduk Mas, kita bahas job desk kerjaan Mas sama Mb Senja ya, Mbak Senja ini nanti yang akan membantu Mas di perusahaan ini, jadi kalau ada apa-apa bisa konfirmasi langsung sama Mbak Senja." Penjelasan Pak Mirza yang membuat hatiku semakin deg-deg kan.

Tak lama Pak Satria tiba-tiba menyodorkan tangan nya dan mengajakku berjabat tangan.

Dan langsung berkata,

" Saya Satria, mohon bantuan dan bimbingannya ya Mbak Senja. "

" Baik Pak semoga saya bisa membantu dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini, " jawab ku dengan senyuman yang sebenarnya malu.

Dan kita berbincang membahas bagaimana untuk persiapan cabang kantor baru, bagaimana nanti agar perusahaan kita tetap stabil.

Aku tidak sengaja melirik ke jam dinding dan waktu sudah menunjukkan pukul 11.55, yang artinya sebentar lagi jam makan siang.

Tetapi Pak Mirza masih asyik dengan perbincangan hangat menanyakan pengalaman kerja Pak Satria dan aku juga sedikit menceritakan tentang pengalaman di perusahaan ini.

Setelah karyawan satu persatu meninggalkan meja kerjanya, baru lah Pak Mirza menyadari bahwa sudah waktunya jam makan siang.

" Wah, asyik kita berdiskusi ternyata sudah waktunya istirahat jam makan siang, ayo kita makan siang bareng Mas Satria dan Mbak Senja, sekalian ngasih tahu Pak Satria daerah sekitar kantor. " tegas Pak Mirza sambil mengajak kita keluar makan siang bareng.

Dalam hati aku gak enak sama Ajeng, karena udah janjian makan siang bareng apalagi Putri juga masih cuti, selain itu juga malu karena di ajak bareng sama Pak Satria, yang artinya aku wanita sendirian nanti. Tapi, aku juga gak enak sama Pak Mirza jika menolak ajakannya.

Akhirnya kita makan siang bareng. Di kafe yang jaraknya 15 menit dari kantor.

Sesampainya di Kafe kita mencari tempat duduk, Pak Mirza memilih dibagian outdour lantai 2 karena dia suka dengan suasana terbuka, sekalian melihat Pemandangan kota Jakarta.

Kita duduk dan tak lama seorang waitress memberikan daftar menu. Kita masing-masing memilih makanan dan minuman.

Dan tak lama kita memesan dan ternyata pesanan aku dan Pak Satria sama.

Pak Mirza pun meledek,

" Wah selera kalian sama ternyata. "

Aku dan Pak Satria hanya tersenyum dan saling menatap.

" Mungkin kebetulan saja Pak. " Jelas ku yang malu.

Dan dalam hatiku bergumam,

" Kenapa aku jadi tambah grogi dan dedegkan ya, duduk di samping Pak Satria? Aku ini kenapa? padahal biasanya juga kalau sama teman laki-laki aku biasa saja, uuchhh. "

Aku pun meminta ijin untuk ke toilet, untuk menenangkan kan hatiku yang semakin degdegkan.

" Pak, maaf saya mau ke toilet sebentar, " ucapku ijin dengan Pak Mirza.

" Iya mb, jangan lama-lama keburu pesanannya datang ya, " balas Pak Mirza sambil melihat hpnya.

Akupun segera menuju ke toilet, di dalam toilet aku mencuci tangan ku dan sambil menghela nafas aku menenangkan hati dan fikiranku.

Kemudian aku keluar dari toliet, tak lama aku membuka pintu …..

'Craassshhh.. ahhhh.. duuhhhh… cuuupp'

Aku terjatuh, ada rasa dingin di bibirku seakan ada yang menempel dan aku pun perlahan membuka mata. Ternyata iya bibir ku sudah mendarat di bibir seorang laki-laki dan posisi badan ku di atasnya dia.

Aku terdiam sesaat, segera berdiri dan ternyata itu Pak Satria.

Aku hanya terdiam,bingung, dan entahlah gimana hati menjadi semakin kacau.

" Ciuman pertama ku, ya ampun kenapa seperti ini? kenapa karena kecelakaan? Kenapa gak sesuai dengan harapan? kenapa gak dengan cinta pertamaku? " hatiku semakin bergumam, ada rasa sesal tapi ini kan kecelakaan.

" Mbak, Mbak, Mbak Senja, nggak papa? " ucap Pak Satria sambil melambaikan tangannya tepat di depan mataku.

Aku pun tersadar dan segera aku menjawab dengan terbata-bata bercampur rasa malu.

" Nggakak papa Pak, maaf saya gak lihat bapak. "

Dan aku segera menuju ke meja, sedangkan dengan santai Pak Satria masuk ke toilet. Aku heran melihat Pak Satria yang santai seperti tidak terjadi apa-apa.

Sesampainya di meja aku hanya diam memikirkan kejadian tadi sambil mengusap pelan bibirku dengan

tangan kananku.

" Disini masih sama seperti dulu ya mb suasana nya enak " terdengar suara Pak Mirza yang membuyarkan lamunanku.

" Ehm, iya Pak, " balasku dengan tebata-bata.

Tak lama aku melihat Pak Satria menuju meja, rasa hatiku semakin gak karuan, degdegkan, dan malu.

" Apa yang harus aku lakukan??? Aku harus bersikap gimana??? Kenapa dia tenang sekali?? " gumam ku di dalam hati.

……

Bagaimana kelanjutan mereka? Penasaran kan? Tunggu episode berikutnya ya….

🍂 Happy Reading 🍂

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

Like yang banyak buat kakak

2020-09-25

0

Ilham Rasya

Ilham Rasya

hadir thor💪💪😅

2020-09-17

0

🕯️

🕯️

semangatt kak
salam dari dipaksa arus kehidupan 😁

2020-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I Prolog
2 Bab 2 Prank
3 Bab 3 Kenangan Senja
4 Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5 Bab 5 Pak Satria
6 Bab 6 Perbincangan di Kafe
7 Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8 Bab 8 Dinner
9 Bab 9 Tentang Mimpi
10 Bab 10 Grup WA 'SK'
11 Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12 Bab 12 Terkejutnya Senja
13 Bab 13 Mas Yusuf
14 Bab 14 Jawaban Senja
15 Bab 15 Di Pantai
16 Bab 16 Kesedihan Senja
17 Bab 17 Di Kota Tua
18 Bab 18 Di Mall
19 Bab 19 Visualisasi
20 Bab 20 Kelucuan Senja
21 Bab 21 Soto Lamongan
22 Bab 22 Curhat
23 Bab 23 Makan Siang
24 Bab 24 Kecelakaan
25 Bab 25 Di Depan Kos
26 Bab 26 Mbok Mintel
27 Bab 27 Senja Yang Sakit
28 Bab 28 Klinik
29 Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30 Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31 Bab 31 Boleh Pulang
32 Bab 32 Kamar Kos
33 Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34 Bab 34 Berempat
35 Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36 Bab 36 Mbak Tiara
37 Bab 37 Kabar Duka
38 Bab 38 Kabar Pemakaman
39 Bab 39 Rumah Duka
40 Bab 40 Pemakaman
41 Bab 41 Opname Lagi
42 Bab 42 Pagi Yang Kocak
43 Bab 43 Ungkapan Hati
44 Bab 44 Perjalanan Pulang
45 Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46 Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48 Bab 48 Butuh Piknik
49 Bab 49 Surprise!!!
50 Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51 Bab 51 Rencana Liburan
52 Bab 52 Kabar Gembira
53 Bab 53 Senja dan Mas Satria
54 Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55 Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56 Bab 56 Membeli Hadiah
57 Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58 Bab 58 Kenapa Aku?
59 Bab 59 Terkejut!!
60 Bab 60 Persiapan
61 Bab 61 Begadang
62 Bab 62 Kesiangan
63 Bab 63 Persiapan OTW
64 Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65 Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66 Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67 Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68 Bab 68 Sampai Di Solo
69 Bab 69 Pagi di Hotel
70 Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71 Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72 Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73 Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74 Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75 Bab 75 Cerita Mas Satria
76 Bab 76 Alun-alun Solo
77 Bab 77 Kenangan
78 Bab 78 Wejangan Ajeng
79 Bab 79 Pagi Yang Hangat
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab I Prolog
2
Bab 2 Prank
3
Bab 3 Kenangan Senja
4
Bab 4 Ciuman Pertama Senja
5
Bab 5 Pak Satria
6
Bab 6 Perbincangan di Kafe
7
Bab 7 Kebersamaan Senja Dan Pak Satria
8
Bab 8 Dinner
9
Bab 9 Tentang Mimpi
10
Bab 10 Grup WA 'SK'
11
Bab 11 Do'a Ibu Untuk Senja
12
Bab 12 Terkejutnya Senja
13
Bab 13 Mas Yusuf
14
Bab 14 Jawaban Senja
15
Bab 15 Di Pantai
16
Bab 16 Kesedihan Senja
17
Bab 17 Di Kota Tua
18
Bab 18 Di Mall
19
Bab 19 Visualisasi
20
Bab 20 Kelucuan Senja
21
Bab 21 Soto Lamongan
22
Bab 22 Curhat
23
Bab 23 Makan Siang
24
Bab 24 Kecelakaan
25
Bab 25 Di Depan Kos
26
Bab 26 Mbok Mintel
27
Bab 27 Senja Yang Sakit
28
Bab 28 Klinik
29
Bab 29 Ruang Anggrek Nomer 2
30
Bab 30 Kejutan Di Pagi Hari
31
Bab 31 Boleh Pulang
32
Bab 32 Kamar Kos
33
Bab 33 Teman-teman Yang Baik
34
Bab 34 Berempat
35
Bab 35 Bahagia Itu Sederhana
36
Bab 36 Mbak Tiara
37
Bab 37 Kabar Duka
38
Bab 38 Kabar Pemakaman
39
Bab 39 Rumah Duka
40
Bab 40 Pemakaman
41
Bab 41 Opname Lagi
42
Bab 42 Pagi Yang Kocak
43
Bab 43 Ungkapan Hati
44
Bab 44 Perjalanan Pulang
45
Bab 45 Buket bunga dan Red Velvet Cake
46
Bab 46 Pesan Mbak Tiara Di Dalam Mimpi
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Sera?
48
Bab 48 Butuh Piknik
49
Bab 49 Surprise!!!
50
Bab 50 Hadiah Untuk Senja
51
Bab 51 Rencana Liburan
52
Bab 52 Kabar Gembira
53
Bab 53 Senja dan Mas Satria
54
Bab 54 Ide Dari Mas Satria
55
Bab 55 Perubahan Destinasi liburan
56
Bab 56 Membeli Hadiah
57
Bab 57 Ucapan Yang Terlambat dari Ibu Senja
58
Bab 58 Kenapa Aku?
59
Bab 59 Terkejut!!
60
Bab 60 Persiapan
61
Bab 61 Begadang
62
Bab 62 Kesiangan
63
Bab 63 Persiapan OTW
64
Bab 64 Perjalanan ke Solo Part. 1
65
Bab 65 Perjalanan ke Solo Part. 2
66
Bab 66 Perjalanan ke Solo Part .3
67
Bab 67 Perjalanan ke Solo Part. 4
68
Bab 68 Sampai Di Solo
69
Bab 69 Pagi di Hotel
70
Bab 70 Perjalanan Ke Rumah Sera
71
Bab 71 Pujian Mas Satria untuk Senja
72
Bab 72 Acara Pertunangan Sera Part 1
73
Bab 73 Acara Pertunangan Sera Part 2
74
Bab 74 Jalan-jalan ke Pantai
75
Bab 75 Cerita Mas Satria
76
Bab 76 Alun-alun Solo
77
Bab 77 Kenangan
78
Bab 78 Wejangan Ajeng
79
Bab 79 Pagi Yang Hangat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!